Lia mengaduk ngaduk minumannya sambil sesekali menekuni layar handphonenya. Rama sesekali menatap kanan kiri. Sungguh pemandangan yang amat asing baginya.
Rama berpikir, dia sama sekali tak pernah main ke tempat seperti kafe, atau semacamnya. Kalau haus, ke minimarket beli air. Lapar, ke warung beli makanan. Tapi kini sepertinya ia sadar kalau ia sudah terlalu lama menjadi anak rumahan.
Rama membuka handphonenya. Ada 2 missed call. Dari tantenya. Ia mengurungkan niat untuk menelepon balik dan memilih memperhatikan Lia.
Kalau Rama pikir, Lia sebenarnya tidak kalah dengan kecantikan Siska. Bedanya, Siska selalu menguncir rambutnya, sedangkan Lia selalu membiarkan rambut panjangnya tergerai. Anehnya, Rama biasanya tidak suka melihat perempuan yang memperlihatkan aurat seperti itu, tapi entah kenapa ia biasa saja dan malah suka.
Ia sadar kalau Lia itu seorang non Muslim, jadi wajar saja. Kulit Lia sama putihnya seperti kulit Siska, tapi masih putih Lia. Kalau dari wajah, sepertinya masih segar wajah Lia yang selalu tersenyum dibandingkan Siska.
''Astaghfirullah.''desisnya. Lia sepertinya mendengarnya.
''Kenapa?''
''Nggak ada. Kamu masih mau beli apa gitu?''kata Rama, basa basi. Lia memperhatikannya dengan wajah penuh selidik.
''Masih dikit.''kata Lia. Rama diam saja.
''Emmm...mau kupesankan makanan ringan?''tawar Rama. ''Kayak kentang goreng, atau apalah.''
Lia mengangguk. ''Boleh deh.''
Rama berdiri dan memesan kentang goreng di depan. Tak lama kemudian, Rama kembali dengan sepiring kentang goreng di tangannya. Dia meletakkan di depan Lia. Lia belum mengambil. Lia masih berkutat dengan hape nya. Rama membuka hapenya. Sekarang ada 7 missed call dari tantenya, juga sms dari tantenya. Rama membukanya.
From : Aunt Rika
To : You
Message : Kamu sehat kan?
Rama tidak membalasnya. Nanti aja, pikirnya. Rama mencomot satu kentang, secara tak sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan Lia. Rama terkejut, begitu pun Lia. Mereka berdua tampak ragu ragu.
''Emm...kamu aja duluan!''kata Rama sambil tersenyum tipis.
''Beneran nih?'' kata Lia.
''Iya, kan orang bilang ladies first.''canda Rama.
Lia tersenyum. Rama juga.
Mereka berdua pun sibuk berbicara ini itu. Di tengah obrolan, Rama permisi.
''Aku ke wc dulu ya.''
''Oke.''
Setelah dari wc, tanpa sengaja Rama menabrak seseorang.
''Aduh, maaf!''kata Rama. Rama segera membantu barang yang jatuh dari orang itu. Saat Rama melihat siapa orangnya, Rama terkejut. Siska. Siska agaknya juga terkejut.
''Al?''kata Siska dengan wajah kaget.
Rama tersenyum. ''Iya benar.''
''Wah, surprise ya bisa ketemu di sini. Bareng siapa?''tanya Siska.
''Bareng teman. Kamu sendiri?''jawab Rama.
''Kebetulan ini kafe punya ayahku.''
Rama terkejut. ''Hah? Yang bener?''
Siska mengangguk. ''Iya, jadi kadang aku ke sini.''
''Oo....''
Mereka berdua diam beberapa saat. Rama tidak yakin suasana canggung seperti ini layak untuk diteruskan. Ia berpikir harus cepat cepat pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Science, or You?
Teen Fiction"Mengejar fisika, atau dirinya?" Rama itu cinta banget dengan yang namanya 'matematika' dan 'fisika'. Yah, dia nggak jago jago amat sih, tapi dia itu paling minat sama dua pelajaran itu. Tapi sayangnya, Rama sama sekali nggak ada bakat buat bersosia...