^Sempurna^

29 19 11
                                    


Hendi pergi dari Rumah sakit berharap kejadian ini hanyalah mimpi buruknya.

Dreett..dreeett..

📞 Ara ?

Ponsel Hendi bergetar ia menghentikan laju mobilnynya untuk melihat sipenelfon. Dilihatnya Ara yang menelfon langsung ia angkat.

" Hallo,Assalamu'alaikum Ra."

"Wa'alaikumsalam Hen,kamu lagi dimana." Suara Ara dari balik ponsel.

"Aku lagi dijalan nih mau kerumah kamu." Sahut Hendi.

"Mau kerumah aku,mau ngapain tumben amat malem malem."

"Ya gakpapa lah,ya udah kamu siap-siap aja ya nanti aku jemput."

"Mau kemana sih?"

"Udah ikut aja nanti juga kamu tau."

"Ya udah deh oke. Aku siap-siap dulu ya,bye."

Tuutt..tuutt..

Suara sambungan tetputus,setelah pembicaraan singkat. Hendi kembali melajukan mobilnya menuju kerumah Ara,berharap setelah bertemu dengan Ara hatinya akan sedikit lebih tenang.

Sesampainya dirumah Ara ternyata rumahnya sedang ramai sepertinya sedang ada tamu.

Mendengar suara mobil yang Ara sudah hafal itu mobil Hendi,Ara pun langsung keluar. Dan melihat Hendi yang sudah mau sampai didepan pintu rumahnya.

Sebelumnya Ara sudah berpamitan untuk pergi keluar bersama Hendi,jadi mereka langsung pergi.

"Ra kok langsung berangkat sih,aku kan mau izin orang tua kamu dulu." Protes Hendi.

"Iya kata Mamah aku tadi langsung berangkat aja soalnya didalem juga lagi rame ada Keluarga besar lagi main."

"Oh gitu,tapi aku kan jadi gak bisa kenalan juga sama keluarga kamu."

"Hehehe maaf ya lain kali deh kamu aku kenalin kemereka. Oke." Ara membulatakan jari telunjuk dan ibu jarinya.

"Oke deh."

"Oh iya ini kita mau sih?" Tanya Ara yang mulai kepo lagi.

" Kalo aku ajak makan mau gak?"

"Mau terserah kamu aja." Hendi hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah percakapan tadi mereka hanya terdiam dalam lamunannya masing-masing.Hendi merasa lebih tenang dengan adanya Ara disisinya yang kini tepat berada disampingnya.

Tanpa mereka sadari mereka sudah sampai di sebuah kafe klasik bernuansa eropa yang menawan.

"Udah sampe Hen?" Tanya Ara.

"Ya udah sampe,suka gak."

Ara tersenyum manis. "Iya aku suka ko."

"Masuk yuk." Ara hanya mengangguk dan memberikan tangannya untuk digenggam lembut oleh Hendi dan mengikuti langkah kaki Hendi dari belakang.

Mereka duduk didekat jendela besar yang mengarahkan pandangan langsung pada sebuah taman kecil buatan.

"Mau pesen apa" Tanya Hendi kepada Ara setelah pelayan Kafe datang.

Maybe Not You (TAMAT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang