Rasa-2

445 16 3
                                    

Seingatku, aku semalam tertidur di pundak Rifan. Lalu bagaimana aku bisa berada di kamarku?

Biarlah, aku akan siap-siap ke sekolah karena pasti sebentar lagi Rifan akan menjemputku.

Beberapa menit kemudian aku pun telah siap, tapi pangeran yang kutunggu tidak juga datang. Kemana lagi anak itu? gumamku dalam hati.

"Tumben Rifan lama banget, aku samperin ke rumahnya deh." Seruku, aku menuruni satu per satu anak tangga.

Tetapi saat aku ingin membuka pintu, Rifan sudah ada di depan pintu rumahku dengan senyumnya tanpa dosa.

"Lama banget sih Ri!" Ketusku sambil mengerucutkan bibirku yang mungil.

"Gue ketiduran, jadi lambat ngejemput lu."

"Ri, maaf yah kalo Kila nyusahin Rifan terus." entah apa yang terlintas diotakku, aku langsung mengatakan itu pada Rifan.

"Maksud lu?" tanya Rifan tak mengerti.

"Tadi malam pasti Rifan capekkan nemenin Kila di rumah?" tebakku, memastikan saja.

"Ga kok."

"Gimana ga, terus siapa yang bawa Kila ke kamar?"

"Gue."

"Pasti Rifan gendong Kila, iyakan?" ya Tuhan kepedean sekali aku ini.

"Engga tuh, gue seret."

Mataku membelalak seketika padanya, "Beneran Ri?"

"Hahahahhaha." Rifan terkekeh.
"Udah cepetan masuk mobil, ah!" Sambung Rifan membukakan pintu mobilnya.

Di perjalanan aku sama sekali tidak diam, aku terus saja bertanya pada Rifan,

"Ri, kok hari ini bawa mobil sih?" Tanyaku sambil menoleh ke arahnya.

"Hari ini mendung tuan puteri, emangnya lu mau kehujanan?"

"Mau, asalkan bareng Rifan. Hehe." jawabku dengan spontan.

Rifan langsung terbelalak mendengar perkataanku itu, tapi tidak menggubrisnya.

"Ri?" panggilku lagi.

"Hm," Rifan menoleh ke arahku dengan tatapan dinginnya seperti biasa.

"Jangan lupa ke kelas Kila kalo udah jam istirahat." Aku memutarkan bola mataku malas. Bagaimana tidak, kemarin cowok ganteng yang satu ini melupakanku begitu saja.

"Iya." balasnya singkat, lalu kembali menoleh pada jalanan di depannya.

Setelah kami sampai di koridor sekolah, kami pun langsung berjalan ke kelas kami masing-masing. Tapi sebelum itu, aku mengucapkan kata 'Bye' kepadanya.

Hari ini adalah tanggal 17, dan pastinya akan terjadi malapetaka besar bagi para siswa-siswi Yayasan Bakti International School, yaitu upacara.

Walaupun fakta yang sebetulnya, hari ini adalah hari selasa. Tapi hari apapun itu, jika memang tibanya tanggal 17 mau tidak mau pasti upacara itu terjadi.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang