. . . . . . . . . . . . .
''Lagi lagi....yang nilainya tuntas dan diatas KKM, adalah Rama! Tepuk tangan!''kata Pak Riko sambil mengangkat kertas nilai ulangan matematika Rama. Di kertas itu, terukir nilai 98. ''Rama, maju ke depan!'' kata Pak Riko.
Rama memperbaiki kacamatanya dan berjalan menuju depan kelas dengan sedikit senyum di wajahnya. ''Emm...terima kasih Pak, terima kasih.'' kata Rama lirih sambil mengambil kertasnya.
Pak Riko merangkul Rama. ''Anak anak, tiru Rama ini ya. Rajin dan tekun belajar di rumah dan di sekolah. Oke?''
''Iya Pakk.'' jawab siswa siswi di dalam kelas itu. Pak Riko tersenyum. ''Silahkan duduk kembali, Rama.''
Rama duduk dengan wajah datar tanpa ekspresi apa pun. Ia mengamati nilai 98 yang terukir itu sambil menggerutu di hatinya. Kurang dua nilai lagi.
''Anak anak, Bapak ada urusan, dan guru guru mau rapat, jadi silahkan pulang duluan!'' kata Pak Riko dengan senyum kecil dan beranjak keluar dari kelas.
Murid murid langsung bersorak sorak penuh kebahagiaan. Mereka langsung melaju cepat keluar kelas bagaikan Flash. Tidak lebih 5 menit, kelas sudah kosong, tak ada orang selain Rama. Entah ada apa, tiba tiba cuaca mendung dan hujan turun deras.
Rama mengeluarkan payungnya dari tasnya. Ia sudah menduga kalau akan hujan. Rama membentangkan payungnya dan berjalan keluar kelas menuju rumahnya. Ia melihat sekolah benar benar telah tak ada orang selain guru guru yang masih rapat. Rama terus berjalan dengan pelan.
Dalam hujan itu, ia merenungi hidupnya. Fisika dan matematika.
Dua pelajaran itulah yang benar benar ia sukai dan ia minati sejak kelas 1 SD. Entah kenapa, ia tak bisa lepas dari dua pelajaran itu. Rasanya ia akan kesepian kalau tidak bertemu dengan fisika dan matematika. Rama juga tahu, bahwa yang mengubah dunia adalah fisika dan matematika. Bila tak ada fisika, darimana adanya berbagai macam teknologi dari dunia ini?
Rama ingat, sejak SD ia selalu dipuja puji oleh berbagai banyak orang. Mulai dari tetangga, guru gurunya, hingga orang orang disekitarnya. Ia ingat, sudah tak terhitung berapa sertifikat dan piala yang ia raih. Tapi ada satu hal yang masih ia tak bisa dapatkan dari dulu. Seorang teman.
Ia termasuk orang yang tidak bisa bergaul dan berteman. Ia susah sekali dalam memulai sebuah obrolan. Apalagi dengan perempuan! Sampai sekarang, ia baru memiliki dua teman. Ia tak bisa memulai sesuatu yang bernama 'persahabatan'.
''Masih ada kesempatan untuk berteman.'' ucapnya. ''Mencari teman sama seperti rangkaian seri, lurus tanpa ada hambatan.'' gumamnya pelan sambil terus melangkah pulang.
Nyatanya, ia salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Science, or You?
Teen Fiction"Mengejar fisika, atau dirinya?" Rama itu cinta banget dengan yang namanya 'matematika' dan 'fisika'. Yah, dia nggak jago jago amat sih, tapi dia itu paling minat sama dua pelajaran itu. Tapi sayangnya, Rama sama sekali nggak ada bakat buat bersosia...