[11] The Spy

1.4K 107 14
                                    

Kehilangan adalah sesuatu yang pasti akan terjadi pada setiap orang. Begitu juga Sandra, dalam satu waktu dia kehilangan 2 orang yang sangat berharga bagi dirinya. Namun, sekarang salah satu sinar tersebut telah kembali. Kembali untuk menemani dan menyinari.

Salah satu sinar tersebut, sekarang masih setia menggenggam tangan sang penikmat sinar.

■■■

Kring ... kring ... kring ...

"Ke kelas yok, udah bel nih." Rey yang masih menggengam tangan Sandra beranjak dari duduknya dan sedikit menarik tangan Sandra agar Sandra ikut bangkit dari duduknya.

"Gak lah, lo aja. Jam ke-2 aja gue masuknya."

"Yaelah, mana ada anak culun bolos. Ayok, mau gue bilangin ke Kania nih? Biar dia ngelapor ke nyokap bokap lo." Rey mengancam sambil tersenyum geli melihat ekspresi cemberut Sandra.

"Iya, iya. Sabar ngiket rambut dulu." Sandra merapihkan rambutnya menjadi satu. Rey yang melihat Sandra sedang mengikat rambutnya dibuat terperangah dengan pesona seorang Sandra. Memang benar kata orang-orang bahwa perempuan yang sedang mengikat rambut akan terlihat lebih menawan.

"Sini gua bantuin." Rey mengambil alih gumpalan rambut Sandra dan merapihkannya secara perlahan. "Mana iket rambutnya?" Sebelah tangan Rey menahan rambut Sandra yang sudah rapih agar tidak berantakan dan sebelah tangannya lagi bergaya seperti meminta.

Rey memang orang yang pandai membuat hati Sandra berbunga-bunga. Dengan hal kecil seperti ini saja dapat membuat bunga dihati Sandra mekar.

"Lama-lama gue iket pake karet nasi uduk juga nih." Lagi-lagi Rey tersenyum geli melihat Sandra yang gelagapan tak karuan.

"Eh, sorry. Nih ...." Sandra menyerahkan ikat rambut yang dia taruh di pergelangan tanganya. Sandra merogoh tasnya untuk mencari kaca mata lalu memakainya.

"Btw, lo kenapa sih nyamar jadi anak culun gini?" Tanya Rey penasaran.

"Eh, udah yok. Kita ke kelas sekarang." Sandra beranjak dari duduknya dan langsung berjalan ke arah kelas.

Tampaknya Sandra sengaja mengalihkan pembicaraan agar tidak perlu menjawab pertanyaan Rey. Dia tidak mau Rey tahu alasan dari penyamarannya.

■■■

Gadis dengan penampilan culun itu sedang mencoba menahan matanya agar tidak tertutup. Pelajaran fisika yang sedang diajarkan guru di depan kelas tak dapat lagi dicerna oleh otak Sandra. Ya, walaupun dalam keadaan tidak mengantuk pun, Sandra tetap tak bisa memahami semua pelajaran.

Tak sanggup lagi menahan beratnya mata yang telah berkedut-kedut tak karuan, Sandra menelungkupkan kepalanya di antara kedua tangannya yang ada di atas meja. Sandra sudah mulai menjelajah di ruang mimpi. Namun, tiba-tiba badannya terguncang.

"Oh, mungkin ini bagian dari mimpi." Sandra bergumam dalam hati.

"Woy ... Sandra! Bangun!" Guncangan itu mulai menguat. Apakah sekarang gempa? Namun, sepertinya Sandra tidak terpengaruh oleh guncangan itu, dia terus menjelajah masuk ke alam mimpinya.

"Agak gila nih orang." Rey berdecih sebal karena Sandra tak kunjung bangun. Rey hanya takut Pak Tanto mengetahui Sandra sedang tidur dan akan menghukumnya. Ah, sungguh tidak tega melihatnya.

"Permisi Pak." Rey mengacungkan tangannya agar Pak Tanto mengahadap ke arahnya.

"Ya, ada apa Rey? Ada yang tidak jelas?" Pak Tanto menurunkan sedikit kacamatanya.

"Ini Pak, orang yang ada di sebelah saya lagi sakit. Saya minta izin bawa dia ke UKS ya, Pak."

Pak Tanto menghampiri meja Rey dan Sandra. Memperhatikan sebentar Sandra yang masih menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Ya sudah, silahkan. Dari pada dia tidur di kelas saya, lebih baik dia istirahat di UKS saja."

Setelah Pak Tanto kembali ke mejanya. Rey membangunkan Sandra untuk kesekian kalinya. Masih tak ada respon, Rey akhirnya mengangkat dengan lembut kedua bahu Sandra dan membuat Sandra terlonjak kaget.

"Apasih, Rey. Ganggu aja." Sandra menggumam seperti orang mengigau.

"Ayo, lo mau tidur kan?" Rey membisikkan Sandra. Lalu Rey memapah Sandra agar terlihat seperti orang sakit.

Setelah sedikit jauh dari kelas mereka. Sandra buru-buru menjauh dari Rey.

"Untung niat lo baek, kalo gak nih bogem udah melayang ke muka lo." Sandra menonjok tangannya ke udara.

Dari kelas mereka menuju ruang UKS, mereka harus melewati sekitar 4 kelas lagi. Dan salah satunya adalah kelas Kania. Saat mereka melewati kelas Kania, secara tidak sengaja Kania menangkap Sandra dan Rey yang sedang berduaan. Buru-buru Kania meminta izin dengan alasan ingin ke toilet.

Secara diam-diam Kania mengikuti langkah Sandra dan Rey hingga sampai di UKS. Kania menggerutu kesal karena makin kesini Sandra dan Rey makin dekat.

Namun, Kania juga tidak menyadari bahwa di belakangnya ada orang lain yang mengikuti. Ya, sebenarnya orang itu mengikuti Sandra dan Rey dan dengan kebetulan pula Kania datang. Dan jadilah dia membuntuti Rey, Sandra dan Kania.

"Inget kak jangan macem-macem. Gue cuma bantuin mantau doang, gak lebih." Itulah yang di ucapkan orang yang membuntuti itu kepada orang yang sedang berteleponan dengannya.

■■■

Sometimes we need to lose,
to re-understand what the meaning of
finding and having someone

VeranderingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang