Bab 10 - Lia dan Siska (2)

108 8 4
                                    

''Apa sih fungsi dari rasa suka sukaan pas masa sekolah itu? Apa ada manfaat di masa yang akan datang?''

. . . . . . . . . . . .

Lia menguncir rambutnya. Hari ini adalah pertanding basket di sekolahnya dan merupakan babak penentuan siapakah yang akan melaju ke final. Lia berdandan secukupnya.

Lia meraih hapenya. Ada chat dari Rama.

Rama : Pertandingannya jam berapa?

Lia : Jam delapan. Datang ya.

Rama : Pastinya.

Lia tersenyum senang.

''Harus bisa!''pekiknya. Ia mengambil tasnya dan berangkat.

- - - - - - - - - - -

Di sekolah, Rama sudah menunggu.

Pertandingan diadakan hari senin. Seharusnya hari senin sekolah, tetapi sekolah Rama meliburkan siswanya dari belajar, tapi tetap datang ke sekolah. Boleh memakai baju bebas dan boleh membawa barang apa saja ke sekolah.

Rama sendiri memakai baju kemeja lengan panjang. berwarna putih polos plus rompi batik dan celana hitam panjang. Ia memakai baju lengan panjang karena sampai sekarang masih terasa dingin. Rama membuka hapenya. Lia belum datang datang juga.

Rama : Kamu dimana?

Belum ada balasan. Dua menit kemudian, muncul balasan.

Lia : Hampir sampai. Kamu nunggu dimana?

Rama : Sekarang sih, dekat pendopo. Kesini ya.

Lia : Oke.

Tak lama kemudian, muncul Lia. Rama tercekat. Baru pertama kalinya ia melihat Lia secantik itu. Rama tau bahwa Lia memang cantik. Tapi kali ini berbeda. Di matanya kini, Lia hampir secantik bidadari. Lia yang biasanya membiarkan rambutnya tergerai, kini diikat, sehingga membuat bentuk wajahnya kelihatan sempurna. Kaos warna putih dipadu celana warna biru benar benar membuat Lia nampak segar. Untuk beberapa menit, Rama melamun menyaksikan bidadari di hadapannya.

''Heh! Melamun ya?''

Rama sadar dari lamunannya. Dasar pelamun, katanya dalam hati. Rama mencoba bersikap tenang dan biasa.

''Hm? Nggak tuh. Cuma...''

''Cuma apa?''

''Kamu kelihatan beda hari ini..''gumam Rama, pelan sekali. Ia berharap Lia tak mendengarnya. Malangnya, Lia mendengarnya dengan sangat jelas.

''Makasih.''

Rama menoleh kanan kiri. Mereka berdua saling mendiamkan.

''Eh, kamu nggak ngumpul dengan temanmu?''kata Rama, basa basi.

Lia mengangguk. ''Oh iya, duluan ya!''Lia berlari meninggalkan Rama menuju teman temannya.

Rama duduk dekat pendopo dan mengeluarkan earphone dan menyalakan lagu. Rama membawa tas kecil berisi roti, air dan buku kecil beserta novel. Karena bosan, Rama membaca novel yang dibawanya.

Novel yang dibawanya adalah novel berjudul Case Book of Sherlock Holmes yang ditulis oleh Sir Arthur Conan Doyle.

Rama suka sekali bagaimana Conan Doyle menggambarkan karakter Holmes dengan detail. Bagaimana Holmes menyelesaikan setiap kasus dan misteri dengan mengandalkan otaknya, dijelaskan dengan detail dan rinci. Bagaimana kepintaran dan psikologis Holmes berpengaruh pada kasus, disebutkan.

Science, or You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang