"Kak Kevin"

58 23 1
                                    

Entah sampai kapan aku akan terus menggapaimu,walau sulit. Tapi tak akan ada yang tahu kapan aku menghentikan langkahku untuk mengejarmu.

***

"Eh ndi lo jadi nginep di rumah gue kan tar malem?" Tanya Juhri memastikan.

"Ya jadilah masa gak jadi. Nih liat ni gue udah nyiapin pertanyaan yang mau gu hapalin dulu."

"Yeuh segitunya lo, mau nanya mah langsung aja kali gak usah ngapalin tulisam berlembar-lembar gitu. Yang jawab aja capek ndi..ndi" merasa aneh dengan sikap temannya.

"Biarin sih, biar gue gak lupa." Ucap Hendi menimpali.

"Ngomong-ngimong nih ta ndi, lo kapan nulis begituan,gue dari tadi gak liat lo nulis. Dan lo mau nginep dirumah Juhri?" Luthfi yang penasaran pun bertanya.

"Iya gue mau nginep sehari dirumahnya si Juhri, lo mau ikut gak? Dan ini gue nulis tadi waktu kita dikantin, lo kan bedua makan mulu sampe gak liat gue lagi ngapain." Dengan wajah sedikit sebal.

"Hehehe iya maap keasikan makan baso gue tadi. Emm gue kayaknya gak bisa ikut lo berdua deh buat nginep kerumahnya Juhri. Gue mau nemenin bokap gue nonton JP, maaf ya"

"Iye gak papa" jawab Hendi singkat namun dimengerti Luthfi.

Lutfi sudah melepaskan rasa sukanya terhadap Ara,ia tak ingin mengingat rasa itu,dan kini ia akan terus mendukung Hendi dan mensuport Hendi agar bisa bersama dengan Ara.

***

Dijalan menuju rumah Kak kevin..

"Riii ayo buruan ntar Kak Kevinnya pergi,lama amat sih lo kayak cewek aja dandannya sebulan"

"Iye maap elah,lo kayak ibu-ibu bawel" Juhri membalas ucapan Hendi.

"Yeeuh gue mah bukan ibu-ibu kali salah lo" Hendi mengelak.

"Trus apa kalo buakan ibu-ibu?"

"Tante-tante ciinn" sambil menepukkan tangan centilnya ke Juhri.

"Ih apa sih lo pegang-pegang gue segala,geli gue liatnya." Juhri bergidik ngeri.

"Hahahahaha"Hendi tertawa puas.

Karna tertawanya itu ia kini tak melihat Juhri ada disampingnya,lalu ia menengok ke belakang,didapatinya Juhri seperti orang yang celingukan melihat sebuah rumah klasik berwarna coklat yang amat sedap dipandang mata.Hendi pun menghampiri dimana Juhri berada.

Ploookk.. " Lo ngapin berenti disini,emang udah nyampe?" Hendi menepuk pundak Juhri.

"Yeeuh lo sih ketawa mulu,udah ni udah nyampe. Tapi ada orang gak yak kok kayaknya sepi banget." Ucap Juhri.

"Coba aja kita kotok pintunya" Hendi berbicara sambil berjalan menuju pintu rumah.

Tiiingg..tooongg...
Tingggg..toong..

"Iya sebentar." Terdengar suara seorang lelaki dari dalam rumah.

"Ehh Juhri,ada apa malem-malem?" Tampak seorang lelaki muda nan tampan berbadan tinggi tegak dan kulit coklat sawonya terligat sudah mengenali Juhri.

"Eemm gini ka saya mau nganterin temen saya mau tanya-tanya dia katanya sama kakak."

Juhri berbicara sambil sesekali menengok ke Hendi diikuti dengan Kak Kevin yang juga menengok ke arah Hendi dan hendi hanya bisa tersenyum canggung.

"Oh yaudah yuk sini masuk,didalem aja kita ngobrolnya kebetulan lagi sepi rumahnya cuman saya sendiri doang,ayo silahkan." Dengan gaya sopannya kak Kevin mempersilakan keduanya memasuki rumah.

"Iya terimakasih kak." Hendi dan Juhri berjalan masuki rumah.

Satu jam berlalu..

"....---Oh jadi begitu ya kak,oke deh kak terimakasih banyak ya kak,eh tapi kakak jangan kasih tau kak Ani ya kak tentang ini apalagi kak Ara." Pinta Hendi.

"Iya tenang aja aman kok sama saya mah." Dengan senyum khasnya ia sedikit tertawa.

"Eemm ya udah kak udah malem juga kita berdua pamit pulang ya ka." Ucap Juhri berpamitan.

"Oh iya,silahkan." Sambil bangkit dari duduknya

***

K

eesokannya disekolah,Hendi berniat ingin meminta bantuan kak Kevin untuk menjadi mak comblangnya dengan Ara.

***

"Kak Kevin,kak tunggu" Hendi memanggil Kak Kevin dari kejauhan,menghampiri sambil berlari kecil.

Kak kevin segera membalikkan badannya ketika mendengar ada suara yang memanggil namanya.
"Ya ada apa Ndi ?"

"Saya mau ngobrol sebentar sama kakak,kakak ada waktu gak ?"

"Oh ya boleh,kapan ?"

"Ya kalo bisa sih sekarang ka."

"Oh ya udah kita ngobrol di kursi taman sana aja ya ." Sambil menunjuk kursi kosong berhadapan dengan dihalang dengan meja panjang berwarna kuning.

"Oh iya ka."Mereka berjalan beriringan.

"Jadi ada apa nih sebenernya,mau nanya-nanya Ara lagi ?" Ucap Kak Kevin membuka pembicaraan.

"Gak ka saya cuman mau nyampein amanah pak Fakhri guru agama,katanya kakak nanti akan mengikuti perlombaan menghafal al-qur'an antar sekolah. Dan kakak terpilih menjadi wakil dari sekolah ini." Hendi belum berbicara maksud dan tujuan ia memanggil kak Kevin.

"Oh gitu,alhamdulilah. Eh tapi kenapa pak Fakhri gak bilang langsung kesaya ?"

"Soalnya beliau ada sedang pergi mencari lokasi untuk study tour katanya ka,dan ia akan memakan waktu satu sampai dua minggu. Jadi beliau meminta saya untuk menyampaikan amanah ini ke Kakak." Dengan nada suara terburu-buru tidak seperti biasanya

"Eemm begitu ya,ya udah deh makasih ya ndi infonya. Eh kok kamu tadi ngomongnya buru-buru gitu mau kemana emang ?"

"Gak kak gak kemana-mana,eh tapi kak saya mau minta bantuan kakak,tentang Ara juga sih,hehehe. Jadi gini....----"

☕☕☕

Entah sampai kapan aku akan tetap terus menggapaimu walau sulit. Tapi tak akan pernah ada yang tau kapan aku menghentikan langkahku untuk mengejarmu.

Maybe Not You (TAMAT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang