DELAPAN

3.9K 458 60
                                    

Sorry for typo's

Happy reading

🌸🌸🌸

"Kelopak bunga terbuka sesuai waktu, kembali kuncup pun mengikuti waktu, hingga ia layu pun tak luput dari waktu."

🌸🌸🌸

¤¤¤


Menjadi lemah bukanlah keinginan seseorang, menjadi kuat dan berkuasa juga tidak semua orang menyukainya. Yang pasti manusia hanya makhluk yang tak pernah merasa cukup untuk segala sesuatunya, selalu tamak seolah dunia ada dalam kendali genggamannya. Manusia akan meminta berlian ketika diberi perunggu, lalu masih akan meminta perunggu ketika diberi berlian. Sifat ketamakan yang memuakan, tak ayal membuat Tuhan sesekali mengingatkan.

Maka wahai para manusia yang masih berhati serta berbudi, mengertilah hidup adalah skenario Tuhan yang tak mungkin kita tolak dan hentikan. Jangan berulah seolah kau yang paling hebat dengan segala kuasa, karena ingatlah diatas langit masih ada langit yang sewaktu bisa runtuh menimpa langit dibawahnya.

Sudah banyak waktu yang Song Yoon Ah gunakan untuk memikirkan nasib Yoona yang kini tengah menjadi pembahasan publik. Ia mengerahkan seluruh kekuasaannya untuk mengendalikan keadaan, namun ia juga masih harus memikirkan keputusan apa yang lebih baik bagi Yoona kedepannya.

Tak mungkin jika seumur hidup Yoona hanya terus menerus terkekang, ia tak pernah menginginkan hal itu sungguh tak pernah. Namun keadaan terlampau kejam hingga membuatnya harus berlaku demikian, ia terpaksa mengurung putrinya sendiri. Ibu mana yang tega untuk hal demikian, tapi lagi lagi keadaan, keadaanlah yang memaksanya. Keadaan yang tak pernah orang lain ketahui juga tak pernah ia berniat orang lain untuk mengetahui.

"Bagaimana? Apa semua sudah terkendali?" Tanyanya kepada Yixing yang telah kembali dari China, mereka berdua duduk berhadapan namun tak saling bertatapan.

"Kita bisa menghentikan berita berita yang hendak dikeluarkan, tapi tentu kita tak bisa menghapus ingatan masyarakat tentang berita yang telah tersebar sebelumnya. Jadi kita harus mengambil tindakan yang akan mengamankan posisi Yoona Mom."

"Apa kau sudah memiliki rencana untuk itu? Atau setidaknya orang orangmu bisa mengatasinya dalam waktu dekat ini."

Yixing memijat pangkal hidungnya dengan mendongak keatas, "Kufikir ini sudah saatnya."

Dahi wanita yang semakin terlihat anggun diusia setengah abadnya itu mengerut, matanya menatap penuh tanya pada Yixing.

"Kita publikasikan Yoona sebagai anggota dari keluarga Im."

"Tidak!!" Tolak Yoon Ah kuat. "Apa yang kau fikirkan sampai sampai hendak mengambil keputusan sebesar itu, kau tahu berapa banyak usaha yang telah aku lakukan untuknya selama ini. Dan apa kau sadar betapa Yoona sudah tersiksa untuk semua itu selama ini, bagaimana mungkin kau justru berniat untuk menghancurkan itu semua dalam seketika." ucapnya pelan sembari menatap dalam dalam mata putra sulungnya.

Yixing menjambak rambutnya sebagai pelampiasan rasa frustasinya, "Lalu apa? Bagaimana? Tak mungkin bukan jika Yoona terus terusan hidup seperti itu, aku sudah tak mampu lagi melihatnya terus menderita. Ia berhak bahagia Mom, ia berhak." Mata Yixing memerah entah karena amarah atau kepedihannya akan sang adik. "Kita dekat dengannya, tapi dia selalu merasa kita begitu jauh dari jangkaunnya selama ini."

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang