"Yes! yes! more Afiya!"
Kelipan lampu kamera putih beberapa kali menyuluh dirinya setelah berbagai pose dan gaya ditukar setiap kali bunyi kamera.
"That all for today! Thank you again for today Afiya! Good as well as today too..."
Encik Daniel memberikannya pujian bersama kedua belah ibu jarinya yang diangkat didepan Arissa Afiya. Dan Afiya hanya mengangguk sebagai balasan.
Tangannya membuka botol jernih air mineral sebelum meneguknya rakus. Haus. Hampir dua jam sesi potretan bagi iklan produk telah tamat setelah hampir 4 jam memberikan gaya yang mereka inginkan.
"See you next monday Afiya. Thank you for your coperations. Can't wait to works with you again, angel..."
"Sure."
Telefon pintar yang tergeletak diatas meja solek dicapai. Sementara menunggu pengurusnya membuang riasan tebal dimuka dan merapikan semula rambut membuat Afiya mengambil kesempatan untuk memeriksa kotak pesanan dan saat nama Amran tentera dia sudah mengulum senyuman manis.
"Still busy? Come, meet me at Paliston Hotel. Since i miss you. Alots."
"Sudah Afiya. Jadi kau mahu gaya rambut yang bagaimana?"
Wajahnya sudah bersih dari makeup tebal. Digantikan dengan tampalan base cream dan compact powder oleh pengurusnya, Miss Laila.
"Mana-mana saja, yang pasti yang Amran suka...."
Miss Laila mengeleng, kembali menyikat rambut Afiya sebelum menggayakannya dengan gaya lurus.
"Sudah. Seharusnya sudah nikah kan...."
Afiya mengeleng. Bingkas berdiri dari depan meja solek. Tangannya sudah menggapai bag channel hitam yang dihadiahi oleh Am.
"Katanya Am, belum masanya.Okay kak, aku keluar dulu ya. Drive sendiri. Pulang hati-hati."
Kedua belah kaki langsingnya kembali menapak keluar dari studio 2 tingkat menuju ke arah base parking. Fokus matanya masih pada alat peranti yang menunjukan isi kandungan perbualannya dengan Am.
Bump!
"Mama!"
Pandangannya teralih. Ada anak kecil dalam usia 4-5 tahun yang sedang memandangnya dengan mata bulat. Tangan kanannya meremas erat skirt pendek Afiya sehingga timbul kedutan.
Dan pegangan anak kecil tadi semakin kuat walau setelah Afiya cuba melepaskan cengkamannya tadi.
Ini anak siapa? kenapa dibiarkan sendirian di tempat serba gelap? base parking ini juga sunyi. Dasar orang tua tidak bertanggungjawab.
"Lepaskan, boleh tak bodoh?!" Akibat terlalu risih, nada suara Afiya naik seoktaf. Bersamaan itu satu rentapan kuat darinya akhirnya melepaskan pegangan yang terpaut dan sekaligus membuatkan tubuh separa paha Afiya terjatuh menyembam lantai.
"Listen here kid, i am not your fucking mother or what, you can't just grab some strangers and say they were your fucking mom."
Afiya memeluk tubuh. Langsung tidak terkesan dengan air mata yang kini berjejeran dipipinya anak kecil tersebut. Yang aku rasakan hanya benci . Menyampah mendengar tangisan tersebut. Entah kenapa rasanya mendengar suara tangisan ini membuatnya jadi jengkel?
"Aleq? Allahuakbar apa jadi ni?"
Haikal sudah meluru mendekati anak bongsunya. Faleq Naufea yang sudah tergeletak jatuh bersama linangan air mata.
YOU ARE READING
"Jadi Wife Aku. ( Revisi )
Romantik" Tolong aku Syuhada, kau satu-satunya yang boleh tolong aku... " Cinta lama yang dikubur dalam-dalam kembali mekar. Hanya dengan satu persetujuan sebagai 'pengantin ganti' dengan Haikal Amirul setelah Nur Ainni hilang tanpa khabar berita dihari p...