Bab 2

16.1K 1.2K 9
                                    

Sudah lewat tiga hari sejak Sidiq mengutarkan maksudnya untuk pindah. Mereka masih belum bicara. Sandri mengacuhkan Sidiq beberapa hari ini.

Sandri ingin sekali bersikap egois dan menyuruh Sidiq untuk tetap tinggal. Bukankah Papa menyuruh Sidiq untuk menjaganya? Sandri bisa saja mengungkit-ungkit kebaikan Papa kepadanya selama ini. Tapi itu sangat kekanakan. Sidiq akan bertambah tidak menyukainya.

Setelah berpikir, mau tidak mau Sandri membenarkan sikap Sidiq. Sandri sadar, mereka bukan mahrom. Kalau di Jakarta, sudah pasti apa yang mereka lakukan tidak pantas dan melanggar norma. Apalagi dalam Islam, hal ini sangat dilarang. Berdua-dua dengan yang bukan mahrom maka yang ketiganya adalah setan.

Apa dia minta pendapat Mai saja?

Huh. Past Mai sependapat dengan sepupunya itu.

Apa tanya Bella? Bella mungkin mengerti posisinya. Mereka sama. Mencintai laki-laki yang mengacuhkan mereka.

Sandri mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan ke Bella.

Sandri: Hai My Belle....

Tidak lama Sandri mendapat balasan.

Bella: Hey Ndi.... Pa kabar lo? Betah di sana?

Sandri: Alhamdulillah betah.

Bella: Cieee.... Gimana nggak betah, ada yayang Sidiq yang nemenin.

Tuh, kan. Bella paham posisi dirinya.

Sandri: Ha ha..., tahu aja deh lo.

Bella: Hati-hati loh, kalau berdua-duaan, yang ketiga setan.

Ihhh..., kenapa Bella jadi ketularan Mai, sih?

Sandri: Rese. Kayak lo sama abang gue nggak aja.

Bella: Ha ha. Abang lo mah nggak berani deket-deket gue. Yang ada gue deketin abang lo.

Sandri tertawa pelan membaca pesan dari Bella.

Sandri: Dia mau pindah.

Bella: Sidiq? Pindah apartemen?

Sandri: Yoi.

Bella: Bagus dong. Artinya dia menghargai lo sebagai perempuan.

Ini beneran Bella yang kirim pesan? Kenapa terdengar seperti Mai?

Sandri: Tapi gue nggak mau dia pindah.

Bella: Ndi, listen to me. Cowok tu nggak bisa dikerasin, apalagi diatur-atur. Ego mereka terlalu tinggi. Bagusnya lo tunjukin sama Sidiq kalo lo tu dewasa dan bisa menghargai keputusan yang dia ambil.

Sandri membaca tulisan Bella dan merenung. Ada benarnya juga, sih. Tapi....

Bella: Siapa tahu dia bisa berubah sama lo setelah tahu lo bisa bersikap dewasa.

Hmmm....

Sandri: I'll think about it.

Selanjutnya percakapan mereka seputar kegiatan Bella dan usahanya mendapatkan hati Bang Andy.

Sandri meletakan ponsel di nakas. Sudah jam sebelas malam, Sidiq belum juga pulang. Akhirnya Sandri memutuskan untuk tidur.

*****

Sandri sedang malas pulang ke apartemen. Dia memutuskan ke tempat Sam dan mengerjakan tugas di sana. Berakhir dengan Emily dan Adam ikut dengannya.

Meja makan Sam cukup besar, mereka mengerjakan tugas di sana.

"Kamu berbakat, Ndi," puji Adam tulus saat melihat pekerjaan Sandri. Mereka mendapat tugas membuat kolase desain dengan tema Egypt.

London Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang