50. DIA BUKAN VINO

1.5K 62 3
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA DENGERIN MULMED NYA YAHHH 👆🏻 THANK YOU!

"Beritahu aku caranya ikhlas,
agar rindu ini menemui batas."

Keesokan harinya, sesuai dugaan nya, hari-harinya mulai suram kembali. Tidak ada semangat hidup, tidak ada moodboster, dan tidak ada penyemangat selama ia memasuki sekolah nya ini kembali.

Di pagi hari yang cerah ini entah mengapa gadis penyuka hujan itu malah bernasib buruk. Gadis berponi ini terus saja tak henti-hentinya mengumpat sambil mondar-mandir di pinggir jalan sembari memperhatikan arloji di pergelangan tangan nya.

Jika kalian bertanya mengapa? itu karena- saat ia sedang menaiki grab online, tiba-tiba saja suatu hal yang sangat tidak di inginkan nya terjadi. Ban motor grab nya itu kempes dan mengharuskan gadis itu dengan berat hati untuk turun dari motornya dan memilih untuk mencari kendaraan lain daripada harus menunggu ban kempes itu.

Aurel berdecak sesekali memperhatikan taksi atau angkot yang lewat di daerah sini. Namun, sedari tadi ia tidak menemukan salah satu dari mereka! dan itu membuatnya sangat kesal. Apalagi saat ini jam sudah menunjukan pukul 7 Pagi, dan lima belas menit lagi gerbang sekolah nya akan di tutup.

Tidak! Tidak! Tidak! kali ini ia tidak boleh terlambat! sebab, di pelajaran pertama nya itu akan diadakan ulangan yang bahkan gadis itu belum belajar sama sekali di karenakan kemarin sibuk vidio call bersama sang pujaan hatinya itu.

"UGH! HELPP!" Aurel berteriak di pinggir jalanan itu bagaikan anak kecil yang hilang, tapi tak ada satupun yang merespon. Hanya sedikit orang yang melewati jalanan ini.

Aurel menggela nafas sembari memutar-mutarkan sebelah kakinya di tempat sambil menengok sana sini mencari angkutan umum yang sedang lewat.

Ddrrt drrtt

Ponselnya bergetar membuat perhatian gadis itu terlaihkan. Gadis itupun langsung segera mengambil ponselnya dan mengecek siapa kira-kira yang memberinya pesan pagi-pagi begini.

From : +62868999000

Pergilah ke halte dekat sini, tidak jauh. Kau hanya perlu berlari selama 3 menit. Cepat! jika tidak ingin terlambat.

Oh, No.

Bagaimana orang ini bisa tau?

Aurel mengernyitkan dahinya bingung, apa apaan ini?! Membaca pesan itu, Aurel menjadi panik. Siapa tau ada yang mengikuti nya. Seorang penguntit kah? Gadis itu sontak melihat ke sekeliling nya, tapi tidak ada siapa pun di sekitarnya.

Jantung gadis itu berdetak kencang saat membaca isi pesan itu. Haruskah Aurel menuruti isi dari pesan nya itu? haruskah ia percaya? Apa ia harus berlari saat ini juga? Aurel ragu. Sangat ragu.

Tapi melihat keadaan nya saat ini serta melihat jalanan yang sepi ini membuat Aurel yakin dan memilih untuk berlari saja menuju halte. Tidak ada pilihan lain lagi.

Sebelum berlari, gadis itu mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda, lalu menunduk dan mengencangkan tali sepatunya. Gadis itu menarik nafasnya sedalam mungkin dan menghembuskan nya secara perlahan.

Setelah itu, barulah ia berlari sekuat tenaga agar cepat sampai di halte tersebut. Untuk kali ini, ia tidak ingin terlambat lagi, dan jelas saja ia juga tidak ingin terkena hukuman hormat tiang bendera seperti saat itu.

RAIN : don't leave me [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang