Pagi ini, sang jagoan fisika dan matematika terlambat datang ke sekolah dikarenakan terlambat bangun pagi.
Rama buru buru memarkir sepedanya sebelum gerbang ditutup oleh Pak Yayan, satpam sekolah. Begitu Pak Yayan melihat Rama, ia mendelik.
''Apa apaan ini?! Kamu terlambat?'' tanyanya dengan intonasi tinggi. Pak Yayan memang dikenal sebagai guru yang tegas apabila melihat murid terlambat.
Rama berkeringat dingin. ''Emm...maaf, Pak Yan, sekali ini saja. Besok besok saya tidak akan terlambat lagi, Pak.'' pinta Rama dengan wajah sedikit memelas.
Pak Yayan melirik sedikit, lalu menghembuskan nafas. ''Ya sudah, sana masuk, besok besok kalau kamu terlambat lagi, Bapak kurung sampai waktu istirahat.'' katanya sambil membuka pintu.
Alhamdulillah, bisik Rama dalam hati. Ia langsung melesat bagai kilat menuju ke kelasnya. Kelasnya terletak di dekat ruang kepala sekolah. Saat melewati kelas X, ia menabrak seorang perempuan dan alhasil mereka berdua jatuh.
Rama bangun. Kakinya sedikit keseleo. Ia memandangi kakinya. Ada sedikit bengkak disana. Rama melirik ke arah perempuan yang ditabraknya. Belum sempat mau meminta maaf, perempuan itu sudah marah duluan.
''Heh, kalau jalan pakai mata dong!'' katanya sambil mengusap ngusap seragamnya dan rambutnya. Rama terkesima.
Perempuan itu memakai sweater berwarna abu abu dengan motif segitiga. Rambutnya yang panjang tidak ia ikat dan dibiarkan tidak terurai. Kulitnya putih bersih dan matanya berwarna kecoklatan dengan sedikit warna biru. Rama menebak, ia pasti blasteran.
''Maaf, maaf, lain kali saya akan lebih berhati hati.'' kata Rama pada perempuan itu. Perempuan itu berdiri, begitu juga Rama.
''Bodo amat.''kata perempuan itu. Rama langsung merubah gaya bicaranya. ''Maksud kamu apa ya? Saya kan sudah minta maaf.''
''Emang minta maaf aja cukup?'' balasnya.
Rama mengerutkan kening. ''Lho, memang kamu mau apa lagi?''
''Ya traktirlah aku dimana gitu, di kantin, dimanalah.''
''Saya nggak bisa. Sekarang kelas saya masuk. Kalau mau ke kantin, pergi saja sendiri.''
Rama meninggalkan perempuan itu. Cantik cantik gila, gumam Rama dalam hati. Ia mempercepat langkahnya. Begitu masuk kelas, tatapan mata orang di kelasnya mengarah padanya. Parahnya lagi, yang mengajar jam pertama adalah Bu Merri, guru Pkn yang terkenal dengan status killer.
''Hmm...jagoan fisika dan matematika bisa terlambat juga ya.'' katanya. Rama hanya tersenyum tipis. ''Ambil sapu lidi, sapu taman sana!''
Rama pasrah. Ia mengambil sapu lidi dan mulai menyapu. Biasanya yang menyapu adalah Lik Maman. Tapi ia tidak terlihat. Rama menyapu daun daun yang bertebaran satu demi satu. Ia kumpulkan dan ia buang ke tong sampah. Pekerjaannya belum selesai. Sampah sampah lain masih menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Science, or You?
Teen Fiction"Mengejar fisika, atau dirinya?" Rama itu cinta banget dengan yang namanya 'matematika' dan 'fisika'. Yah, dia nggak jago jago amat sih, tapi dia itu paling minat sama dua pelajaran itu. Tapi sayangnya, Rama sama sekali nggak ada bakat buat bersosia...