Sorry for typo's
Happy reading
🌸🌸🌸
"Jangan memilih jika diri tak mampu mempertahankan, jangan meminta jika tak yakin mampu menerima dengan sebenar benarnya, dan jangan memberi jika masih banyak niat terselubung yang menyertainya."
🌸🌸🌸
¤¤¤
Hanya hati serta jiwa pilihanlah yang selalu menerima ujian berkali kali, sebab Tuhan tak akan memberi cobaan melebihi kemampuan hambanya. Maka jika salah satu dari kita pernah merasakan cobaan itu berulang kali, maka itu bisa jadi kita adalah hamba pilihan Tuhan. Meski pada dasarnya semua hamba sama derajadnya dihadapan Tuhannya, tetapi setiap hamba tetap memiliki perbedaan dalam ketangguhannya.
Ribuan helai daun berpijak pada tangkai yang berbeda beda, meski tetap pada satu pohon yang sama. Dari semua itu akan ada daun yang akan dengan mudah terjatuh akibat angin, ada pula yang hanya selalu bergerak seirama ketika angin datang menyapa. Pada dasarnya, semua itu memiliki kekuatan, kemampuan, serta ketangguhan masing masing.
-
Serumit pintalan benang pada sebuah gulungan, pikiran Sehun saat ini seperti itulah. Ia pengap dengan apa yang tengah terjadi saat ini. Disatu sisi Sang kekasih tercinta, dan disisi lain ada ibu yang telah melahirkannya.
Meski seharusnya tanpa perlu lagi pertimbangan disini Sehun tahu harus memihak pada siapa. Namun tetap saja, kemarin ia merasa seklumit rasa bersalah hinggap pada sudut hatinya ketika ia berucap kasar pada sang ibu. Tapi bukankah itu memanglah pantas didapatkan atas segala kekejian ibunya.
Dengan kesungguhan hati Sehun berinisiatif menemui Song Yoon Ah dan Yixing langsung kekediaman mereka. Sehun datang dengan membawa segala beban berat serta rasa bersalah, memang bukan dirinya yang berulah melainkan ibunya lah. Namun tetap saja, ia adalah anak dari wanita yang bertanggung jawab atas segala kesalahan tersebut.
Sekuat tenaga Sehun menguatkan diri, menebalkan wajah dari rasa malu. Ia tak tahu masih pantaskah ia menghadap kedua orang ini untuk saat ini.
Pintu dibuka oleh dua orang maid, ragu ragu Sehun menyusun langkah maju memasuki bangunan ini untuk kedua kalinya. Pertama kali ia melangkah ketempat ini untuk memulai sesuatu, sedangkan saat ini bisa jadi untuk mengakhiri sesuatu.
"Selamat siang Tuan, silahkan masuk. Maaf, Tuan ada perlu dengan Nyonya atau Tuan muda?" Tanya ramah salah satu maid yang membukakan pintu tadi.
"Saya ada perlu dengan keduanya." Jawab Sehun secukupnya.
"Baiklah, silahkan duduk. Saya akan memanggilkan Nyonya dan Tuan muda, permisi."
Satu, dua, tiga menit sampai hampir sepuluh menit barulah suara ketukan pada anak tangga terdengar. Menandakan sang empu dari rumah ini telah datang untuk menemui Sehun.
"Sehun, mengapa tidak memberitahu jika hendak datang. Maafkan aku tadi sedikit lama untuk turun." Ini adalah sambutan yang sebenarnya sama sekali tak sehun duga sbelumnya.
Tapi disini hanya ada Song Yoon Ah yang kini telah duduk manis pada sofa dihadapan Sehun, sedangkan Yixing entah kemana pria muda itu.
"Tidak apa apa Madam." Senyum hangat dari wanita dihadapannya menular juga pada Sehun, sehingga ia juga menampilkan senyum hangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN
Fiksi PenggemarBukan kehidupan seperti ini yang aku inginkan, bukan pula cara seperti ini yang aku perlukan. Tetapi hanya bebas, bebas dan bebas yang aku butuhkan. -Im Yoona Sekelam kelamnya jiwaku, tetap masih tersisa setitik cahaya terang dalam hatiku. Cahaya ya...