Bab 20

17.8K 1.2K 64
                                    

Sudah tahu kan, ya?

Bab 19 aku tambahin sebelumnya.

Coba di refresh kembali dan cek Bab 19.

Enjoy

-viveramia-


****


"Tidak perlu kita membuka apa yang Allah tutupi. Mudah bagi Allah untuk membuka dan menutupi sesuatu," nasihat Ummi Pipik pada pengajian kali ini.

Sandri dan beberapa temannya memperhatikan dengan saksama.

"Siapa yang masih suka diam-diam buka hape suami dan melihat isinya?" tanya Ummi Pipik yang di sambut senyum dan tawa kecil dari peserta pengajian. "Banyak, kan?"

Sandri mengingat-ingat, kapan dia pernah memeriksa ponsel suaminya. Sepertinya tidak pernah. Dia percaya pada laki-laki itu.

"Ingat teman-teman. Pikiran kita harus tetap positif. Percaya pada suami. Yakinlah, Allah lebih tahu mana yang paling baik untuk ita," lanjut Ummi Pipik. "Tidak perlu kita mencari-cari apa yang tidak nampak di depan mata. Bila Allah berkenan membuka, pasti akan terbuka dengan berbagai cara. Bila Allah menghendaki menutupnya, maka tidak akan pernah terlhat walau di depan mata.

"Doakan terus suami kita. Ingatkan terus. Itulah fungsi kita sebagai seorang istri. Tenangkan hati dan jiwanya,. Dan ... mendekat selalu kepada Allah." tutup Ummi Pipik.

Sandri merenungi ucapan gurunya. Iya, dia harus percaya pada suaminya. Dia yakin Sidiq lebih paham agama dibanding diirnya. Suaminya pastilah menjaga diri.

Hati Sandri lebih tenang mengingat semua itu.

*****

"Sandri." Sandri menangkupkan tangan di depan dada saat menyebutkan naman, memperkenalkan diri pada teman-teman Sidiq.

"Weits .. pantesan nggak pernah di bawa. Takut di ambil orang, ya?" canda Kemal.

"Kok mau sama Sidiq, San?" tanya Gani seraya melirik Sidiq yang terlihat tersenyum kecil.

Mereka sedang berada di acara reuni. Sandri memutuskan ikut. Dan sepertinya itu pilihan yang tepat. , Sejauh ini Sandri menyukai teman-teman suaminya itu.

Suasana cukup ramai. Ada meja-meja bulat di samping kanan dan kiri ruangan. Bagian tengah tempat mereka berdiri sekarang di biarkan kosong agar bebas ngobrol.

"Istri lo mana, Mal?" tanya Sidiq pada Kemal seraya menarik pinggang Sandri mendekat.

"Nggak ikut, anak gue masih bayi. Kasihan kalo diajak ke tempat rame," jelas Kemal.

"Halah, modus. Bilang aja sengaja, supaya bisa bebas ngobrol sama mantan," ejek Gani.

"Sialan, lo!" Kemal menepuk pundak Gani cukup keras. "Elo sama aja! Bini lo mana?"

"He he. Bini gue lagi tugas ke luar kota. Kerjaan Bro ... kerjaan. Bukan karena nggak diajak," kilah Gani.

"Sama aja!" rutuk Kemal.

"Ahmad mana?" Sidiq mengalihkan pembicaaran ketika melihat raut wajah istrinya terlihat tidak nyaman dengan obrolan mereka.

"Tuh, di depan. Sama Maya, kayaknya. Lagi briefing acara," Kemal menunjuk ke dekat panggung.

Mata Sandri langsung tertuju ke arah yang ditunjuk. Benar. Itu Maya. TIba-tiba detak jantungnya berpacu cepat. Tanpa sadar dia mendekat ke Sidiq dan mengetatkan pelukan pada pinggang suaminya.

London Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang