07. SALING MENGENAL

3.4K 181 2
                                    

HAPPY READING

Di tengah guyuran hujan, aku dan dia bersama, untuk pertama kalinya aku meletakkan kepalaku pada punggung nya seraya memeluknya dari belakang. Bolehkah aku jujur? Aku sangat nyaman berada di sisinya.
Agatha Aurel Pricilla –

Saat perjalanan pulang menuju rumah Aurel, di antara mereka sama sekali tidak ada yang berbicara.Aurel sibuk dengan pikirannya sendiri sedangkan Vino sibuk menyetir.

Jujur saja, Aurel sangat kasihan dengan pria ini. Kehujanan dan juga angin malam yang sangat menusuk tulang. Ingin rasanya Aurel meletakkan kepalanya di punggung pria itu, tapi ia sadar, dia ini siapa nya?

"Btw, rumah lo dimana?" tanya Vino setengah berteriak.

"Perumahan Mertha Sari nomor 26. Di pertigaan sana, lo belok kiri." celetuk Aurel.

"Lo tinggal sama siapa di rumah?" tanya Vino, lagi.

"Umm, G-gue tinggal sama bokap, kakak gue dan pembantu gue." jawab Aurel.

"Nyokap lo kemana?" Pertanyaan itu membuat lidah Aurel terasa kaku.Vino melihat wajah Aurel kini tampak pucat hanya bisa terdiam kebingungan.

"Kenapa?" tanya Vino.

"Gak! G-gue gak papa." jawab Aurel.

"Lo sakit?" tanya Vino.

"Enggg–gak kok. Gue gak sakit." balas Aurel sambil memainkan jarinya.

"Lo kedinginan ya?" tanya Vino.

Justru seharusnya gue yang nanya itu ke elo. Batin Aurel.

Aurel menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak kok." balas Aurel.

"Senderan aja di punggung gue."

Aurel mengerjapkan matanya, apa tidak salah Vino mengatakan itu?.

"Umm, emang gak apa apa?" tanya Aurel dengan ragu.

Vino tersenyum di balik helm nya. Sambil melirik Aurel melalui kaca spion nya.

"Gak." balas Vino.

Aurel pun dengan ragu meletakkan kepalanya di punggung pria itu dengan perlahan.

Entah mengapa rasanya sangat nyaman dengan posisi seperti ini. Aurel diam diam tersenyum sambil memperhatikan jalanan yang basah akibat air hujan.

••••

Setelah sampai di rumah Aurel, Aurel segera turun dari motor milik Vino.Saat Vino hendak pergi menghidupkan motornya kembali, Aurel mencegahnya dan Vino kembali mematikan motor itu.

"Ada apa?" tanya Vino.

"Makasi udah nganterin gue pulang. Lo mau masuk dulu gak? ganti dulu tuh baju lo." Ucap Aurel sedikit canggung.

"Gak, langsung pulang aja." jawab Vino dan langsung menghidupkan motor nya kembali.

"Dengan keadaan lo yang kaya gini?" ucap Aurel yang membuat Vino menoleh.

"Umm,, jangan salah paham! jangan mikir gue peduli sama lo karena ngeliat lo basah basahan kaya gini, gue cuma gamau nanti di tuduh penyebabnya lo sakit terus orang tua lo demo kerumah gue." Aurel bergidik ngeri membayangkan nya.

Jujur, tetapi hatinya yang paling dalam mengatakan bahwa ia khawatir dengan kondisi pria itu. Bahkan sangat khawatir.

Vino menaikkan satu alisnya, lalu bergelut dengan pikiran nya. Aurel yang mengetahui Vino sedang tak enak hati pun berbicara.

RAIN : don't leave me [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang