Rasa-19

216 11 0
                                    

Hari ini Syakilah dan Rifan berangkat bersama ke sekolah. Sebetulnya mereka menolak, tapi ini permintaan Freddi.

"Naik,"

"Udah, ayo jalan." Pinta Syakilah.

"Peluk gue," pinta Rifan kepada Syakilah yang masih saja ketus kepadanya.

"Apaan sih, Ri!" tolak gadis itu.

"Peluk aja bawel!"

Terpaksa Syakilah melingkarkan kedua tangannya di pinggang Rifan.

Sepanjang jalan mereka saling diam, hingga akhirnya Rifan membuka suara.

"Kil?" Panggil Rifan.

"Apa?" jawab Syakilah ketus.

"Kita mampir ke taman nggak pa-pa kan?"

"Hm,"

10 menit berlalu, mereka sampai di sebuah taman.

"Gue mau ngasih tau sesuatu sama lu." Kata Rifan.

"Apaan?"

"Bukan ngasih tau sih, tapi ini tuh pengakuan." sambung Rifan lagi.

"Ngomong aja kali, jangan ribet." kata Syakilah.

"Gini, gue sebenernya sayang sama elu. Tapi, gue takut lu ngejauh karena rasa gue ini."

"Jangan ngaco deh Ri," Syakilah mencoba tidak menggubrisnya.

"Nggak ada gunanya gue bohong, Kil." Ucap Rifan.

"Gue juga saya..."

"Gue tau, semua kode yang lu lakuin ke gue, gue peka Kil, cuma gue pura-pura untuk nggak ngerti itu semua. Karena gue takut kehilangan luz Lu itu cinta pertama gue."

"Hm,"

Jadi? Kamu juga cinta sama aku? Batin Syakilah.

Rifan memeluk Syakilah dengan erat, entah mengapa hatinya merasa damai dekat dengan gadis itu.

"Maafin semua yang gue lakuin sama lu. Gue pura-pura pacaran sama Latifah buat bikin lu cemburu, maafin gue Kil, gue bodoh." Sesal Rifan.

"Kita udah telat, ayo!" Kata Syakilah.

Syakilah terus saja mencoba agar tidak membahas soal hatinya. Syakilah hanya lelah, mungkin butuh mengistirahatkan hatinya sejenak.

Rifan melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata seperti biasanya.

Rifan melihat dari kejauhan ada mobil yang ingin berbelok, ia coba menekan rem tapi tidak berfungsi.

Rifan membanting stir motornya dan menabrak trotoar jalan, darah bercucuran di jalan itu, mereka di bawa ke rumah sakit oleh warga setempat.

*****

Freddi dan Fero masih menunggu di depan ruangan ICU. Hingga beberapa saat dokter keluar.

"Bagaimana dok, keadaan putri saya?" Tanya Freddi dengan nada ragu.

"Putri bapak mengalami benturan yang keras di kepalanya hingga membuat saraf matanya putus Pak." Kata dokter.

"Jadi maksud dokter? Anak saya buta?"tanya Freddi tidak percaya.

"Bapak tenang saja, sudah ada pendonor yang ingin mendonorkan matanya pada anak bapak."

"Siapa dia dok?" Tanya Fero dan Freddi bersamaan.

"Maaf, orang itu tidak ingin disebut namanya. Tolong bapak ke ruangan saya untuk membahas administrasi dan masalah operasi ya, Pak."



(Riwayat revisi 20) 31 Okt 2019

Halooooo!!!!!!
Sorry baru update😁😋
Happyy readinggggg.....

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang