"Ulang Tahun Hendi"

66 18 8
                                    

Desember,2015..

Tak terasa ulangan akhir semester satu baru saja selesai dilaksanakan. Satu minggu setelahnya diadakan class meating..

'Ah rasanya baru kemaren deh gue naik kelas,sekarang udah semesteran aja.' Gumam Ara dalam fikirannya.

Ara berpapasan dengan Hendi sewaktu ia berjalan kearah ruang Olahraga.

"Hendi?" Ara

"Iya kenapa sayang ku." Hendi menggoda Ara.

Ara berusaha menahan malunya.
"Kamu gak ikut lomba class meating?" Tanya Ara.

"Ikut kok,aku ikut futsal tadi. Kenapa gak ada basketnya sih kan gak seru gak ada basketnya." Keluh Hendi.

"Yaa aku juga gak tau kan emang udah dari panitianya begitu,aku mah sih tinggal jalanin aja."

"Eeem ya udah deh kamu mau kemana?" Hendi.

"Mau kesitu tuh ruang Olahraga,ambil bola disuruh Pak Ramlan." Jelas Ara sambil menunjuk ruang Olahraga dengan dagunya.

"Aku ikut ya,aku anterin biar gak sendirian" pinta Hendi.

"Jangan gak usah aku bisa sendiri kok,lagian kamu juga mau tanding futsal kan?" Ara mengelak.

"Gak buru-buru kok,lagian kan bolanya juga mau diambil kan?"

"Iya juga sih,tapi..---"

"Ah udah ayo gak usah tapi-tapi,cepetan keburu siang." Hendi langsung menggaet tangan Ara untuk segera keruang Olagraga.

Selesai mengambil bola,diperjalanan menuju lapangan futsal.

"Hendi,besok kayaknya aku gak masuk sekolah deh!."

"Loh kok gitu kenapa kamu sakit?" Menaruh punggung tangannya di kening Ara.

Melepaskan tangan Hendi dari keningnya.
"Gak kok aku gak sakit,tapi besok aku mau pulang kampung,pamanku lusa akan menikah." Jelas Ara.

"Yaaahh nanti sepi dong gak ada kamu." Hendi mengerucutkan bibirnya.

"Ya gak lah kan kita masih bisa komunikasi lewat hp."

"Kamu lama gak disana?"

"Emmm kayaknya sampai nanti bulan Januari."

"Yaaahh lama banget. Kamu nanti gak bisa ke acara ulang tahun aku dong." Keluh Hendi.

Ara hanya menggeleng dan mengerucutkan bibirnya.

"Tapi aku janji kok aku akan kasih kado sama kamu aku gak akan lupa." Ucap Ara meyakinkan.

"Bener ya,pokoknya kamu harus jadi orang pertama yang ngucapin selamat buat aku." Menunjukkan jari kelingkingnya.

"Janji." Menyambungkan jari kelingkingnya dengan kelingking Hendi.

Mereka pun saling tersenyum satu sama lain. Seperti dua orang anak kecil yang tak ingin berpisah dengan orang tuanya.

***

Besokannya pukul enam pagi pun keluarga Ara sudah siap untuk pergi kekampung halamannya. Dengan santai Ara,Tari dan mamahnya mulai memasuki mobil mereka.

Mobil pun berjalan meninggalkan keramaian kota tempat tinggalnya. Hampir enam jam mereka diperjalanan. Didalam mobil canda gurau dari Tari memang selau menjadi penghibur tersendiri untuk keluarga mereka.
Seselali pun Ayah Ara menceritakan bagaimana kehidupan masa kecilnya,dan itu berhasil membuat mereka penasaran dengan ceritanya.

Maybe Not You (TAMAT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang