Twinkle of Love - Part 4 lanjutan

87 76 18
                                    

Sampailah aku di target pertama untuk melamar. Ya, dua hari yang lalu aku sudah banyak mencari lowongan kerja baik media cetak ataupun elektronik.

Rencananya aku akan  memasukkan lamaran ke empat perusahaan. Tetapi, yang satu itu aku sudah mengirim CV ku lewat e-mail.

Ah... lelahnya dari tadi berkeliling dan mendatangi satu persatu sebanyak empat perusahaan.

***

Aku berhenti di sebuah Kedai bernama Hommy. Aku sudah terbilang sering kesini, sekedar untuk pesan minum ataupun makanan.

Aku duduk di tempat favoritku, tempat ini cukup nyaman dan harga makanannya pun terjangkau, pas untuk pengangguran sementara sepertiku.

Oya... yang kumaksud lamaran yang satu itu adalah lowongan kerja yang ku titipkan ke Milka.
Dia sahabatku yang sangat baik, kami menjalin persahabatan sejak kita masih kuliah dulu.

Milka sahabatku itu, sudah bekerja di Perusahaan bernama FransCompany sejak lulus kuliah dan hingga sekarang masih bertahan. Aku salut padanya.

Tiba-tiba bunyi handphone-ku bersambut, aku melihat nama yang tertera di layar berbetuk persegi panjang itu.

'Milka my best Partner.'

Langsung saja aku jawab,

"Hallo... Fia sayangkuh!" jawab Milka di sana.
Pasti setiap kata pertama yang diucapkan di telepon selalu

'Fia, sayangkuh.'

"Yaa... Milka sayangkuh, heheh," jawabku dengan nada centil milikku.

"Fiaa... ada kabar baik atas lamaran yang kamu ajuin, lho!" ucapnya benar-benar semangat.

"Benarkah? Apa kabar baiknya Milka?" kataku tak sabar.

"Kau diterima di FransCompany!" teriak Milka, yang langsung membuat pekak telingaku.

Ketika itu juga aku merasa terbang ke kayangan, mendengar hal tersebut.
Ish....
Lebay!

"Aaaaa... benarkah itu Milka?! Lalu kapan aku bisa mulai bekerja? Baju apa yang harus kupakai di hari pertama nanti?!" cercaku memborong banyak pertanyaan.

Milkapun menghembuskan napas kencangnya, yang dapat kudengar hembusannya di seberang telepon.

Hehe... pasti dia sedang memutar bola matanya atas pertanyaan banyakku tadi.

"Tenang dulu Fia... hadeuh, kumat deh cerewetnya," gusar Milka.

"Tapi, ada satu hal yang beda dari janji awal yang aku bicarakan tentang tempatnya," lanjutnya lagi

"Beda apanya Mil? Bukan hal yang misahin kita untuk engga sekantorkan?!" desisku menyelidik.

"Ya, itu masalahnya. Jadi kamu diterima di Gedung utama FransCompany, kalau aku kan memang bekerja di gedung satunya lagi. Ya... bisa dibilang cabangnya," jelas Milka.

Entah kenapa mendengar itu, bukannya senang tapi aku malah tak rela harus terpisah dari Milka. Karena sejak kuliah dulu, kita berdua pernah membuat kesepakatan jika bekerja bersama, kita harus bekerja di tempat yang sama pula.

"Kenapa harus berbeda tempat? Aku kira perusahaan FransCompany hanya ada satu," kiraku tak tahu.

"FransCompany memang hanya ada satu di Bandung, Fia. Cuman gedungnya saja kok yang ada dua. Lagi pula, lebih bagus diterimanya di gedung utama, meski gitHukan yang penting kita masih bisa ketemuan, Fi." jelasnya mencoba menyemangati.

Pembicaraan kami di telepon pun masih berlangsung hingga makanan yang ku pesan tiba.

***

Jangan lupa berikan vote & commentnya, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa berikan vote & commentnya, ya....

Terima kasih.

Twinkle of Love (H i a t u s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang