Sorry for typo's
Happy reading
🌸🌸🌸
"Dibalik keelokan rupa serta keharuman aroma, setiap bunga pasti memiliki sisi buruknya."
🌸🌸🌸
¤¤¤
Tak ada manusia terlahir dengan segala kesempurnaan sejati, semua terlahir sama. Sebagai makhluk Tuhan yang suatu saat akan kembali lagi pada-Nya. Sempurna yang nampak oleh mata justru terlihat biasa saja dihadapan sang Pencipta, sebab sesempurna apapun yang dianggap oleh manusia hanyalah sebuah salah penuh celah bagi-Nya.
Bahagia tak lantas akan abadi selamanya, menderita juga tak akan bertahan tanpa ada hentinya. Semua telah diatur, telah disusun dengan sedemikian rupa oleh-Nya.
Tawa riang diselingi candaan yang biasanya terjadi diruang keluarga, untuk saat ini tak ada. Entah hal apa penyebabnya, tetapi yang pasti keadaan sedang tak baik baik saja. Terlihat dari Davenny yang terus saja mengeluarkan air matanya serta isakannya sembari memeluk Sehun dari sisi kiri.
Vilneria mungkin sedikit memahami keadaan sehingga ia memilih duduk diam tanpa banyak bicara seperti biasanya, sedangkan Fafelyna diam terpaku memandang takut pada setiap orang disekitarnya. Duduknya cukup berjarak dengan Yoona yang tengah tergugu dalam tangisnya.
Sekilas wajah Sehun terlihat memerah, tak jelas apa penyebab yang sebenarnya. Yang pasti nafasnya sedikit tak teratur dengan dada yang mengembang mengempis dalam tempo waktu cepat.
Kemungkinan besarnya, baru saja terjadi sebuah perdebatan dalam ruangan ini. Sehingga semua penghuninya memiliki beragam respon yang berbeda beda.
"Dad." Suara serak Davenny memanggil sang Ayah. "Kumohon jangan memarahi Mommy seperti tadi lagi, aku sama sekali tak menyukainya."
"Dav."
"Sekarang lihatlah bagaimana Mommy sangat ketakutan, kumohon jangan lakukan lagi."
"Aku tak akan marah jika saja dia tak berbuat sejauh ini, apa yang telah diakukannya salah. Aku hanya mencoba membawanya kembali pada jalan dimana ia berada seharusnya, aku tak ingin ia semakin jauh salah dalam mengambil langkah."
"Aku tahu, tetapi bukan dengan cara seperti tadi. Bahkan sampai Daddy menampar Mommy, terlebih itu dihadapan kami bertiga."
Secercah rasa bersalah menghinggapi mata Sehun ketika ia menatap pada Yoona yang tak henti hentinya mengeluarkan air mata dengan tangis pilunya. Yoona duduk dengan bahu bergetar beserta tangan menelungkup menutupi wajahnya yang basah. Istri yang selama ini ia jaga dengan segenap kelembutan pada akhirnya harus menerima kekasarannya dalam bentuk sebuah tamparan, percayalah hal seperti itu tak pernah sedikitpun terbesit dalam benak Sehun sebelumnya.
Meredam setelah berkobar adalah satu satunya cara terbaik agar tak semakin menjadi diwaktu selanjutnya. Menghela dan menghembuskan nafas teratur membuat Sehun sedikit bisa mengontrol emosinya beberapa saat lalu, syaraf yang awalnya menegang kini mulai sedikit lunak. Ia berusaha untuk kembali pada pribadi seorang Oh Sehun yang penyabar dalam menghadapi sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN
FanficBukan kehidupan seperti ini yang aku inginkan, bukan pula cara seperti ini yang aku perlukan. Tetapi hanya bebas, bebas dan bebas yang aku butuhkan. -Im Yoona Sekelam kelamnya jiwaku, tetap masih tersisa setitik cahaya terang dalam hatiku. Cahaya ya...