Sudah 2 jam Yamazaki berada di rumah Naraya, sedari tadi ia berkeliling rumahnya, ia benar benar nyaman berada di rumah tersebut.
" oi !, sampai kapan kamu berada disini ?." ketus Naraya sambil memasang mata sayu.
" hah ? Apa kamu berkata sesuatu ?." kata Yamazaki yang pura pura tak mendengar.
" cih !."
Yamazaki terus berkeliling kolidor rumah itu, kemudian ia kehalaman belakang dan terdapat pohon sakura yang belum mekar disana dan dihiasi dengan berbagai jenis bunga. Ia pun bersandar di pohon sakura itu untuk menikmati angin yang bertiup di bawah pohon yang rindang.
Sementara Naraya tak menghiraukannya sama sekali, ia sibuk dengan urusannya yaitu menyiapkan bahan makanan. Ia hendak pergi keluar rumah untuk membeli bahan makanan, namun sebelum itu ia menemui Yamazaki.
" hei !, aku mau keluar, jangan kamu hancurkan rumah ini mengerti !."
Yamazaki yang semula menutup mata , kini ia malah terjaga.
" kamu mau kemana ?." tanya nya dengan penasaran.
" bukan urusanmu." ketusnya lagi, kemudian ia pergi begitu saja.
Naraya pun keluar untuk membeli bahan makanan di supermarket yang jaraknya cukup jauh. Ia berjalan kaki menuju super market tersebut. Namun ditengah jalan ia di halangi oleh sekelompok orang lagi. Kini jumlahnya makin banyak. Sekitar 12 orang. Mereka berpakaian seperti preman jalan dan di penuhi bau rokok.
" hei nona !, kita bertemu lagi, ku harap kamu tidak lupa dengan kami." ujar salah satu dari mereka.
" sebenarnya apa mau kalian ?, bukankah aku sudah menolak !." tegas Naraya.
" kali ini kamu tidak bisa lolos, serahkan dirimu baik baik !."
Naraya menyipitkan matanya, jalanan memang sangat sepi sekali, tak ada orang yang melintas , mungkin hanya satu atau 6 orang saja.
" alasannya apa ?, mengapa aku harus ikut dengan kalian ?." tanya Naraya dengan berhati hati.
" kamu akan tahu setelah ikut dengan kami !. Kamu sudah kalah jumlah tidak mungkin kamu bisa menghindar lagi dari kami !." kata salah satu dari mereka dengan penuh percaya diri.
Setelah mendengar perkataan mereka , Naraya langsung tersenyum menyindir.
" oh ?." gumam Naraya tanpa ada tanda takut sama sekali.
Naraya menutup matanya, ia seperti akan mengeluarkan tenaga dalam dan auranya, ia pun membuka matanya dan langsung menatap tajam kearah mereka yang berada di depannya.
Naraya mengeluarkan sesuatu dari pakaiannya , ternyata itu semacam tongkat baja yang cukup tajam layaknya pedang. Tongkat itu sebesar tongkat yang biasa digunakan para guru untuk menunjuk dan memukul papan.
Ia pun langsung menghadang mereka semua sekaligus dengan kecepatan lari dan gerakan yang luar biasa, padahal tubuh sekelompok orang itu jauh lebih besar namun itu tak berarti baginya. Tongkat itu seakan mencabik cabik tubuh mereka satu persatu diseluruh tubuh mereka tanpa mereka tahu arah gerakkannya.
Gerakannya secepat kilat dan jurusnya pun sungguh hebat. Ia menebas kesana kemari seperti sedang menari lalu melompat kesana kemari.
Brughhh......Brughhh.....brugh.....
Satu persatu mereka tumbang dan berhasil di kalahkan olehnya. Salah satu dari mereka menyebutnya sebagai " iblis " dan " monster ".
" k...kau bukan manusia !, kau iblis !!....iblis..."
" hah ?, sepertinya aku mendengar julukan lama ku !, sudah lama sekali aku tak mendengar sebutan itu heh." ujar Naraya sambil menyeringai jahat.
Ia pun kembali berjalan menuju supermarket.
*****
Sementara itu dikediaman Naraya, Yamazaki masih berada disana, tak lama ketika kepergian Naraya terdengar ada seseorang yang menekan tombol rumah. Yamazaki pun mencoba memeriksanya.
Ketika ia membuka gerbang, tak disangka tamunya adalah teman dari Naraya, yaitu Sean, Ray, Uehara, Kaneki, Mizuki dan Erika serta Miura.
Mereka bertujuh terkejut ketika melihat laki laki yang membuka gerbangnya.
" ha.... Hai hahahaha. " tawa Yamazaki menyambut mereka.
*****
Naraya kini telah tiba didepan gerbang rumahnya dan ternyata mobil Yamazaki masih terparkir didepan rumahnya.
" dia masih belum pulang?. " ujarnya dengan kesal.
Naraya pun masuk kedalam rumah lalu ia terhenti dengan suasana yang tak biasa ini, Yamazaki berfoto dengan teman temannya, ia menepuk jidatnya karena tak menyangka hal ini akan terjadi.
" oh Selamat Datang Naraya. " sambut Yamazaki ketika melihatnya sudah pulang. Begitu dengan yang lain.
" Naraya kamu sudah datang?, ayo bergabung. " ucap Ray kegirangan.
Naraya diam saja sambil menatap dingin, kemudian ia pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Sementara mereka merasa canggung setelah melihat Naraya begitu.
" a-apa dia marah?. " ucap Ray.
Mereka diam setelah nya namun Sean memecahkan keheningan ddengan memberikan pertanyaan
" kenapa seorang Idol ada di rumah seorang perempuan sendiri dirumah ?, ada hubungan apa kalian? ." tanya Sean menatap tajam Pada Yamazaki.
" kalian jangan salah paham, kami hanya kenalan saja. Lagi pula ini hanya untuk penebusan hutang saja kok."
"penebusan hutang?. " tanya Sean.
" benar, sesuatu terjadi terhadap Naraya jadi tak sengaja aku menolongnya, aku tidak mengharap imbalan apapun hanya saja Naraya tidak ingin berhutang budi, jadi aku disini ingin menagih sesuai janji. "
" janji apa itu?. " kata Sean menatap tajam.
" hei santai saja, memangnya apa hubunganmu dengannya sampai begitu?. "
" kami adalah sahabatnya jadi kami perlu tahu.". Ucap Sean.
" baiklah, kami akan pergi ke Festival malam minggu, dengan ini Naraya bisa bebas apa kalian keberatan?. "
Teman teman Naraya merasa Kecewa ketika Naraya akan pergi bersama dengannya. Namun mau apa lagi Naraya sudah diajak duluan.
Lalu Naraya datang sambil membawa teh buatannya, ia pun menaruhnya di meja dan duduk diantara mereka tanpa Ekspresi.
" Yamazaki, ku kira kamu sudah tak ada urusan lagi disini, bukankah aku sudah setuju untuk pergi denganmu?. " Ucap Naraya memecahkan pembicaraan mereka.
" Aaah , kamu kejam sekali seperti biasa, baiklah aku akan pergi. Tapi jangan lupa janji kita ya. " Ujar Yamazaki dengan manis lalu ia pin meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empity Space
General FictionDalam dimensi yang berbeda, gadis berusia 17 tahun masuk dalam kelompok Perampok yang meresahkan pemerintah, namun suatu ketika ia dikhianati oleh semua anggota perampoknya sendiri, ia dibunuh dengan cara diracuni. rohnya terbelenggu dalam kebencian...