EMPAT BELAS

3.1K 366 61
                                    

Sorry for typo's

Happy reading

🌸🌸🌸

"Tak banyak yang bisa kuucap melalui sebuah kata, namun mengertilah jika selama ini telah terlampau banyak yang telah kuungkap melalui sepasang mata."

🌸🌸🌸

¤¤¤

 

Masa yang indah sudah sepatutnya akan menemui akhir, dimana semua akan kembali sesuai dengan jalan takdir. Jika sudah demikian jangan megadu pada siapa siapa selain pada-Nya, sebab semua adalah kuasa-Nya.

Setiap perjalanan sudah pasti menemui tujuannya, meski seringkali harus melewati ribuan rintangan yang memuakan. Namun dari itu semua sudah pasti akan didapat segelintir pelajaran yang dimuliakan.

Bagai ombak yang hanya bisa mengikuti angin, begitulah yang saat ini terjadi pada diri Song Yoon Ah. Ia yang dahulu selalu percaya jika semua akan baik baik saja kini hanya bisa menatap sang permata dalam relung duka.

Ia dapat merengkuhnya, namun mungkin saja ia tak bisa melindunginya. Tembok baja yang pernah ia bangun, kini perlahan terkikis gerusan angin yang semakin kencang bertiupan. Hingga semua pada akhirnya akan menjadi tanpa sekat yang dapat mengikat hingga memberikan selamat.

Dekapannya bertambah erat seiring air mata yang tak henti mengalir saling bertubrukan. Isakan tertahan terasa menyesakan hingga membuatnya tersedu sedu didalam relung yang tak bisa ia ungkapkan.

"Mom.."

Panggilan lembut yang semakin mengoyak hati lemahnya, hingga membuatnya tak kuasa lagi untuk menyembunyikan isakannya.

"Mom.."

Lagi, dan itu semakin menambah luka dihati juga sanubari.

"Sebentar sayang, biarkan Mommy memelukmu untuk beberapa saat lagi." Ucapnya susah payah dengan suara gemetar. "Mommy sangat merindukanmu."

Hanya pasrah mengikuti keinginan ibunya yang bisa Yoona lakukan, meski sebenarnya muncul rasa ingin tahu atas apa yang terjadi hingga membuat ibunya seperti ini.

Tanpa pemberitahuan sebelumnya, tiba tiba pagi setelah bangun tidur Yoona dijemput oleh orang suruhan ibunya. Bahkan sampai sampai ia tak sempat membenahi penampilan acak acakannya saking terburu buru.

Sehun saja tak tahu, sebab ia telah pergi kelokasi syuting setengah jam sebelumnya. Dan sebenarnya pagi ini ibu Sehun berencana akan menjeput keapartemen untuk mengajaknya jalan jalan. Namun semua itu terpaksa harus digagalkan, karena jemputan yang datang justru dari ibunya.

Terlebih yang membuat Yoona bingung adalah sambutan dari ibunya ketika ia baru saja memasuki rumah dimana ia dulu pernah terkurung disalah satu ruangannya. Ketika kakinya baru saja melangkah memasuki pintu, pelukan erat yang kemudian disusul oleh tangisan ia dapatkan.

Setelah beberapa saat melepas apa yang akhir akhir ini menyesakan dadanya, Song Yoon Ah melepas pelukannya. Namun kini tangannya berpindah untuk merangkum wajah milik putrinya. "Bagaimana kabarmu sayang?" Meski sulit Song Yoon Ah mencoba tersenyum meski sembab dengan jelas mengiasi matanya.

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang