Thirty Two

16.9K 1K 164
                                    

Acara pengangkatan Luna tinggal menghitung hari, pack tampak makin sibuk mempersiapkan acara sakral itu. Dan Arthur juga semakin disibukkan dengan urusannya bersama Xandrox agar acara ini berjalan lancar.

Penjagaan di perbatasan pack semakin di perketat, karena dikhawatirkan kejadian belasan tahun lalu terulang kembali, dimana kejadian buruk terjadi tepat di hari sakral pemujaan pack mereka.

Semua itu atas perintah Arthur, dia tidak mau kecolongan lagi, atau membuka kesempatan untuk musuh mendekat pada pack di saat-saat penting seperti ini, termasuk juga pengamanan ketat untuk Althea.

Gadis itu telah berhari-hari terkurung di dalam pack house, karena Arthur tidak mengizinkannya keluar area pack tanpa pria itu sendiri yang menemani. Jujur saja, Althea sedikit kesal dengan keputusan Arthur itu. Ia bosan harus terkurung lagi dalam waktu lama, karena tidak punya kegiatan untuk mengisi waktu luangnya. Sampai akhirnya ia meminta agar Arthur mengizinkannya bertemu dengan Jessica.

Sudah sangat lama Althea tidak bertemu dengan temannya itu karena keadaan yang tidak memungkinkan. Setelah izin dari Arthur ia kantongi, Althea tidak menunggu lebih lama lagi dan segera meminta seseorang untuk memanggil Jessica, Tetapi yang tidak Althea ketahui, temannya itu telah lama mengundurkan diri sebagai pelayan Pack.

“Apakah anda tahu di mana alamat tempat tinggalnya, madam? “

“Mohon maaf luna, meski saya memberi tahu, kemungkinannya sangat kecil kalian bisa bertemu. Ada baiknya anda bicarakan dengan Alpha lebih dulu.” Jawab madame Lidya saat Thea menanyakan perihal Jessica yang sudah tidak lagi bekerja sebagai pelayan dapur.

Lidya--kepala pelayan baru yang menggantikan Atherna--mengatakan bahwa Jessica sudah mengundurkan diri sejak lama. Dan jejak kepergiannya tidak diketahui. Jessica seperti hilang begitu saja.

Althea merasa aneh dengan hal ini, tapi tidak ada yang bisa dilakukannya. Tidak mungkin ia harus memohon pada Arthur agar menemukan Jessica. Waktu Arthur terlalu berharga untuk melakukan hal seperti itu, Althea tidak ingin merepotkannya. Ia menyadari Arthur adalah seorang pemimpin di sini, dan setiap waktu sangat berharga baginya. Apalagi setelah pria itu aktif kembali dengan kegiatannya sebagai Alpha.

“Baiklah kalau begitu, terimakasih atas waktunya madam.”

“Apapun untuk anda, Luna.” Lidya menunduk hormat seraya merekahkan senyum.

“Kalau begitu, saya permisi.”  Althea pun keluar dari ruangan Lidya dengan bahu kuyu, sedikit sedih karena tidak dapat menemukan informasi atas keberadaan Jessica. Satu-satunya teman yang ia miliki di sini. Kemana ia harus mencari gadis itu? Bahkan sekedar tempat tinggalnya saja Althea tidak tahu. Teman macam apa dirinya ini? Althea merasa sangat buruk.

Saat keluar, dua orang omega yang menjadi pelayannya datang menghampiri. Tahu ada hal yang akan dibicarakan padanya, segera saja ia bertanya.

“Ada apa, Lian?” Althea menatap penuh tanya pada salah satunya.

“Alpha telah kembali, Luna," ucapnya seraya menundukkan kepala.

“Benarkah?” matanya berbinar cerah dengan diikuti senyuman.

“Ya, Luna. Alpha menunggu anda di ruangannya, kami diperintah untuk mengantarkan anda,” jawab Lian.

The Sleeping Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang