DUA PULUH

3K 316 111
                                    

Sorry for typo's

Happy reading

🌸🌸🌸

"Oh kasihku, kau adalah pelengkap kisahku, dan hanya kaulah yang selalu mampu mengalihkan kesuhku."

🌸🌸🌸

¤¤¤


Mempercayai--Dipercayai, Meyakini--diyakini. Adakah yang berlaku demikian? Tentu saja. Jika kalian tak pernah dipercayai orang lain setidaknya kalian pasti pernah mempercayai orang lain, begitupun sebaliknya.

Hidup bukan tentang kita sendiri, bediri, mandiri, tetapi tentang bagaimana hidup bersama tanpa saling menjadi duri. Dalam artian, berdampingan dengan tidak saling menyakiti. Lantas sudahkah kita hidup tanpa saling menyakiti pun menghianati? Jawabannya 'Tidak'. Sebab tak mungkin kita hidup tanpa celah pun salah, manusia tetap manusia. Makhluk pecinta prahara nan dosa.

Mempercayai seseorang yang memang telah lama kita yakini tentu sebuah hal tak bisa diabaikan juga diremehkan. Seringkali kita baru bertindak atas apa yang dikatakan orang tersebut, kita baru bergerak atas komando orang tersebut. Lalu bagaimana jika semua pada akhirnya berakhir dengan sesuatu yang tanpa diduga dan disangka.

Rambut yang terikat akan nampak rapi, namun ketika ikatan itu lepas dengan tiba tiba maka apa yang terjadi? Semua akan menjadi berantakan tak teratur seperti semula.

Seperti itulah yang terjadi ketika sebuah kepercayaan dengan tanpa aba aba dipatahkan, maka semua akan hancur meninggalkan sisa berupa serpihan yang jika disentuh hanya akan menggores luka.

Menaruh kepercayaan bukan hal mudah, perlu kita ketahui tak bisa dengan tergesa pun tanpa perhitungan. Seorang atasan pada anak buahnya, seorang guru pada muridnya, seorang pedagang pada pelanggannya, sepasang orang tua pada anaknnya dan tak lupa seorang anak pada orang tuanya.

Sosok luar biasa Ayah selalu menjadi panutan dari putri maupun putranya, sosok penuh kasih ibu selalu menjadi tempat pulang ternyaman bagi putra putrinya.

Hal itu pula yang juga selalu Sehun terapkan. Ia begitu mengidolakan sang Ayah, dan bersandar atas segala hal pada sang ibu. Namun waktu terus berjalan merubah segala kemungkinan, dari yang terencana sampai yang tak terduga.

Sekuat apapun menekan guna menyembunyikan kenyataan bukanlah sebuah pilihan. Setiap hal sudah tercipta dengan kemampuan melewati celah untuk menampakan diri tanpa halangan.

Kini Ia tengah berdiam didepan sebuah pintu yang dahulu selalu menjadi tempat dimana ia masuk tanpa beban. Namun berbeda dengan saat ini, untuk melangkah ia tak cukup menginginkan. Bukan karena ia tak suka pada tempat ini, tetapi ia tak menyukai seseorang dibaliknya.

Pada bel pertama pintu segera terbuka lebar, menampakan dua orang maid yang menunduk dalam namun tetap memberi ucapan selamat datang.

Hingga sekarang sampailah ia pada ruangan yang menjadi poros utama rumah ini, menunggu sejenak sebelum sebuah permainan special akan dimulai.

"Akhirnya kau pulang sayang." Sapaan itu mengalun lembut, tetapi justru membuat tangan Sehun mengepal. "Kukira kau sudah lupa jalan untuk kerumahmu sendiri." Itu candaan, tetapi tak berarti apapun bagi Sehun.

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang