Rasa-21

225 11 0
                                    

Mungkin memang benar kata sahabat Syakilah, ia harus melupakan Rifan. Mau tidak mau, siap tidak siap!

Mencoba membuka lembaran di kehidupannya, menjadikan Fandi satu-satunya prioritas di hidupnya yang baru.

"Kamu mau minum apa Yang?" Tanya Fandi pada Syakilah yang sibuk menatap layar ponselnya.

"Eh? Terserah kamu aja deh, aku ngikut."

Fandi mengangguk mengerti, lalu memanggil pelayan.

"Jus jeruknya dua, sama kentang gorengnya dua." kata Fandi pada pelayan di depannya.

"Ada lagi, Mas?"

"Itu aja."

"Oke silahkan tunggu 15 menit."

Mereka menikmati lagu yang mengalun, sangat tenang.

"Habis ini kita ke rumah aku yah," Ajak Fandi.

Syakilah mengerutkan keningnya, "Emang mau ngapain?"

"Udah ikut aja."

"Emang boleh?"

"Bolehlah."

Senyum Syakilah mengembang, hanya sebentar, "Fan? Maafin Kila yah sempat jauhin Fandi." Kata Syakilah dengan penuh rasa bersalah.

"Iya aku maafin." Balas Fandi cepat.

Hening...
Lalu pelayan kembali datang dengan nampan yang berisi dua jus jeruk dan dua kentang goreng.

Setelah menghabiskan makanan mereka, keduanya naik di mobil dan menuju ke rumah Fandi.

"Kilaaaa kebooo ayo bangunnnnnn." Fandi terus mengguncang tubuh Syakilah yang sedari tadi tertidur di perjalanan.

"Hoaaaaammmmm." Syakilah mengusap kelopak matanya sambil satu tangannya menutup mulutnya yang menguap lebar.

"Ayo turun, kita masuk ke dalam." Ajak Fandi.

"Zkkszmnzdjsqprt..." Jawab Syakilah asal dengan mata yang tertutup kembali.

"Hm," Pasrah Fandi dan langsung menggendong Syakilah ala Bridal-Style.

Fandi langsung menurunkan Syakilah di Sofa dengan pelan.

"Dia kenapa?" Tanya wanita paruh baya yang entah kapan berdiri di belakang Fandi.
"Eh? Astagfirullah Fandi kirain siapa, Mama ternyata." Kaget Fandi sambil memegangi dadanya. Lalu menyalami Mamanya.

"Assalamualaikum, Ma."

"Waalaikumsalam." Balas Mamanya cepat, "Dia siapa?" Tanya Mamanya.

"Dia Syakilah, Ma. Yang sering aku ceritain sama Mama."

"Oh ini orangnya toh, tadi kamu belum jawab yah pertanyaan Mama, dia kenapa?"

"Ketiduran, Ma."

Santi, dia adalah ibu angkat dari Fandi sejak kedua orang tuanya pisah.

"Hoaaaaaaammmmm."

"Nyenyak tidurnya?" Tanya Fandi.

"Hehehe, maaf Fan." Lalu Syakilah menoleh pada wanita yang duduk di samping Fandi.

"Ini Mama aku," Ucap Fandi cepat.
"Syakilah, tante. Maaf udah ngerepotin." Kata Syakilah tidak enak.

"Nggak ngerepotin kok sayang." Balas Santi cepat.

Drt drt...

Ponsel Fandi bergetar, terlihat notifikasi sebuah pesan,

From : Tidak diketahui
Enak yah jadi dia, dikenalin sama mama lo ternyata. Wkwk!

Fandi mematikan layar ponselnya.

"Mama tinggal ke dapur dulu yah, mau masakin buat kalian." Pamit Santi.

"Tante," Panggil Syakilah.

"Iya sayang? Kamu butuh sesuatu?" tanya Santi pada Syakilah.

"Aku boleh bantuin nggak?"

"Boleh dong. Ayo ikut tante."

Syakilah lalu menyimpan ponselnya di atas meja, meninggalkan Fandi di ruang tamu sendiri.

Syakilah yang sudah terbiasa mempelajari resep-resep makanan lewat google, cukup mengerti dengan masakan yang akan dibuat oleh Santi.

Syakilah mengiris bawang merah ditangannya dengan sangat teliti dan bahkan air matanya sampai mengalir.

"Hiks,"

"Eh? kok nangis?" Tanya Santi khawatir pada Syakilah.

"Ini tante, bawangnya bikin sedih juga ya," ujar Syakilah yang membuat Santi tertawa.

"Emang kamu udah biasa masak?" tanya Santi.

"Engga sih tante, cuma sering liat tutor masak gitu, hehe." jawab Syakilah dengan jujur.

"Oh, Fandi jarang loh ngenalin pacarnya ke tante, sekalinya ngenalin eh cantik gini," puji Santi sambil menyelipkan helai rambut Syakilah ke belakang telinganya.

"Hehe terima kasih tante," ucap Syakilah malu.

Santi tersenyum, Gadis ini cantik, baik hati pula. Batinnya.



(Riwayat revisi 22) 07 Nov 2019






Halo gaessssss kita ketemu lagiiii😁
Jangan lupa terus votement yahhhhh
Kalo soal feedback tinggal chat aja okeyyyy
Selalu tap ➡️ ⭐️
See u next part mwaaahhh

-Tqu.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang