Sorry for typo's
Happy reading
🌸🌸🌸
"Apa yang nampak oleh mata tak selalu terlihat nyata, ada kalanya ilusi yang membawa fatamorgana."
🌸🌸🌸
¤¤¤
Membenci tak lantas akan membuat lupa, menghindari tak lantas akan membuat sirna. Jangan melakukan kedua hal itu jika tak ingin semakin dikejar masa lalu, kita hanya perlu menghadapi sembari menunggu untuk akhir yang lebih baik lagi kedepannya. Dengan menghadapi maka kita akan tahu sejauh mana salah yang pernah ada dimasa lampau, dengan menunggu maka kita akan tahu berapa waktu yang kita butuhkan untuk menghapus kenangan buruknya.
Life must go on rigth? Jadi bukan dengan menjadi pengecut cara kita menangani masalah, tetapi menjadi pemberani untuk mendapati masa depan yang jauh lebih baik lagi.
Masa depan idaman, masa depan yang nyaman. Sapa yang tak menginginkan semua itu. Sama seperti kita semua, Yoona yang juga manusia biasa tak pernah tak menginginkannya juga. Ia hidup sejak awal sudah terlalu keras, maka yang menjadi keinginannya hanya bisa hidup layak semestinya yang patut ia dapat.
Ibarat kaki yang telah berlari puluhan kilo meter, tentu rasa sakit, lelah, lemah tak dapat dihindari lagi. Ia butuh istirahat, mendapat penawar yang meringankan.
Tengah malam membawa pekatnya sang angkasa, titik titik cahaya bintang yang disertai pancaran bulan tak mampu mempiaskan kegelapan. Hanya remang beserta derik suara hewan malam yang sedikit membuat suasana hidup. Para penghuni rumah telah lelap dalam buaian alam mimpi yang tenang tanpa terusik.
Meski demikian tak lantas membuat Yoona juga ikut memejamkan mata, mengistirahatkan tubuh lelahnya. Ia memilih duduk pada kursi santai ditepi kolam belakang rumah, ditemani secangkir kopi dan semilir angin musim semi.
Deretan lampu tamam membuat sekitarnya tak terlampau gelap, sehingga tak ada rasa takut baginya berada disini tengah malam sendirian. Gelap memang tak nampak, tetapi hening sangatlah terasa disini. Suara serangga yang beberapa saat lalu berderik kini tak terdengar lagi, membuatnya seolah menjadi satu satunya makhluk penghuni disini.
Pikirannya tak mampu kembali tenang, selepas perbincangannya dengan Davenny sehabis makan malam tadi. Otaknya berkecamuk berbagai hal yang entah mengapa demikian. Berada disini dalam ketenangan ia berharap bisa sedikit mengurangi kepeningan dikepalanya.
Sebenarnya bisa saja ia mengurangi bebannya dengan bercerita pada Sehun, tetapi nyatanya ia cukup tahu untuk tak selalu membagi bebannya pada pria tercintanya itu. Baginya Sehun telah cukup banyak menjadi tameng atas segala bebannya, jadi untuk kali ini biarlah ia bergelut dengan perasaan pun pikirannya seorang diri.
"Aku berharap kali ini Mommy tak akan marah atas apa yang telah aku lakukan tadi siang."
"Apa yang kau lakukan?"
"Aku pergi ketoko buku bersama Cio Oppa, dia menemaniku atas perintah grandma."
"Ka-kau.."

KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN
FanfictionBukan kehidupan seperti ini yang aku inginkan, bukan pula cara seperti ini yang aku perlukan. Tetapi hanya bebas, bebas dan bebas yang aku butuhkan. -Im Yoona Sekelam kelamnya jiwaku, tetap masih tersisa setitik cahaya terang dalam hatiku. Cahaya ya...