Sorry for typo's
Happy reading
🌸🌸🌸
"Seseorang menjadi rapuh bukan karena ia lemah, melainkan karena hatinya yang telah berubah menjadi lebih perasa."
🌸🌸🌸
¤¤¤
Jalanan yang nampak datar dan biasa saja menjadi begitu mengagumkan bagi Yoona. Bangunan bangunan tinggi menjulang yang terlihat lumrah berubah langka menurut pandangan Yoona. Bahkan semua, semua objek yang biasa ditemui akan menjadi begitu special untuk Yoona.
Tak ada yang salah jika memang demikian, tak ada pula yang keliru jika memang Yoona nampak kekanakan. Karena ia memang bukanlah gadis yang memiliki hidup normal selayaknya gadis seusianya, ia berbeda tetapi perbedaan itu istimewa. Ia yang hanya selalu menatap dinding beserta langit langit kamarnya kini bisa menatap luasnya kota bersama langit yang sesungguhnya. Suasana baru, orang orang baru, pengalaman baru, kegiatan baru, kini semua terasa berbeda dan tentu lebih terasa menyenangkan baginya.
Tanpa penyamaran yang biasanya ia lihat pada Sehun ketika berada diluar ruangan, kini ia menatap dengan senyum lebar kearah Yixing. Tak banyak yang berubah pada kakaknya itu, ia masih ingat betul bagaimana wajah itu yang tetap nampak sama kecuali mulai timbulnya garis garis ketegasan seiring bertambahnya usia.
Meski ia sering kehilangan kendali atas dirinya, namun ia tak pernah kehilangan ingatannya ketika ia berada pada keadaan normal normal saja. Tapi satu hal yang tak pernah habis ia fikirkan ketika dalam keadaan sadar, hal dimana ia yang tak pernah ingat sedikitpun tentang Ayahnya. Tak tau mengapa, dan tak tau karena apa. Karena yang ia ingat hanya keberadaan ibu dan kakaknya semata tidak ada yang lainnya. Yang sekarang bertambah, karena ia bisa mengingat Sehun juga Suho yang selalu merawatnya.
"Oppa, aku ingin kita jangan menggunakan mobil lagi. Aku lebih suka berjalan kaki seperti ini saja, karena semuanya lebih terlihat nyata dan dekat." Mata indahnya menatap penuh binar pada Yixing.
Usapan lembut mendarat pada kepala Yoona, yang disertai kecupan ringan. "As your wish dear."
Yoona mengeratkan pelukannya pada lengan kokoh Yixing, dengan masih tetap melanjutkan perjalanan mereka disepanjang trotoar yang dikelilingi toko juga cafe cafe ternama. "Apa tidak ada tempat lain yang bisa aku tempati selain rumah sakit?"
Dahi Yixing mengerut mencerna ucapan Yoona, untuk selanjutnya ia faham kearah mana pembicaraan itu. Sungguh, ia tak tahu harus menjawab seperti apa namun mau tidak mau ia harus menjawabnya bukan?. "Nanti aku coba tanyakan pada Mommy, apakah kau sudah bisa dibawa pulang kerumah atau belum."
Sontak Yoona menghentikan langkahnya, ia mendongak menatap Yixing dengan tidak suka, "Aku tidak mau jika kembali kerumah lagi."
"Kenapa?"
"Aku tidak mau, aku tidak suka kembali ketempatku yang sebelumnya." Ucapnya tegas dengan gelengan kepala kuat. "Dari pada harus kembali kerumah, aku akan lebih memilih berada dirumah sakit seumur hidupku."
Perlahan namun pasti Yixing tahu apa yang menjadi alasan Yoona menolak untuk kembali kerumah. Ya, Yoona pasti takut akan kembali dimasukan kedalam kamar yang sempat Yoona anggap sebagi tempat abadinya. Ia sesungguhnya tak pernah tega ketika Yoona harus terkurung didalam ruangan itu, tetapi keadaanlah yang memaksanya harus tega melihat itu semua.

KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN
FanfictionBukan kehidupan seperti ini yang aku inginkan, bukan pula cara seperti ini yang aku perlukan. Tetapi hanya bebas, bebas dan bebas yang aku butuhkan. -Im Yoona Sekelam kelamnya jiwaku, tetap masih tersisa setitik cahaya terang dalam hatiku. Cahaya ya...