[16] Lost

934 55 1
                                    

Mata Rey yang terus terpejam membuatnya tak mengetahui bahwa kini mobil yang dia tumpangi sudah berhenti di depan sebuah gerbang yang sudah mulai berkarat.

"Lo gak mau ikut turun?" Sontak Rey membuka matanya dan menghadap ke arah depan.

Sandra menaikkan sebelah alisnya menunggu jawaban dari Rey. Rey yang masih belum memahami keberadaan mereka sekarang, langsung mengarahkan kepalanya ke arah luar jendela.

Deg

Seketika jantung Rey seakan berhenti berdetak. Tangannya gemetar tak karuan. Semua kenangan itu kembali melayang-layang di pikirannya.

Matanya terus menatap lekat-lekat gerbang berkarat yang di atasnya tertulis 'Pemakaman Umum' seakan ada suatu hal yang membuat matanya tak henti menatap tulisan itu.

"Woy, Rey. Lo mau ikut turun gak? Mobilnya mau gue kunci, kasian tuh si Sandra udah nungguin di luar." Lelaki yang berada di bangku kemudi itu tersenyum miring yang dapat Rey artikan sebagai senyum merendahkan.

Lelaki itu bisa-bisanya bertingkah seakan tak tau apa pun. Ya, dia adalah David Ricardo. Lelaki yang dulunya juga merupakan anggota The Gembel bersama dengan Rey dan juga Sandra.

"Kenapa, lo takut? Gak ada hantu kok, tenang aja." David tertawa garing seakan menertawakan keadaan Rey yang sekarang terlihat mengenaskan.

Setelah mengatakan kalimat tersebut, David langsung menyusul Sandra yang ternyata sudah menunggu di luar mobil.

Hujan deras yang tadi menghujam bumi telah tergantikan oleh teriknya cahaya matahari. Dengan berat hati, Rey mengumpulkan segala keberanianya untuk turun dari mobil dan menginjakkan kakinya ke jalanan yang sedikit berlumpur itu.

Dengan kaki yang sedikit gemetar, Rey menghampiri Sandra dan juga David yang sudah terduduk di samping sebuah gundukan tanah.

■■■

Sandra mengelus-elus papan nama yang ada di bagian atas sebuah gundukan tanah. Pikirannya melayang pada kejadian 4 tahun silam.

Flashback On

Sandra melangkah masuk rumah dengan senyum yang terlukis di bibirnya.

"Assalamuallaikum." Tak ada jawaban dari siapa pun. Rumahnya gelap seperti tak berpenghuni.

Sandra mengernyitkan dahinya heran, tak biasanya seperti ini.

"Bunda, Sandra pulang." Sandra berjalan mengelilingi rumah berniat untuk mencari keberadaan Bunda yang biasanya selalu menunggu kepulangan dirinya.

Kring ... kring ...

Tiba-tiba deringan telfon terdengar dari ruang keluarga.

"Hallo ...." Sandra mengangkat telfon dengan antusias, dia mengharapkan itu adalah suara indah dari bundanya.

Sandra terdiam setelah suara di sebrang sana mengatakan suatu hal. Hati Sandra remuk dalam hitungan detik. Semua tubuhnya menegang layaknya patung. Telfon yang dia genggam jatuh begitu saja ke atas lantai.

Kakinya terasa melemah seperti tak ada tulang yang menyanggah. Sandra terduduk tak berdaya di lantai dengan tangan yang memeluk lututnya. Sandra tak bisa berkata apa pun, bahkan untuk mengeluarkan setetes air mata saja sudah tak sanggup lagi.

Sandra mengeluarkan handphone miliknya dan menghubungi satu-satunya orang yang pandai membuatnya tenang. Namun, hingga suara seorang perempuan tiba-tiba terdengar, "nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi."

Dengan sedikit tenaga yang dia miliki, Sandra berusaha berdiri dengan tetap bertumpu pada benda-benda di sekitarnya. Memesan taxi online dan menunggu kedatangannya dengan kegelisahan yang terus menghantui.

Di perjalanan Sandra hanya bisa termenung menatap keluar jendela. Perasaan juga pikirannya sudah tak karuan. 

Setelah sampai di tempat tujuan, Sandra langsung berlari ketempat bundanya yang telah terbaring lemah.

Semua terjadi begitu cepat. Pagi tadi, bunda masih memasakkan sarapan untuk Sandra dan ayahnya. Dan sekarang, bunda pergi begitu saja tanpa Sandra sempat mengatakan sepatah katapun.

Sandra hanya mengetahui sutu hal dari dokter yang menangani bundanya. Bunda pergi karena terkena hantaman benda dengan cukup keras. Ya, itu semua terjadi karena ada seorang remaja yang dengan tidak sengaja memukul bunda sehingga ia terhuyung jatuh.

Dan sudah menjadi catatan baginya, apabila dia bertemu dengan remaja itu maka Sandra pastikan nyawa remaja itu akan melayang seketika. Tak perduli sengaja ataupun tidak sengaja, namun yang Sandra tahu remaja itu sudah membuat orang yang paling berharga bagi Sandra pergi untuk selamanya.

Flashback off

■■■

Anyone who has lost something they thought was theirs forever, finally comes to realise that nothing really belongs to them

VeranderingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang