RAIN - PROLOG

13.4K 428 17
                                    

HAPPY READING

𝙠𝙧𝙞𝙩𝙞𝙠 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙣𝙜𝙖𝙩 𝙙𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙡𝙪𝙠𝙖𝙣, 𝙨𝙚𝙧𝙩𝙖 𝙗𝙪𝙙𝙖𝙮𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝙘𝙤𝙢𝙢𝙚𝙣𝙩,
𝙩𝙝𝙖𝙣𝙠 𝙮𝙤𝙪 ♡

Seorang gadis berponi dengan rambut di gerai sebahu itu melangkahkan kakinya menuju ruang ICU di rumah sakit Harapan Bunda dengan membawa sebuket bunga mawar merah di tangan kanan nya.

Gadis yang berusia 14 tahun itu membuka sedikit pintu ruangan itu dan mendekati sebuah ranjang yang berisi nama seseorang yang sedang di rawat.

Annisha Fitri Andriani.
Penyakit, Kanker darah.

Ia memasuki ruangan berbau obat itu dengan perlahan dan menaruh bunga mawar itu di atas meja. Gadis itu melihat bunga mawar sebelumnya yang sudah layu, ia pun menggantikan nya dengan yang baru.

Setiap minggunya ia tidak pernah absen untuk memberikan bunga mawar merah kepada wanita itu.

Gadis itu tersenyum pedih menatap seorang wanita yang saat ini sedang memejamkan matanya dan terbaring lemah dengan wajah yang sangat pucat.

"Bunda, Agatha bawa bunga mawar merah lho, kesukaan nya Bunda." ucap gadis itu dengan mata yang sayu.

"Bunda cepat sadar dong. Biar bisa lihat bunga ini. Agatha tiap minggu ganti bunga ini, soalnya bunga yang kemarin kemarin udah layu, bunda pasti gak suka lihat bunga itu layu."

Gadis yang bernama Agatha itu mengelus tangan Bundanya dengan lembut lalu menciumnya.

Agatha tersenyum tipis, hatinya seakan teriris jika harus melihat bundanya tertidur di brangkar ini begitu lamanya.

"Sudah 8 bulan Bunda di sini. Apa bunda gak capek ya terus terusan tidur? Apa bunda gak mau liat aku nanti lulus SMP? Dan sebentar lagi aku bakal masuk SMA, Bunda." Mata gadis itu memerah, dan gadis itu juga mengeratkan genggaman tangannya.

"Cepat sadar, Bunda. Kasihan Ayah selalu mikirin Bunda dan gak fokus dengan pekerjaan nya. Kasihan juga Bang Reyga karena selalu khawatir dengan Bunda."

Mata gadis itu mulai berkaca kaca. Ia tak kuasa melihat wajah pucat bundanya itu. Jika saja, ia bisa menggantikan posisi bunda nya yang sedang bertaruh hidup, mungkin ia tak akan se-sedih ini. Biarkan sajalah dirinya yang merasakan sakit itu, jangan Bundanya.

"Bunda kapan sadar? Agatha kangen sama bunda."

Gadis itu sudah tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar. Lagi dan lagi ia harus menangis di hadapan Bundanya.

Sesungguhnya ia sangat benci jika harus terlihat lemah di hadapan Bundanya. Ia sangat benci terlihat cengeng di depan bundanya. Tapi bagaimana bisa ia bertahan saat orang yang ia sayang terbaring lemah dan tidak bisa melakukan apa apa.

"Bunda tau gak, Agatha kangen banget sama Bunda yang selalu masakin sarapan untuk Ayah, Bang Reyga dan juga untuk Agatha."

Agatha menahan isak tangis nya agar tidak terpecahkan. Kasihan kan nanti bundanya jika tidurnya terganggu karena tangisan nya ini.

RAIN : don't leave me [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang