Aku dan Fian sudah siap untuk berangkat bersama, Fian sekolah dan aku mencari pekerjaan 'lagi'.
Tak lupa kami berpamitan ke mama. Dan khususnya aku, meminta doa restu kepada mama. Mamaku terlihat bahagia, bisa aku lihat ada kaca yang menahan air mata mama untuk tak jatuh, karena terharu.
Aku dan Fian pun pergi dengan mobil merah kesayanganku.
Sepanjang perjalanan, tak ada percakapan yang terjadi. Yang bersuara, hanya radio yang diaktifkan oleh Fian.
Aku dan Fian sebenarnya tak seperti ini. Malah sebelum kejadian dia menjahiliku waktu itu, hingga membuat aku ditendang di hari pertama bekerja. Kami kakak beradik yang dibilang kompak. Bahkan, hobi kami sama yaitu main Play Station. Tetapi, entah kenapa adikku Fian seperti berusaha menjauh dariku seakan dia bersalah atas kejadian kala itu.
Dia tidak lagi banyak bicara, apalagi mengajakku bermain PS. Huft...
Sebenarnya, aku rindu masa-masa itu.Aku juga tidak memusuhinya, setelah dipecat dan pulang kembali ke rumah.
Yang ada, aku langsung masuk ke pelukan mama dan menangis hingga membuat baju mama basah, seperti disiram se-ember air.
Aku juga tidak memarahinya. Justru aku yang menyalahkan diriku sendiri karena tidak bisa disiplin di umurku yang sudah 22 tahun ini.
"Maafin Fian Kak," kicau adikku yang tiba-tiba dan membuyarkan lamunanku.
Hah... apa? Adikku minta maaf untuk apa?
"Kenapa Fian? kok tiba-tiba minta maaf sama kak Fia?" jawabku spontan karena bingung.
"Gara-gara Fian, kakak harus cari kerja lagi. Fian tahu untuk dapat kerja itu nggak mudah," jawabnya sambil melihat ke arah luar jendela mobil.
"Fian kamu nggak usah kayak gitu. Kok, kamu jadi kayak nyalahin diri sendiri. Kak Fia, gapap---" belum selesai aku bicara, Fian langsung menghambur memelukku.
Aku kaget dan langsung menginjak rem. Refleks. Untung saja, saat ini mobilku sedang melaju di gang menuju sekolah Fian.
TBC...
Vote & Comment
Terimakasih ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Twinkle of Love (H i a t u s)
Romance[Penulisan cerita ini ditunda dulu] "Kehidupanku seperti diberikan sinar dalam kegelapan malam, bagai Sang Bintang yang tak malu menimbulkan kelap-kelip di setiap malamnya." - Fiani Adira Fraka - "Kehidupanku lebih berarti semenjak aku mengenalmu. K...