32. PILIHAN YANG SULIT

1.9K 104 1
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA DENGERIN MULMED NYA YAHHH 👆🏻 THANK YOU!

Vino melonggarkan dasinya lalu merebahkan tubuh di atas kasur.Ia menatap langit langit kamarnya lalu mengusap wajahnya pelan.

Pikirannya kemana mana. Ia tidak bisa berpikir jernih saat ini. Vino mengacak rambutnya lalu berguling guling di atas kasurnya.

Vino berdiri dari singgasananya lalu berjalan menuju ke arah cermin. Tangannya terkepal kuat. Sambil menatap tajam pantulan dirinya di depan kaca.

Dan dengan perasaan tidak karuan, Vino kehilangan kendali. Ia dengan sengaja memukul dan memecahkan cermin itu dengan tangannya sendiri. Hingga menimbulkan suara pecahan kaca terdengar sangat keras.

Masa bodoh dengan tangannya yang saat ini sedang mengeluarkan banyak darah. Suara pecahan kaca itu membuat Tissa terkejut dan langsung membuka pintu kamar Vino.

Tissa menutup mulutnya dan membulatkan matanya sempurna.

"Yaampun Vino!!" pekik Tissa.

Tissa langsung mengambil kotak P3K di laci laci. Dan menghampiri Vino dengan tergesa gesa.

Vino langsung tersadar dengan apa yang ia perbuat pada dirinya sendiri. dan melonggarkan gepalan tangannya. Ia menatap Tissa dengan wajah khawatir. Vino menghela nafas berat lalu memegang tangan Tissa.

"Vino gak apa apa, ma." lirih Vino.

Tissa menarik tangan anaknya untuk di obati. Sebuah cairan bening telah jatuh dari mata Tissa. Dengan sigap Vino menghapusnya.

"Kenapa mama nangis? Vino gak apa- apa kok." ucap Vino dengan senyuman kecil.

Tissa mencubit perut Vino dengan kesal. Dan Vino sendiri mengaduh kesakitan.

"Gak apa-apa gimana?! jelas-jelas tangan kamu keluar darah banyak begini!" kesal Tissa masih sibuk mengobati.

Vino tersenyum kecil lalu memeluk Tissa dengan sayang. Tissa lantas terkejut dan menghela nafas pelan, ia berhenti sejenak untuk mengobati lalu mengelus puncak kepala Vino.

"Vino, jangan kayak gini lagi, mama gak mau liat kamu terluka sedikitpun." ujar Tissa.

"Kamu kenapa sih Vino?" kesal Tissa.

"Pasti kamu sekarang sedang bingung dengan dua pilihan itu, iya kan?" tanya Tissa.

"Kenapa papa kasih pilihan yang sulit ma?" tanya Vino.

Tissa menghembuskan nafas berat, "Mama yakin kamu pasti bisa memutuskan Vino." lirih Tissa.

Vino melepaskan pelukan itu lalu menatap Tissa dengan serius.

"Ya. Vino akan berusaha." ucapnya.

"Mama tau kamu sangat suka dengan Aurel. Saran mama, kamu lebih baik ikut papa ke Prancis daripada harus di jodohkan dengan orang yang kamu tidak sayang, Vino." ucap Tissa dan kembali mengobati.

"Mama percaya sama kamu. Kamu pasti bisa, Vino!" ucap Tissa dengan senyuman yang merekah.

Vino mengangguk dan tersenyum. Lalu beberapa detik kemudian senyuman itu tenggelam.

RAIN : don't leave me [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang