5 years later
"Auch!"
Pandangannya yang tadi sibuk menekur skrin telefon bimbit beralih pada suara kecil yang baru melanggarnya tadi.
Arissa terpaksa duduk mencangkung untuk memeriksa keadaan tubuh kecil yang merempuhnya secara tiba-tiba tadi. Perlanggaran kecil sebenarnya.
"Hello....?"
Kesian. Dia yang melanggar dia juga yang terjatuh.
Tangan dihulur tepat dihadapan anak kecil itu. Niatnya ingin membantu anak itu.
Yang pasti, ada senyuman hangat yang Arissa dapati setelah tangan kecil itu memegang tangannya. Malah, wajah si kecil itu lebih membuatnya terpana.
senyumannya kelihatan benar manis.
Bajunya yang sedikit kotor ditepuk setelah bingkas bangun. Seperti tadi, wajah kecil itu masih menghasilkan senyuman yang lebar, khas untuk dirinya.
"Adik okay? what is your name?"
"Dam okay! auntie boleh panggil saya Dam! nama saya Adam Zikri."
Comel. Dilihat dari sudut mana pun anak lelaki ini benar memiliki senyum yang seakan pernah dia lihat. Tapi, dimana ya?
"Oh no, tak boleh tengok auntie!"
Kening Arissa terangkat. Memandang pelik gelagat anak kecil yang menutup mata dengan telapak tangan kecilnya, berusaha menghindari kontak mata dengan dirinya.
"Kenapa..?"
" Berdosa! auntie cantik sangat! Zina mata nanti! "
Ada tawa kecil yang terletus dari mulut Arissa mendengar butir bicara yang agak lucu dari mulut anak kecil ini.
" Umur adik berapa? "
" 6 tahun! "
Comel! Arissa benar benar tertawan. Melihatkan telatah si comel ini, dia jadi merindukan Ash.
" Ya sudah, pulangnya hati hati ya, sayang... "
Laju Adam mengangguk.
" Hati hati ya.... " sempat kepala anak kecil itu dielus pelan. Ada lambaian berserta senyuman lebar yang diberikan sebelum tubuh kecil itu terus berlari, menghilang dari pandangan mata.
Heartbeats fast, colour and promises, how to be brave, how can i love when i afraid to fall~
Telefon yang nyaring berdering menghentak lamunan dari anak kecil tadi. Segera ikon hijau diseret, alat peranti tersebut ditekap pada telinga.
" Mrs Arissa, where are you? Kata nak dinner dengan Ash. It's getting really late right now, and you know i hate waiting right? "
Arissa mengeleng, mendengarkan rungutan dari suara tegas itu membuatnya tersenyum sendiri. Boleh diagak bagaimana wajah jengkel Ashraf yang menunggu sendirian direstoran.
" Ya hun, 5 mins! "
Terus langkahnya diatur segera memasuki Darlia cafe. Sudah ada kesayangannya yang menunggunya dari tadi.
Butang melayu dibutang kemas. Sempat dia bergaya sendiri sambil menilik penampilan dihadapan cermin separa badannya.
Cool!
Rambut pendeknya disikat dan dibetulkan sebelum disarung songkok hitam.
" Papa, hurry! Bersiap lama pun tak akan mengubah wajah papa jadi kacak... "
YOU ARE READING
"Jadi Wife Aku. ( Revisi )
Romance" Tolong aku Syuhada, kau satu-satunya yang boleh tolong aku... " Cinta lama yang dikubur dalam-dalam kembali mekar. Hanya dengan satu persetujuan sebagai 'pengantin ganti' dengan Haikal Amirul setelah Nur Ainni hilang tanpa khabar berita dihari p...