28. PERMINTAAN MAAF

1.9K 114 5
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA DENGERIN MULMED NYA YAHHH 👆🏻 THANK YOU!

"Aku kecewa, aku marah, aku kesal dan aku sedih melihat dia berpelukan dengan gadis lain di hadapan ku. Apalagi saat dia membalas pelukan gadis itu. Apa dia tak tahu aku sedang menahan cemburu?"
-Agatha Aurel Pricilla-

Aurel menghentak hentakkan kakinya kesal. Mood nya saat ini sangat buruk. Tatapan nya sangat tajam sehingga membuat orang orang yang di tatapnya seketika menunduk.

Sedari tadi ia hanya bisa mengumpat di dalam hati, rasanya ia ingin menjambak rambut gadis itu tadi dan mencabik cabik tubuhnya. Bodohnya ia tidak melakukaknya sehingga rasa kesalnya masih meledak ledak hingga saat ini.

Dan saat ini pun, Aurel tidak tahu di mana keberadaan Vino. Lelaki itu menghilang setelah Aurel memutuskan untuk meninggalkan kantin tadi. Ah, ia tidak peduli. Toh pasti Vino akan bersama teman masa kecilnya itu.

"Brengsek." geram Aurel.

Aurel berjalan tak tentu arah, sesekali ia berbicara sendiri membuat orang orang yang melewatinya bergidik ngeri.

Dan tanpa ia sadari kaki nya membawanya ke sebuah kelas, XII-IPS-1. Aurel membuka setengah mulutnya. Ia sendiri tidak tahu bagaimana bisa ia kemari.

Aurel lagi lagi menghentakkan kakinya kesal, ia sangat benci dengan kakinya saat ini. Saat ingin berbalik, Aurel bisa melihat dengan jelas, bahwa Vino sedang berbincang dengan Dara sangat dekat!

Apa-apaan?!

Aurel memblalakkan matanya tak percaya, dadanya sangat terasa sesak, seharusnya ia tidak pergi ke tempat ini jika membuat hatinya semakin tergores.

Sebuah cairan bening berhasil mengalir di pipinya saat ini, dan seketika sebuah lap berwarna krem mendarat tepat di wajahnya yang mulus.

Aurel terkesiap dan langsung menyingkirkan lap itu dari wajahnya, Aurel menggeram kesal ketika mengetahui bahwa Edgar yang sedang melemparinya dengan lap.

Dan Aurel lebih kesal lagi saat mengetahui bahwa itu adalah lap kaca?! Amarah nya sudah naik, betapa sial nya hari ini baginya.

"Edgar, sialan! ngapain lo lempar lap kaca di muka gue?!" geram Aurel.

"Hapus air mata lo, gak guna." ucap Edgar dengan menatapnya, sangat dingin.

Aurel mematung di tempat, tidak mengerti dengan tingkah pria menyebalkan itu. Ia langsung melempar lap kaca itu ke sembarang arah. Dan pergi meninggalkan tempat itu, secepatnya!

Aurel mengumpat dalam hati ribuan kali, dadanya sangat sesak, dan sesekali ia memukul dadanya sendiri yang terasa semakin sesak.

Lagi lagi sebuah cairan bening itu jatuh mengalir di wajahnya. Aurel menggepalkan tangannya erat.

"Hujan lo kemana sih?! gue lagi butuh lo di sini sekarang juga!"

••••

Vino berdiam diri di rooftop sembari menutup rapat kedua matanya dan merasakan semilir angin yang menerpa tubuhnya.

Tiba tiba suara langkah kaki membuat nya membuka kedua matanya secara perlahan. Vino membalikan badan dan mendapati sahabatnya, Riky. Sedang berjalan dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

RAIN : don't leave me [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang