Tiinnn...tiiinnn..tiinn..
Suara riuh kota seakan menjadi melodi hati Hendi yang sedang kalut dengan keadaan dan situasi yang sedang sangat tidak bersahabat baginya.Pasalnya saat Hendi ke Rumah Sakit,ia tak mendapatkan Mita telah sadar dari tidur panjangnya.
Mita masih terbaring lemah diranjang,dan tak kunjung sadar.
'Apakah ia tak tahu kalau ada orang yang sedang benar-benar sedang menantinya untuk membuka matanya?, apakah ia tak tahu kalau ada orang yang sangat merindukan tawa canda dari seorang Mita Adina.'
Ucap Hendi dalam hati seraya menyesali dirinya dimasa lalu,kenapa ia tak pernah ada saat orang yang sangat berharga dalam hidupnya sedang menderita seorang diri.Kini pikirannya sedang entah kemana,Hendi memutuskan untuk pulang supaya mengistirahatkan dirinya agar beban dalam hidupnya sedikit bisa ia lupakan sejenak.
"Eh den Hendi udah pulang den,Ibu aden baru aja pulang." Ucap pak Sofri sambil membukakan pintu gerbang rumah Hendi.
"Ibu udah pulang pak,kapan?" Tanya Hendi setelah memarkirkan mobilnya digarasi dan menghampiri pak Sofri.
"Iya den,Ibu aden tadi kalau tidak salah sekitar satu jam yang lalu deh den." Pak Sofri sambil mengingat-ingat sebentar.
"Oh ya udah Pak,Hendi masuk dulu ya pak?."
"Iya den silahkan,manggo." Ucap Pak Sofri sambil memberi jalan untul Hendi dan menunjukkan arah jalan menggunakan ibu jarinya dengan sangat sopan.
"Assalamu'alaikum Bu,Ibu dimana.?"
Hendi sembari memasuki rumahnya."Wa'alaikumsalam nak,sini Ibu lagi nonton TV !." Sahut Ibunya Hendi.
Hendi menghampiri Ibunya,bukan hanya Ibunya saja ada Hengky ayah Hendi dan juga Ranti yang kelihatannya sedang sangat serius sekali.
"Ada apa Pah,Bu,Teh.?" Tanya Hendi yang memang merasa bingung.
"Coba sini Ndi,kamu duduk samping mamah sini." Sambil menepuk-nepuk bangku yang masih kosong disamping kanannya.
"Em." Hendi hanya menganggukkan kepala.
"Kamu dari mana,kok baru pulang?" Tanya .Mona sambil mengelus lembut kepala Hendi.
"Aku dari Rumah Sakit Bu,nengokkin Mita." Jawabnya sambil menampakkan senyum tak berarti.
Mona merasakan bagaimana perasaan putranya saat ini,ia membayangkan apa yang akan terjadi pada putranya setelah mengetahui kebenaran akan permintaam Mita kepada Hendi.
"Bu..Ibu kok diem aja sih?" Panggil Hendi sambil menepuk-nepuk tangan Mona yang sedang melamun.
"Eeh iya maaf tadi Ibu ngelamun ya.?"
"Iya Ibu ngelamun tadi,kenapa Ibu sakit?" Tanya Hendi Khawatir.
"Enggak Hendi Ibu kamu sehat kok,tadi mungkin dia lagi berfikir kok anaknya yang satu ini ganteng dan baik banget sih." Goda Hengky sambil menaik turunkan alisnya yang tebal yang di turunkan kepada Hendi.Hendi pun memiliki alis mata yang sama tebalnya seperti Papahnya.
"Apa sih Papah,Ibu beneran gak kenapa-napa kan?." Tanya Hendi lagi setelah beralih pandangan.
"Iya Ibu gakpapa kok,ya udah sana kamu istirahat,tidur,kayaknya kamu capek banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe Not You (TAMAT) ✔
Non-Fiction"Mungkin kau gagal untuk memperjuangkannya, untuk memperjuangkan dia dan cintanya...Tapi diluar sana pasti ada orang yang benar-benar memperjuangkanmu dan takut akan kehilangam mu." Ucap Ka Rhyco saat adik kesayangannya menagis tersedu-sedu dalam pe...