One

229K 12.9K 553
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bruk!

Seorang gadis dengan rambut terurai yang sudah kusut masai memekik kesakitan ketika tubuhnya didorong paksa hingga terjatuh ke tanah, ringis tertahan keluar dari bibirnya saat berangsur-angsur ia merasakan perih di lutut dan telapak tangannya akibat berbenturan dengan tanah yang keras.

Di hadapannya, para pelaku yang merupakan anak perempuan sebayanya berdiri menjulang memasang ekspresi puas di wajah mereka, tersenyum mengejek, menatap mencemooh dengan bertolak pinggang dan beberapa lainnya melipat kedua tangan didepan dada, seakan begitu merasa senang melihatnya tidak berdaya dengan posisi berlutut seperti ini, layaknya tengah memohon belas kasihan.

"Jalang miskin sepertimu memang pantas diberi pelajaran!" ujar seorang gadis berambut pirang yang berada di baris paling depan.

Yang kemudian mendapat anggukan setuju dari teman-temannya.

"Ya, benar sekali .... jalang ini memang sangat perlu mendapat teguran darimu Celine, berani sekali si miskin ini merayu pria yang kau sukai," sahut yang lain.

"Habisi saja dia!"

Althea, gadis yang mendapat perlakuan buruk itu hanya diam menunduk, mendengar cemoohan dari para gadis yang tidak lain adalah teman sekelasnya sendiri, itu pun jika pantas dibilang teman, sayangnya kata 'teman' tidak berlaku baginya, tidak ada seorangpun dari mereka yang sudi menjadi temannya, begitupun sebaliknya. Thea juga tidak sudi mempunyai teman seperti para preman sekolah ini.

"Sebenarnya aku jijik sekali padanya, tanganku terlalu suci untuk menghabisi kotoran macam dia, aku bahkan tidak sudi menyentuhnya walau seujung kuku! Tapi karena dia sudah berani menggoda Ronald-ku, rasanya ingin ku cabik-cabik dia hingga menjadi potongan kecil lalu ku berikan dagingnya pada Anjing jalanan!" geram Celine, si gadis berambut pirang yang menjadi ketua dari para gadis itu.

"Biar aku saja kalau begitu, aku akan dengan senang hati memberi jalang ini pelajaran untukmu," ucap suara lain yang berdiri di paling belakang. Sosok itu maju ke depan dan berhadapan langsung dengan Thea, menatap gadis itu angkuh, menyeringai seperti orang sakit jiwa.

Thea semakin menundukkan kepala, tubuhnya sudah terlihat bergetar menahan rasa sakit hatinya, rasanya begitu menyesakkan mendapat perlakuan seperti ini dari mereka, Thea bahkan tidak mengetahui apa kesalahan yang telah diperbuatnya sampai mereka tega melakukan hal ini.

Tuduhan yang mereka layangkan padanya tidak benar sama sekali, Thea tidak sekalipun pernah berniat menggoda Ronald--pria yang menjadi incaran Celine--mereka hanya tidak sengaja saling mengenal karena pria itu yang pernah menolongnya, Thea merasa berhutang budi, jadi sebisa mungkin ingin membalas kebaikan pria itu, tidak lebih.

Tak disangkanya hal itu membuat Celine murka dan cemburu buta atas kedekatannya dengan Ronald, sebelumnya Thea tidak tahu menahu mengenai Celine yang menyukai Ronald, hingga akhirnya Thea menjadi sasaran buli gadis penguasa sekolah itu.

The Sleeping Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang