Bab 22 - Pasar Malam (2)

12 3 0
                                    

Pacaran biar ada penyemangat hidup. Berarti kalo gak ada pacar, gak semangat hidup gitu?

- Hamid Riyadoni [DONI]

* * * * * * * 

Rama tertegun. Orang yang menabraknya, adalah orang yang amat tidak diduganya, yaitu Lia. Ada yang membuat Rama sedikit terkejut. Malam itu, ia seperti tidak mengenali Lia. Lia mengenakan busana yang sedikit berbeda, sedikit minim. Selain itu, di wajahnya seperti diberikan make-up dan lipstik.

Lia sendiri tidak menduga akan bertemu dengan Rama di pasar mala mini. Tadinya, ia berniat menghibur dirinya disini sambil bermain dan sekalian mencoba gaya baru dalam hidupnya. Namun kini, mereka berdua bertemu dalam keadaan tidak biasa. Seolah sadar, Lia beranjak pergi.

''Lia!'' Rama mencoba mengejarnya, namun terlambat. Lia sudah menghilang diantara kerumunan. Rama berdesis kesal. Tapi ia tidak mau menyerah. Rama menerobos kerumunan dan mencoba mencari Lia.

Tidak mudah untuk mencari seseorang di pasar malam. Semakin ramai. Kerumunan ada dimana-mana. Belum lagi anak kecil yang bermain kejar-kejaran. Beberapa kali Rama menabrak orang dan pedagang. Ditambah lagi pasar malam yang sangat luas dan ada wahana disetiap sudut menyulitkan Rama. Rama berhenti sejenak, melihat ke kanan-kiri, mencari keberadaan Lia. Matanya menangkap Lia sedang berjalan di tengah kerumunan. Rama kembali memanggilnya,

''Lia!'' Panggilan Rama tersebut malah membuat Lia berlari semakin cepat, dan lagi-lagi, Lia menghilang. Ketika itu, sebuah benda terjatuh. Dan itu adalah hp Lia.

Rama mengambil hp Lia. Ia langsung menuju kantor keamanan dan meminta orang disana untuk mengumumkan perihal hilangnya hp.

Sementara itu, Lia berhenti setelah berlari cukup lama. Ia mengatur nafasnya. Lia sebenarnya senang bisa bertemu dengan Rama, tapi ia malu dengan pakaiannya dan riasan yang ia kenakan. Lia mencoba mengambil hpnya, namun alangkah kagetnya Lia saat mendapat hpnya tidak lagi ada di saku celananya. Lia panik. ''Duh, kok hilang?''

Lia menyusuri tempat ia berlari tadi, namun hasilnya nihil. Lia duduk di bangku pasar sambil memejamkan mata, menyesali tindakannya yang berlari seperti dikejar hantu. Sekarang bagaimana?

''Untuk seluruh pengunjung, telah ditemukan sebuah hp bermerk Oppo dengan casing berwarna putih bergaris biru. Harap menuju kantor keamanan untuk mengambilnya.''

Tanpa menunggu waktu lama, Lia langsung menuju kantor keamanan dan menerobos masuk. Ia menemui salah satu petugas. ''Itu hp saya, Pak. Dimana?''

Petugas menunjuk seseorang yang sedang duduk di luar. ''Ada bersamanya. Silahkan diambil. Lain kali, hati-hati!''

''Terima kasih Pak!'' Lia menemui orang yang ditunjuk.

Orang itu adalah Rama.

Rama mencoba tersenyum, menyodorkan hp tersebut kepada Lia. ''Sendirian?'' tanyanya.

Lia mengambil hpnya dan segera pergi. Rama meraih tangan Lia. Alhasil, Lia langsung deg-degan, antara kaget dan senang bercampur menjadi satu.

''Jawab pertanyaanku,'' pinta Rama.

Lia memalingkan wajahnya. ''Haruskah?''

''Iya.''

Jam menujukkan jam tujuh malam. Suara burung gagak sayup-sayup terdengar.

''Aku sendirian kesini,'' jawab Lia. ''Udah kan? Aku pergi.'' Lia menarik tangannya.

Namun, Rama kembali meraih tangan Lia dengan kuat. ''Kenapa kamu begini?'

''Ngomong apa sih?''

''Apa karena kemarin itu?''

Lia diam. Kali ini, Lia memandang wajah Rama. Ada yang berbeda saat Lia menatap wajah sahabatnya. Wajah Rama kal ini, menunjukkan ketidaksukaan. Berbeda sekali saat ia selalu menunjukkan wajah yang ceria.

Science, or You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang