❄️❄️❄️
Salju mulai turun lagi, membuat suhu udara semakin dingin, Di dunia manusia mungkin orang-orang akan lebih memilih berdiam diri didalam rumah dengan tidur dibalik selimut tebal dan malas-malasan, atau sekedar menikmati secangkir coklat panas dengan setoples biskuit. Namun itu tidak berlaku bagi para Werewolf di Corleone Pack yang tengah sibuk mempersiapkan keperluan acara untuk penobatan Luna juga sekaligus acara penyambutan telah kembalinya Alpha mereka.
Kegiatan mereka itu tidak luput dari tatapan sepasang mata ber-iris kelabu yang sedari tadi melihat penuh ironi dari balkon lantai atas, Althea.
Gadis itu memasang raut sendu sembari melihat kearah kawanan yang tengah sibuk dibawah sana, tetapi pikirannya melayang jauh. Memikirkan nasib seseorang yang masih menjalani hukuman akibat perbuatan jahatnya. Jackson, kakaknya.
Masih teringat dengan jelas dibenak Thea penolakan yang Arthur layangkan padanya ketika meminta izin untuk melihat Jack walau sekali.
Prianya jelas tidak akan memperbolehkan, mungkin tidak ingin sampai membuatnya kembali menangis ketika melihat bagaimana mengenaskannya keadaan sang kakak. Karena Thea sendiri sudah pernah melihat bagaimana kelamnya dungeon, penghukuman bagi para tahanan benar-benar tidak manusiawi. Tentu, Althea mengerti mereka sebagai mahkluk Immortal memiliki cara berbeda dengan manusia dalam berhukum. Hanya saja, Thea merasa miris karena kakaknya sendiri harus mengalami itu karena dirinya.
Jack memang bersalah, tapi tetap saja pria itu kakaknya. Satu-satunya keluarga yang Althea miliki. Ia merasa buruk karena tidak bisa melakukan apapun untuk sekedar meringankan hukumannya.
Memikirkan itu, sorot mata Althea semakin redup, Sedih dia rasakan saat teringat kakak laki-lakinya, Thea ingin tahu bagaimana keadaannya, ingin sekali bertemu untuk mengetahui apa sang kakak masih mengenalinya.
Apalagi, beberapa waktu ke depan akan diadakan acara penobatannya sebagai Luna. Di acara penting dalam hidupnya itu ia ingin sang kakak hadir sebagai anggota keluarganya. Tapi, mungkin akan sulit untuk terealisasi. Atau mungkin ia bisa memintanya pada Arthur? Bisakah?
"Sedang apa, Luna-ku?"
Althea sedikit tersentak ketika merasakan sepasang tangan memeluknya dari belakang, membuyarkan pikirannya akan Jack.
Dan tebak siapakah tersangkanya? Benar, Tentu saja Arthur, memang siapa lagi yang berani memeluknya seperti ini selain pria itu, jika saja ada yang berani, itu artinya mereka merelakan tangannya putus dari tubuh karena lancang menyentuh milik si Alpha posesif.
Tanpa memutar tubuhnya, Althea menjawab, "menurutmu?"
"Hmm .... Pasti sedang memikirkan Mate-mu yang tampan itu kan? Kau pasti merindukannya dan terbayang wajahnya sepanjang hari," Jawabnya percaya diri, seraya mendekatkan bibir ke ceruk leher Thea, mengecupinya di sana, menghirup wangi khas yang menguar dari tubuh mate-nya itu, yang hanya dia lah yang bisa menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sleeping Alpha
Werewolf"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun dari kutukan. Begitupun Arthur, ia memerlukan Mate nya, belahan jiwanya, cinta sejatinya u...