Fourteen

82.1K 8.5K 388
                                    


Arthur mengerang, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya yang sudah terasa sejak beberapa jam lalu.

Tidak ada luka apapun yang tergores di kulitnya, tapi rasa sakit yang dirasakan begitu hebat, sangat menyakitkan. Panas, perih, seperti seseorang telah mencambuknya hingga habis. Arthur menyadari ini pasti berhubungan dengan Mate nya lagi, terjadi sesuatu pada gadisnya yang menyebabkan semua rasa sakit ini turut dirasakan olehnya. Arthur yakin.

Dan sudah pasti semua rasa sakit yang diderita Mate nya berhubungan dengan si beta sialan itu, pastilah pria itu yang telah menyakitinya seperti kejadian lalu.

Dasar brengsek!

Arthur berjanji dan bertekad dalam hati, ia akan membalasnya, membalas semua rasa sakit yang diderita gadisnya pada Beta sialan itu.

Arthur tidak perduli dengan kenyataan bahwa pria itu adalah beta nya sendiri, orang yang selama ini terus memperjuangkan kesembuhannya, menjaganya agar tetap hidup, ia tidak peduli.

Karena siapapun itu yang sudah berani menyentuh apalagi menyakiti miliknya, maka dia akan tahu akibatnya, mereka harus merasakan balasan yang setimpal, yang lebih menyakitkan dan sadis daripada apa yang sudah dirasakan oleh Mate nya. Kesakitan tiada tara yang akan menggerogoti hingga maut menjemput. Mereka harus tahu sedang berhadapan dengan siapa, Arthur bukan seorang berhati malaikat, ia akan menghabisi siapapun itu yang berani menyentuh Mate nya, lihat saja, Arthur akan memperlihatkan neraka dunia pada mereka.

"Arch?" panggilnya pada Archer melalui mindlink. Namun tidak kunjung mendapat balasan.

Sudah berkali-kali Arthur mencoba untuk terhubung dengan serigalanya itu sejak berjam-jam lalu, terhitung saat pertama kali serangan sakit ini ia rasakan. tapi selalu gagal.

Arthur khawatir terjadi sesuatu pada serigalanya karena sesaat sebelum kehilangan kontak, Archer juga mengeluhkan sakit yang sama. Serigalanya itu terus meraung kesakitan, persis seperti yang Arthur rasakan.

"Arch, kumohon ...." lirihnya putus asa.

"Oh, moon goddes, tunjukkanlah keagunganmu, aku membutuhkan bantuan." Mohon Arthur.

Ia tidak bisa diam saja seperti ini sementara jauh di sana mate dan jiwa serigalanya mungkin sedang berada diambang hidup dan mati.

"Arthur ...."

Bagai gaung yang bersambut, tidak lama setelah itu samar-samar terdengar suara seseorang memanggil namanya, membuat Arthur memfokuskan pikiran. Suara itu tidak datang dari serigalanya, ini satu hal yang berbeda.

Suara dari satu ruang kosong dalam benaknya yang telah lama tidak pernah lagi terdengar.
Arthur mencoba lebih fokus, ia takut hanya berhalusinasi mendengar suara itu karena terlalu mengharap.

"Arthur, apa kau mendengarku?" Suara itu kembali terdengar, kali ini lebih jelas dari sebelumnya.

Arthur menghembuskan nafas pelan, merasa lega. Tidak pernah ia merasa se-lega ini sebelumnya.

"Xand, itu kau?" Balasnya, menyahuti suara itu yang ternyata Xandrox. Perkiraan Arthur tidak pernah salah.

"Ya, ini aku Dude."

Terima kasih Moon goddes. Batinnya.

Itu memang Xandrox, temannya yang telah lama  menghilang bersamaan dengan dirinya belasan tahun lalu.

mungkin aneh tentang mengapa ia bisa saling terhubung dengan Xandrox dalam telepati, Tapi ini memang sudah terjalin sejak lama. Para orangtua mereka dulu sengaja menyematkan mantra keterikatan pada mereka agar bisa saling terhubung. Mantra yang sama seperti yang Xandrox sematkan pada Arthur dan Althea. Hanya saja Arthur dan Xandrox tidak bisa melakukan hal lain selain telepati.

The Sleeping Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang