Agak sedikit horror di part ini. Hi... tatut (pura-pura)
Canda kok... 'garing' ya (wkwk)====
Tiba-tiba... ada sosok kepala yang muncul dari balik pintu-- sontak aku langsung terkejut, loncat dan menutup mataku."Ha... apa itu?!"
"Ini Fian kak!" seru kepala itu yang ternyata adalah Fian.
Benar-benar membuatku kaget,"Fian! Lain kali bisa kan ketuk dulu pintunya sebelum masuk? " rutukku yang sudah merasa lega.
Mendengar kesalku itu--Fian hanya nyengir dan memberitahu bahwa makan malam sudah siap.
Aku pun turun, sambil memikirkan 'oke..ini waktu yang tepat untuk memberikan pengumuman ini' yang pasti akan membuat Mama koprol di atas meja makan.
Uhhh... tidak itu berlebihan sekali.Tapi Mama kan emang bisa koprol, dance Korea aja Mama jago. Sudahlah! Aku harus persiapkan kata-kata yang terbaik.
Harum masakan Mama sudah tercium di kedua lubang hidungku--Fian juga sudah kelihatan ngiler.
Kurasa, Fian sudah benar-benar kembali seperti dulu, sorot matanya sudah teduh seperti yang ku kenal biasanya.
Mama mempersilakan kami makan--sambil bangga menampilkan kreasi masakannya yang
memang selalu menggugah selera. Kami bertiga sudah duduk rapi dan siap menyantap makanannya.Setelah selesai, Mama langsung membereskan piring-piring kami. Namun, aku langsung meminta Mama untuk berhenti dari aktivitasnya dan mendegarkan aku yang ingin mengumumkan sesuatu.
Karena aku takut jika aku langsung bicara--bisa-bisa piring-piring ini pecah karena Mama yang langsung kaget dan heboh seketika.
Aku menarik napas,"Mama sama Fian. Ada kabar baik, kalau Fia udah keterima kerja " ucapku langsung to the point.
Dugaan ku ternyata salah besar, Mama tidak koprol atau loncat-loncat sambil berteriak 'yeahh..anakku keterima bekerja.' Melainkan-- setelah sedetik aku selesai berucap, Mama langsung menangis terharu dan tidak berkata apa-apa.
Wow...ini ekspresi yang langka dari Mama, karena tidak biasanya seperti ini.
"Mama senang kan, Fia bisa diterima kerja?" tanyaku heran sebab Mama tidak berbicara sedikit pun hanya menangis.
Fian juga terlihat mau menangis. Apa mereka tidak senang aku bisa bekerja lagi?
Tanpa kuduga--Mama langsung menghampiri dan memelukku erat diikuti dengan Fian yang mendorong kursi duduknya agar bisa dekat untuk memelukku.
Aku langsung ikut terharu atas perlakuan dua orang yang sangat aku sayangi ini.
Lalu... Mama pun melepaskan pelukannya Fian juga. Mereka tersenyum manis kepadaku.
"Mama bangga sama Fia. Semoga usaha kamu selalu diberikan kelancaran oleh Tuhan, ya." kalimat itu langsung membuatku terhipnotis--untuk selalu semangat, agar bisa membuat mereka selalu bahagia.
Aamiin...rapalku dalam batin.
Suara tepuk tangan pun memyambut--itu dari Fian.
Udah kayak menang award aja nih. HeheheAku menceritakan semuanya ke Mama dan Fian, bagaimana dari dua hari lalu---aku mencari lowongan pekerjaan hingga sahabatku-- Milka yang menawarkan pekerjaan di FransCompany.
"Dan akhirnya, Fia diterima di perusahaan itu, dan mulai bekerja besok." jelasku penuh antusias.
Mendengar penuturanku itu-- Mama tak henti-hentinya memujiku dan mengucap rasa syukur.
Fian juga antusias sekali mendengarkan ceritaku.Aku jadi ingat ekspresinya itu sama seperti dulu, sewaktu aku membacakan dongeng ketika Fian hendak tidur. Polos, penuh antusias--seakan tersihir oleh cerita yang kubacakan.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Twinkle of Love (H i a t u s)
Romansa[Penulisan cerita ini ditunda dulu] "Kehidupanku seperti diberikan sinar dalam kegelapan malam, bagai Sang Bintang yang tak malu menimbulkan kelap-kelip di setiap malamnya." - Fiani Adira Fraka - "Kehidupanku lebih berarti semenjak aku mengenalmu. K...