1
2
3
Happy reading guys.❤
"Kila pulang bareng gue." Rifan seketika memotong pembicaraan.
Mungkin saja Rifan mengira kalau kak Fandi ingin mengantarku pulang.
Tetapi sedetik setelah Rifan mengatakan kalau dia yang akan mengantarku pulang, kak Fandi langsung meninggalkanku bersama Rifan.
Dan setelah itu kami menuju ke parkiran,
Rifan tak langsung mengantarku pulang, ia membawaku ke sebuah taman yang kemarin kami kunjungi. Setelah sampai di taman, aku langsung duduk di kursi taman itu dan menikmati angin sore dan menunggu senjaku.
"Sore ini indah yah, hanya ada kita." Aku langsung menoleh ke sumber suara, dan tak lain pemilik suara itu adalah Rifan.
Aku tersenyum tipis,
"Iya hanya kita." Sambungnya sambil menoleh sebentar padaku dan setelah itu ia kembali memandang lurus ke depan.
Aku tak mengira bahwa Rifan akan mengatakan itu, entah itu membuatku senang atau membuatku sakit. Di satu sisi aku bahagia karena ia senang bersamaku. Tetapi di sisi lain aku sadar, Rifan hanya menganggapku sebatas adiknya.
Terkadang aku benci sebuah pertemanan jika ada kata "Sebatas" di awalnya.
Aku tersadar dari lamunanku,
Aku menoleh ke arah Rifan, aku tersenyum miris. Aku bersamanya namun aku tak dapat memilikinya. Raganya memang bersamaku, tetapi hatinya bersama yang lain.
"Kilaaaaaa." Panggil seseorang yang sontak membuatku kaget dan mencari sumber suara itu.
Aku menemukan seseorang yang wajahnya sangat familiar untukku, siapa lagi jika bukan Kak Fandi.
Ia mempercepat langkahnya dan menghampiriku dan juga Rifan.
"Hai Kak, Kakak kesini bareng siapa?" Tanyaku sembari mencari-cari di belakang Kak Fandi siapakah yang bersamanya?
"Gue kesini bareng Agatha." Jelasnya.
Kak Agatha itu wakil ketua osis di sekolah, dia juga cukup famous. Tetapi banyak yang tidak suka dengan sifatnya. Ia sangat sok berkuasa dan ia juga sering mendekati Kak Fandi. Menurutku, wajar saja jika ia dekat. Kan mereka ketua dan wakil ketua, bukan?
Tapi entahlah, aku tak pernah menyimpan prasangka buruk terhadap kak Agatha. Tetapi yang bisa aku lihat, kak Fandi kadang risih dengan sikap kak Agatha.
"Kak Agathanya mana Kak?" Tanyaku.
"Dia ke toilet."
Aku hanya ber-oh ria.
Sekilas aku melirik Rifan di sampingku, ia hanya tersenyum picik melihat Kak Fandi sedari tadi.
Dan sedetik kemudian, Rifan beranjak dari duduknya dan langsung menarikku untuk pulang. Tanpa berpamitan oleh siapapun.
"Ri, kok Kila di tarik-tarik gini sih?" Tanyaku sambil melepaskan tanganku yang sudah sakit sedari tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Teen FictionDua insan yang saling mencintai namun berbeda pendapat untuk mengungkapkannya. Diam tapi menyakitkan, atau pergi tapi takut kehilangan? Don't copy my story!