Ini bukan tentang kamu, aku, apalagi dia. Ini tentang kita.
Aku, adalah aku. Kamu, tetaplah kamu. Tapi dia, mungkin menjadi orang yang selalu ada di sampingku, tapi tidak mustahil, mungkin kamu yang menggantikan posisinya di sampingku. Karena itu, ini tentang kita.
Iya, kita.
- - - - - - - - - -
Jam 08.15
Rama membuang plastik di tangannya. Ia mengeluarkan saputangan yang tersimpan di dalam tas kecilnya. Ia mengelap keringat yang berucuran di dahinya sambil memejamkan mata.
Lia mengeluarkan sesuatu dari saku jaket yang ia pakai. Sebuah amplop.
Jam 08.17
Amplop itu sudah terletak di tangan Rama. Rama dengan heran menatap amplop di tangannya. Ia memandang Lia. Lia juga memandangnya.
''Ini apa?'' Rama bertanya, amplop itu hendak dibukanya.
Jam 08.20
''Jangan dibuka dulu.'' kata Lia.
Rama menghentikan gerakan tangannya. ''Kenapa?''
''Rama.''
''Ya?''
''Boleh aku mengucapkan satu hal?'' tanya Lia.
''Ribuan hal pun tak masalah.'' jawab Rama.
''Sungguh?''
''Ya.''
''Jangan kaget ya.''
''Memangnya hal apa itu?''
Lia tersenyum tipis. Lia menunduk dalam dalam. Rama semakin penasaran dibuatnya.
Lia mengangkat kepalanya. ''Aku suka kamu.''
- - - - - - - - - -- - - - - - - - -
[ Beberapa jam sebelumnya ]
''Bagaimana?'' tanya Lia.
''Apanya?'' Rama membersihkan sisa krim yang menempel di wajahnya.
Tadi Rama membawa sebuah kue ulang tahun yang dibelinya sendiri untuk diberikan kepada Lia di hari ulang tahunnya ini. Mereka merayakannya bersama di rumah Lia. Orangtua Lia sedang pergi. Jadi hanya Rama, Lia, dan Kak Naomi yang hadir. Selesai tiup lilin, dimulailah perang krim kue. Wajah Rama penuh dengan krim kue.
''Kok tau sekarang ulang tahunku?'' Lia menyodorkan tisu kepada Rama.
Rama menerima tisu tersebut. ''Dari sumber yang dapat dipercaya.''
''Siapa?''
''Mbah Google, Microsoft Word, Yahoo, Facebook...''
Lia memukul lengan Rama. ''Nggak sekalian dari Youtube?'' katanya kesal.
Rama meringis. ''Oh iya, dari Youtube juga.''
''Dari siapa? Dari mana? Jujur!'' pinta Lia.
Rama tersenyum. ''Bagaimana mungkin aku lupa dengan ulang tahun sahabatku sendiri.'' katanya.
Lia mencoba menahan pipinya yang memerah. Ia mengatur pernafasan dan detak jantungnya. ''Oh gitu.''
''Cuma 'oh gitu'?'' Rama melongo.
Lia mengangguk . ''Iya!''
''Tadi itu kakakmu?'' tanya Rama.
''Iya, namanya Naomi.''
''Cantik...''
''Ih!''
Rama tertawa. ''Eh kenapa? Normal kan?''
KAMU SEDANG MEMBACA
Science, or You?
Teen Fiction"Mengejar fisika, atau dirinya?" Rama itu cinta banget dengan yang namanya 'matematika' dan 'fisika'. Yah, dia nggak jago jago amat sih, tapi dia itu paling minat sama dua pelajaran itu. Tapi sayangnya, Rama sama sekali nggak ada bakat buat bersosia...