TUJUH

4.1K 457 47
                                    

Sorry for typo's

Happy reading..

🌸🌸🌸

"How the wind always reigns over the leaves, how bright always has power over darkness, and how fate always reigns over life."

🌸🌸🌸

¤¤¤

Dikata lelah, sudah tentu lelah. Dikata muak, sudah tentu dirasa. Namun, apa yang bisa ditolak dari takdir yang sudah tertulis rapi dengan segala konsekuensi. Ia mengerti mengeluhpun tak akan pernah berarti, sebab semua memang sudah sepatutnya terjadi.

Lalu, apa dia harus bersyukur atas segala kesakitan? Apa dia harus berterimakasih atas segala penderitaan? Ya, dia harus. Karena sudah sepatutnya demikian, jika tidak bersyukur dan berterimakasih maka apa yang bisa dia berikan pada Tuhan nya sebagai seorang hamba. Terlepas atas segala beban yang ditanggungnya, ujian ujian yang diberikan oleh Tuhan nya. Tuhan tidak tidur, tidak pula buta dan tuli. Maka yakinlah, yang telah terjadi hanya sebuah selingan sebelum kebahagiaan kekal diberi.

Dan lihatlah saat ini, dimana ia mulai dapat tersenyum tulus kembali. Ia mendapatkan binaran kebahagiaan yang teramat berarti, melalui seseorang yang mampu membuatnya merasa dimengerti. Meski, tak setiap kali ia butuh akan didatangi. Tetapi setidaknya, ia masih bisa merasa bahagia disela keterpurukannya.

"Aku tahu kau pasti begitu sibuk sampai tak mengunjungiku hampir sebulan penuh ini. Apa kau tahu, selama beberapa waktu terakhir aku menghabiskan waktuku dengan menonton film film mu ditemani Suho Oppa. Awalnya dia yang menawarkan untuk sekedar menjadi hiburan ketika aku bosan." Ucap Yoona disela ia mengunyah makanannya.

"Telan dulu makananmu baru bicara, nanti kau tersedak."

Buru buru Yoona menyelesaikan kunyahannya untuk segera menelannya. "Aku sangat menyukai salah satu film mu, yang disana kau berperan sebagai seorang penyelamat didaerah konflik. Sungguh kau terlihat begitu luar biasa, aku sampai tak menyangka jika aktor hebat itu adalah temanku."

Sehun tersenyum meneduhkan, sembari menyuapi Yoona kembali. Sudah sejak tiga puluh menit yang lalu mereka berada diCafe Rumah sakit untuk makan siang. Sehun dengan telaten menyuapi Yoona meski pada awalnya Yoona menolak karena merasa bisa makan sendiri, namun Sehun bersikeras untuk tetap melakukannya.

"Lain kali jika aku datang lagi aku akan membawakanmu DVD film atau drama ku untuk bisa kau tonton. Jadi sewaktu waktu kalau kau merindukanku kau bisa menontonnya."

"Uhukk.. Merindukanmu? Aku menontonnya hanya jika sedang merasa bosan saja, jadi tidak karena merindukanmu."

"Benarkah?" Tanya Sehun sembari menjawil pipi merona Yoona, "Mengaku saja jangan hanya bersemu karena malu seperti ini."

Gerakan Yoona menjadi salah tingkah dihadapan Sehun, ia mencoba mengilah dengan ucapan retapi reflek tubuhnya menunjukan sebaliknya.

Tawa Sehun pecah menyaksikan betapa menggemaskan gadis dihadapannya ini, ia mengacak gemas rambut Yoona. "Sudah lupakan saja ucapanku tadi, sekarang kita kembali keruanganmu untuk isrirahat."

Satu bulan lebih Yoona berada dirumah sakit, bukan karena bunuh diri yang sempat ia lakukan melainkan karena alasan pemulihan kondisi kejiwaannya. Suho bersikeras untuk tetap menangani Yoona dirumah sakit dan menolak keras untuk membawa Yoona kembali keMansionnya.

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang