Hendi kini berada dirumahnya, orang tuanya sedang tidak ada dirumah. Ia memutuskan untuk menghibur diri dengan bermain game di ponselnya. Ia masuk ke kamar dan langsung menyetel televisinya, sementara televisi menyala ia asyik bermain game.
Channel yang ditayangkan kebetulan saja menyiarkan tentang berita.
Namun Hendi tak benar-benar melihat televisinya. Ia sibuk dengan gemelut game diponselnya.
"Hari ini telah terjadi kecelakaan beruntun pada daerah Jakarta timur. Para korban dengan cepat dilarikan kerumah sakit terdekat. Berikut ini nama-nama yang menjadi korban kecelakaan...." Ucap sang penyiar berita.
Hendi tak menggubris suara televisi yang sejak tadi ia nyalakan tanpa ada yang menyaksikan itu. Karena tujuannya menyalakan televisi adalah agar suasana kamarnya terasa ramai, sebab dirumah sedang sepi.
Hendi masih saja dengan ponselnya. Hingga akhirnya, "Dan Mita Adina, seorang gadis muda yang dilarikan ke Rumah sakit bersama orang tuanya...." Lanjut sang penyiar berita.
"Kok nama Mita disebut ya, salah dengar apa gak sih gue. Tapi yah gak mungkin juga kan Mita masih dirumah sakit," fikirnya.
Hendi langsung menatap layar kaca televisinya, untuk memastikan apa yang ia dengar adalah salah.
Hendi memastikan sekali lagi takut-takut ia salah lihat. Tapi memang benar nama yang ada dibalik kaca adalah nama Mita ya, Hendi masih hafal nama sahabatnya dengan sangat jelas itu. 'Mita Adina'.
"Tapi gue gak salah liat. Emm...gimana nih kok jadi panik gini, apa gue telfon Rumah sakit saja ya. Mungkin itu cara terbaik buat dapat kepastian.
"Halo, selamat siang? emm...saya ingin bertanya apakah pasien dengan nama Mita Adina masih dirawat di sana?" Ucap Hendi dengan sedikit panik.
"Emm...maaf mas, tapi nama pasien atas nama tersebut baru saja dipulangkan tadi pagi," Ucap seseorang d
ari balik panggilan."Apa Mba, sudah pulang? mereka menaiki apa? kalau saya boleh tahu ya,"
"Sepertinya mereka tadi menaiki mobil pribadinya mas berwarna hitam," Lanjutnya.
"Oke, trimakasih ya Mba."
"Iya sama-sama."
🐼🐼🐼
Hendi berjalan keluar rumah menuju Rumah sakit yang diberitakan di acara televisi tadi. Dengan perasaan khawatir sekaligus takut kehilangan menghantui fikiran dan hatinya.
Sesampainya di Rumah sakit, suasana disana tampak ramai lalu lalang orang, banyak para perawat membawa pasien yang dilarikan cepat.
Memang benar, ini adalah para korban kecelakaan yang di lihatnya di rumah.
Ketika Hendi sedang bingung apa yang sedang ia cari ditempat ini, apa tujuan ia kesini. Tiba-tiba ia melihat sesosok gadis yang amat ia kenal sedang diiringi banyak orang yang menemaniny.
Gadis itu baru saja datang, baru saja masuk dari pintu utama Rumah sakit. Dengan langkah cepat, para perawat membawa gadis itu ke salag satu ruangan.
"Lah...lah, itu kan...itu kan Mi-Mita..., ternyata benar ia salah satu korbannya. Tapi dimana Bunda dan om Toni?" Ucap Hendi dengan gerakan tangan menunjuk kearah Mita.
Hendi segera mengikuti langkah para perawat untuk membawa Mita kesuatu ruangan yang bertuliskan IGD.
Saat Hendi ingin mengikuti perawat sampai masuk kedalam ruangan, "Mas maaf, anda tidak diizinkan memasuki ruangan, masnya tunggu disini saja biar kami yang menangani pasien," setelah mengatakan itu sang perawat menutup pintu.
Dengan wajah panik, Hendi berbalik arah dan duduk di kursi yang tak jauh dari ruangan.
Perasaan cemas dan khawatirnya masih tergambar jelas dari raut Hendi kini, malahan kini semakin menjadi.
Hendi tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, mengapa ini bisa terjadi dalam waktu dekat?, mengapa secepat ini?.
Fikirannya kini selalu bertanya kenapa, kenapa, kenapa, dan kenapa. Tapi tak kunjung menemukan jawaban atas semua pertanyaannya.
Setelah kurang lebih dua jam Hendi duduk disana, akhirnya seorang perawat keluar dari dalam ruangan.
Hendi dengan gerakan langkah kaki cepat menghampiri si perawat dan mulai bertanya.
"Emm...maaf bagaimana keadaan pasien di dalam?"
"Masnya ini siapanya ya, kalau saya boleh tahu?"
"Saya kerabatnya sus,"
🎀🎀🎀
SH
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe Not You (TAMAT) ✔
Non-Fiction"Mungkin kau gagal untuk memperjuangkannya, untuk memperjuangkan dia dan cintanya...Tapi diluar sana pasti ada orang yang benar-benar memperjuangkanmu dan takut akan kehilangam mu." Ucap Ka Rhyco saat adik kesayangannya menagis tersedu-sedu dalam pe...