Sandri menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan pelan.
Oke.
Abangnya baru saja menelepon membawa berita gembira. Dia akan menikah dengan Bella. Yayyy! Alhamdulillah. Sandri sangat senang untuk mereka berdua.
Tapi ... minggu depan. MINGGU DEPAN. Catet, ya. Minggu depan. Sementara banyak hal yang harus di persiapkan. London-Munich itu bukan seperti Jakarta-Bandung. Apakah abangnya tidak memikirkan hal itu? Izin kuliah tidak mudah, apalagi mendekati tugas akhir. Tugasnya menumpuk.
Bagaimana pun, Sandri pasti mengusahakan. Pernikahan abangnya adalah hal yang paling ditunggu-tunggu. Sandri won't miss it for the world.
Tentu sahabatnya itu sangat bahagia bisa menikah dengan abangnya. Dia tahu Bella menyukai Bang Andy sejak masih kuliah.
Bella ...
Sandri akhirnya tahu kalau Bella harus terbang ke Jerman untuk operasi kankernya. Sudah pasti sedih. Dia menangis seharian saat tahu kabar itu dari abangnya. Sandri dan Bella juga sudah bicara lewat telepon. Dia menguatkan sahabatnya. Sandri tahu Bella akan berjuang melawan penyakitnya. Dia kenal sahabatnya itu.
Sekarang Bella akan menikah. Dia sudah menemukan imamnya. Sedangkan Sandri ...?
Tiba-tiba dia teringat Sidiq. Apa laki-laki itu calon imamnya? Masih bisakah dia berharap?
Dia masih berusaha. Entah kapan Sidiq benar-benar melihatnya.
*****
"Boleh aku ikut?" tanya Will di telepon.
"Apa?! Tidak usah ... maksudku, tidak perlu." Bisa gawat kalau Will ikut. Abang bisa marah besar.
"Munich kota yang cantik. Aku bisa mengajakmu jalan-jalan di sana," bujuk Will.
Sandri memberitahu kalau dia akan ke Munich selama beberapa hari untuk menghadiri pernikahan abangnya. Will serta merta ingin ikut.
"Sorry, maybe next time." Mudah-mudahan Will mengerti, batin Sandri.
"Kapan berangkat?"
"Dua hari lagi."
Will menarik napas panjang. "Setidaknya biarkan aku mengantarmu ke bandara."
Sandri ingin menolaknya. Tapi dia merasa tidak enak. "Hmmm ... okay."
"Good. I'll see you then," ucap Will senang.
"See you. Bye."
"Bye."
Sandri mendesah pelan. Bagus sekali. Artinya Sidiq akan bertemu dengan William, kalau laki-laki itu memang berniat mengantarnya ke bandara. Apa yang akan terjadi nanti?
*****
"Sudah semua?" tanya Sidiq seraya mengecek kembali bawaan.
"Sudah," jawab Sandri. Semalam dia menginap di tempat Sidiq. Hari ini mereka akan ke Munich.
"Oke, pesan taksi sekarang?"
"Nggg ...." Oke, Sandri memang belum memberitahu Sidiq kalau Will akan mengantar mereka ke bandara. Dia hanya belum menemukan waktu yang tepat. Sandri sibuk dengan packing barang dan menyiapkan tugas kuliah yang harus di kumpul. "Itu ...." Haduh bagaimana mengatakannya.
Sidiq menatap Sandri heran, kenapa tiba-tiba gugup? "Kenapa?"
Sandri mengumpulkan keberanian untuk mengatakannya, sebelum Will tiba. "Tidak usah pesan taksi. Will ... William akan mengantar kita ke Bandara."
KAMU SEDANG MEMBACA
London Love Story
SpiritualShe. Sang Perempuan berusaha melupakan masa lalu dan melangkah ke depan. Dia berusaha menjadi lebih baik demi seorang laki-laki yang diam-diam mencuri perhatiannya. Laki-laki yang berbeda. Perempuan ini yakin, dia tidak salah memilih sang Lelaki unt...