NOTE : nyalakan lagu di atas biar semakin seru ya membacanya!
-Jangan mengasihani dirimu sendiri, itu hanya akan menjadi mimpi buruk untukmu- Osamu Dazai, BSD Season 2
- - - - - - - - - - - - -
Rama membereskan segala aspek di kos kosannya. Mulai dari kamar, ruang tamu hingga teras rumah ia bersihkan sebersih mungkin. Kedatangan Tante Rika bisa menjadi momok apabila tantenya mendapati kamarnya yang berantakan seperti kapal pecah.
Sebenarnya, tantenyalah pemilik kos tempat tinggalnya. Hanya saja diurus oleh Mbak Jordie, seorang adik kelasnya saat SMA dulu. Tantenya memang memiliki beberapa bisnis dan properti sehingga tidak heran kalau tantenya sangat kaya. Ia sendiri tidak dikenai biaya di kos itu.
Tantenya seorang pebisnis handal, jadi ia tidak tinggal lagi di Indonesia, melainkan sudah di Washington DC, Amerika. Alasan mengapa tantenya tinggal disana adalah karena salah satu bisnis tantenya sudah dikenal oleh dunia luar sehingga didirikan cabang di Amerika.
Tantenya mulai mengurusnya saat naik sekolah SMP. Tetapi hanya sampai kelas dua SMP, setelah itu Rama memutuskan hidup mandiri dan sendiri dibanding ikut tantenya ke Amerika. Saat itu tantenya hendak pindah ke Amerika. Tapi ia menolak ikut.
Tantenya belum menikah. Alasan tantenya waktu itu adalah mau fokus ke karir dan bisnis dulu. Umur tantenya masih terbilang muda, yaitu 28 tahun. Tapi tantenya itu baby face, jadi selalu kelihatan muda.
Dulu tantenya rutin mengunjunginya dua-tiga kali sebulan. Tetapi saat ia beranjak ke SMA, semakin jarang. Pernah tiga bulan sekali. Tapi ia tidak mempermasalahkannya. Ia tahu di sana tantenya bekerja keras untuk membiayai sekolah dan pendidikannya.
* * * * *
Rama bangun jam enam. Ia melirik ke seluruh kamar dan ruangannya. Tampak bersih. Tentu saja bersih, ia membersihkan sampai jam satu malam. Tapi ia tidak rugi, karena kini di matanya tampak sangat bersih dan nyaman dipandang.
Rama sampai di sekolah tepat pukul tujuh. Sudah cukup ramai di kelasnya dan di sekolahnya. Rama masuk kelasnya. Ia melihat Ardi dan Bobi sedang berbincang bersama. Ingin rasanya ia ajak lagi ngobrol seperti kemarin. Tapi ia agak ragu dan tak berani.
''Hei, Rama! Kesini dong!''
Reflek Rama menoleh, mencari asal suara yang memanggil namanya. Ternyata Ardi. Di luar dugaannya, malah mereka yang memanggilnya. Rama jadi malu sendiri.
Rama berjalan menuju tempat Ardi dan Bobi. Mereka tampak sedang membaca buku Ipa dan mengerjakan sesuatu.
''Rama, bantu aku menyelesaikan soal ini dong.''pinta Bobi sambil menunjukkan bukunya.
Rama membaca soal itu. ''Boleh saja.''jawabnya. Sontak Ardi dan Bobi bersorak. ''YES!''
Rama membantu mengerjakan soal itu. Soal yang ditunjukkan Bobi sangat mudah baginya. Ia coba juga untuk menjelaskan setiap proses dari soal itu. Bobi dan Ardio mengangguk ngangguk mendengar penjelasan Rama. Terkadang dahi mereka berkerut tanda tidak tahu.
''Jadi, kalau belajar Fisika ini jangan hafal rumusnya, tapi ambil konsepnya. Baru bisa masuk otak.''jelas Rama.
''Bukannya dengan rumus bisa lebih gampang?''sanggah Ardi.
Rama mengangguk. ''Memang benar, tapi kalau misalnya kita nggak ingat rumusnya, pasti lupa. Sedangkan kalau kita tahu konsepnya, pasti nggak akan lupa rumusnya.''
Ardi dan Bobi manggut manggut. Bobi menyikut Ardi dan berkata, ''Lihat, Di. Rama saja belajar, masa' kau tidak.''
Ardi balas menyikut Bobi. ''Gayamulah, kamu sama aja.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Science, or You?
Teen Fiction"Mengejar fisika, atau dirinya?" Rama itu cinta banget dengan yang namanya 'matematika' dan 'fisika'. Yah, dia nggak jago jago amat sih, tapi dia itu paling minat sama dua pelajaran itu. Tapi sayangnya, Rama sama sekali nggak ada bakat buat bersosia...