"Orang bego yang melakukan hal bodoh tapi menghasilkan sesuatu baru, akan berkembang dibanding orang waras yang melakukan hal masuk akal tapi menghasilkan sesuatu sama."
- - - - - -
Lia berjalan pulang dengan hati gundah dan galau. Sakit hati melihat orang yang disukainya, tengah berbincang dengan mesranya di hadapannya sendiri.
Ada rasa cemburu yang kuat tatkala ia melihat Rama bersama Siska duduk berdampingan. Ada rasa takut di dirinya. Dalam bayangannya, Siska tampak sengaja melakukannya agar dirinya cemburu.
Karena berjalan sambil melamun dan merenung, Lia tidak sadar dia telah berjalan melewati jalan pulangnya. Kini dia tersesat. Lia menoleh kanan kiri. Jalanan itu sepi. Lia membuka hapenya. Sudah hampir jam enam. Lia menelepon Rama. Sayangnya, tidak dijawab. Lia berjalan lagi. Di tengah perjalanan, ada lima orang lelaki berseragam Sma. Lima orang itu menatap Lia.
Lia tahu bahwa dia akan mendapat masalah. Lia berbalik.
''Eh, mau kemana?''kata salah seorang dari mereka. Lia pura pura tak mendengarnya dan terus berjalan. Dua orang dari mereka menyusul Lia.
''Main dululah, sama kita.''kata mereka. Tubuh Lia gemetaran. Ia mempercepat jalannya.
''Cantik banget sih.''
''Mirip Shailene Woodley ya.''
Salah satu dari mereka tiba tiba meraih lengan Lia. ''Mau kemana, Neng Cantik?!''
Lia meronta. ''Lepasin.''
Lelaki yang memegang tangannya tertawa. ''Pulang? Jangan mimpi Neng. Ke arah sana tuh jalan buntu.''katanya. ''Udah, main sama kita aja.''
''Lepasin! Atau aku teriak!"kata Lia, walau dalam hati dia sendiri tidak yakin akan berteriak karena jalanan itu sangat sepi.
''Nggak usah sok Neng. Nih tempat wilayah kita. Nggak ada orang disini. Haha!''tawa lelaki itu.
Lia semakin kuat meronta. Tapi nihil. Lelaki satu lagi memegang tangan Lia. Lia menendang tulang kering pria itu satu persatu. Cengkramannya lepas. Lia lari sekencang kencangnya. Ia lari kemana saja. Di pikirannya, sekarang harus lepas dan pulang. Tanpa sengaja, dia menabrak seseorang.
''Maaf!''katanya. Betapa kagetnya ia, rupanya itu Doni. Doni sendiri juga kaget.
''Ngapain kamu disini?''kata Doni. Melihat Lia yang ketakutan, Doni tebak ia sedang dikejar.
''Panjang ceritanya. Do, kamu tahu gimana keluar dari jalan ini?''tanya Lia.
Doni mengangguk. ''Ikut aku.'' Doni mengajak Lia ke sebuah tempat. Di tempat itu terparkir sebuah motor. ''Naik!''perintahnya. Tanpa pikir panjang, Lia naik.
Doni mengendarai motornya sekencang kencangnya. ''Rumahmu dimana?''tanya Doni.
''Perumahan L3.''jawab Lia.
Sampai di sana, Lia berkata, ''Kamu ngapain disana tadi?''
Doni menatapnya dengan bingung. ''Bukannya harusnya aku yang tanya begitu?''
Doni keburu pergi sebelum Lia bertanya lagi. Doni semakin menjauh.
''Makasih!''teriak Lia.
- - - - - - - - - - - - - - - - -
Rama merebahkan dirinya di kasur. Kipas nyala, tetapi keringat di punggungnya menyiksanya. Ia memutuskan untuk mandi dulu. Setelah mandi, terdengar azan Maghrib. Rama mendirikan Shalat Maghrib. Selesai shalat, Rama membuka buku pelajaran dan mulai belajar.
Jam delapan, Rama masak untuk makan malamnya. Baru dua kali suap, hapenya berbunyi. Ada pesan dari Doni.
Doni : Kau tau apa yang terjadi dengan Lia hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Science, or You?
Teen Fiction"Mengejar fisika, atau dirinya?" Rama itu cinta banget dengan yang namanya 'matematika' dan 'fisika'. Yah, dia nggak jago jago amat sih, tapi dia itu paling minat sama dua pelajaran itu. Tapi sayangnya, Rama sama sekali nggak ada bakat buat bersosia...