Thea terdiam di atas ranjang rawatnya sambil menyandarkan punggungnya ke atas bantal yang ditumpuk tinggi, dibawah dekat kakinya sudah tersedia meja khusus berisikan makanan dan minuman dalam nampan yang masih utuh, belum tersentuh sedikitpun olehnya.
Thea tidak bernafsu makan apapun, terhitung sejak hari pertama ia siuman, namun di lain keadaan ia terpaksa harus memakannya karena harus minum obat dan atas paksaan dari Jessica, gadis itu selalu bilang bahwa dirinya bertugas menjaganya dan memastikan Thea menghabiskan makanan, agar cepat sembuh.
Karena itu Althea jadi tidak enak hati, dan terpaksa memakannya. ia tidak ingin menyusahkan orang lain yang sudah berbaik hati menolongnya, meski sebenarnya sangat tidak nyaman diperlakukan demikian.
Di samping itu, alasan lain karena Thea juga mempunyai terlalu banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pertanyaan seperti dimana kini dia berada dan apa yang terjadi sebelumnya.
Althea sudah bertanya pada Jessica terkait hal ini, tapi dia tidak banyak membantu, malah memberi jawaban yang tidak dimengerti Althea sama sekali, tentang Pack, Beta dan sebagainya. Althea hanya mengerti bahwa orang yang menyelamatkannya bernama Jackson Miller, yang mengutus Jessica untuk menjaganya.
"Apa yang sedang kau pikirkan sampai makananmu tidak dimakan Thea?" tanya Jessica, yang baru saja masuk, dia membawa piring berisi potongan buah. Yang akhirnya membuat Althea kembali menghela nafas.
Yang ini saja belum dimakan, sudah dibawakan lagi makanan lain.
"Tidak ada," jawab Althea seperlunya.
"Mau aku suapi?" tawar Jessica.
"Maaf, tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri, terima kasih Jess," tolaknya, kemudian segera membawa nampan makannya mendekat, dan makan perlahan. Tidak mau membuat Jessica terus repot mengingatkannya.
Jessica menyimpan piring buah kemudian duduk di kursi samping ranjang rawat Althea. Memperhatikannya makan dalam diam, "aku tahu makanan rumah sakit tidak enak, tapi kau harus tetap memakannya, karena tubuhmu membutuhkan itu." katanya tiba-tiba.
"Tentu saja, kau benar," sahut Althea.
"Aku sangat cerewet kan? Kau pasti merasa tidak nyaman," katanya lagi, "tapi kau adalah tanggung jawabku saat ini Thea, aku diperintahkan untuk menjagamu dan mengawasimu hingga kau sembuh, jika tidak Beta Jack akan murka dan menghukum ku. Maaf ya," sambung Jessica, merasa tidak enak.
Thea tersenyum kecil, "Tidak apa-apa, aku mengerti. Seharusnya aku yang minta maaf karena harus menyusahkan mu," ucapnya.
Jessica mengibaskan tangannya, "kau bahkan tidak pernah meminta apapun, apanya yang menyusahkan?"
"Tetap saja, aku juga merasa tidak enak padamu," Thea bersikeras.
"Kalau begitu kita impas. Jadi tidak usah saling meminta maaf," cetusnya, mengakhiri perseteruan tentang maaf-memaafkan ini.
Mereka berpandangan sejenak, lalu terkekeh setelahnya.
"Kurasa juga begitu," kata Althea membenarkan.
"Aku senang bisa mengenalmu, Thea. Bisakah kita menjadi teman saja? Kurasa hubungan kita sekarang ini sangat kaku," pinta Jessica.
Permintaan yang membuat Althea terpaku selama beberapa saat.
Selama ia hidup, baru kali ini ada orang yang mengajaknya berteman. Hidup sebagai anak buangan yang dibesarkan panti asuhan, membuat orang-orang enggan berteman dengannya. Ia tidak pernah mempunyai teman selain adik-adik pantinya, sekalipun, Althea tidak pernah berangan bisa memiliki seorang teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sleeping Alpha
Hombres Lobo"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun dari kutukan. Begitupun Arthur, ia memerlukan Mate nya, belahan jiwanya, cinta sejatinya u...