Twinkle of Love - Part 6

86 55 29
                                    

Semangat bacanya..yaaa Readers :)

---

Mama berpesan kepadaku untuk selalu berdoa dan berusaha memberikan yang terbaik apalagi dalam hal masa depan ku. Dan satu lagi katanya aku harus bisa bangun lebih pagi.

Ingattt!!! Yahh kalau hal itu akan aku pegang mama, demi kalian berdua dan juga ayah ku disana.

***

Esoknya pagi datang kembali, jam weker berbunyi dengan nyaringnya mengingatkan aku untuk segera bangun. Tentu aku langsung bangun dan bergegas mandi.

Aku harus tampil sempurna hari ini, aku memakai setelan terbaik ku kalau menurut Milka harus nampak wanita karir yang berwibawa tapi tetap anggun.

Tak lupa aku mengoleskan make-up pada wajah ku, tak boleh menor. Memakai aksesoris tak berlebihan tapi hanya yang kubutuhkan saja dan tak ketinggalan minyak wangi kesukaan ku.

Aku melihat diriku di cermin sambil berkata dalam hati
'Cayohhh'. Sebelum masuk ke mobil aku berpamitan dulu ke mama, namun sayang ada yang kurang.

Ya, itu Fian adikku yang sudah pergi Sekolah jam setengah 7 tadi.

Aku mencium pipi wangi mama ku, dan langsung pergi meniggalkannya.

Aku melirik jam tangan ku yang menunjukkan pukul 06.52, masih cukup waktu untuk aku sampai ke FransCompany.
Karna memang aku diminta pukul 8 tepat.

Sampailah aku di depan gedung megah perusahaan ini, semoga keberuntungan selalu memihak padaku.

Segera saja aku parkir kan mobil ku dengan rapih, ku melihat sekeliling banyak juga mobil yang terparkir ya tentu saja ini mobil milik para karyawan FransCompany.

Aku langsung keluar dari mobil, dan merapikan baju dan tatanan rambut ku.

Handphone ku berdering tak lama tanda pesan singkat yang masuk, aku merogoh hp ku di dalam tas dan langsung ku dapat nama adikku Fian aku tersenyum 'Semangat yaa kak Fiaa' disertai tanda peluk dan cium, ouhh adik ku ini memang manis.

Tiba-tiba saja ada yang menghampiriku,

" Dorrrrr...udah nyampe sayangkuh," hampir saja hp ku jatuh ke aspal tempat parkir ini.

Siapa sihh yang berani mengagetkanku, aku berbalik dan ternyata itu sahabat ku Milka Veranda.

Ya..Ampun hampir saja aku jantungan, kenapa akhir-akhir ini orang-orang sekitar ku banyak yang mengangetkan seperti hantu..uhhhh serem, aku kan orang yang sangat penakut.

Aku langsung mencubit pipi kempes nya yaa karna dia terlalu tirus, pasti sakit.

" Aduhh sakit nyonyon Fia," kata Milka meringis sambil memegang pipinya, yang ku yakin pasti merah.

Aku tertawa melihat ekspresi nya, sudah lama aku tidak melihatnya seperti ini ya karna sejak dia jadi pegawai tetap aku jadi jarang bertemu langsung seperti ini dengan nya.

" Suruh siapa heuhh ngangetin jadi kena dehh aku cubit," kataku antusias.

Milka hanya menampakan wajah lucu nya dengan memanyunkan bibir kecil nya.

" Ya maksud nya tuhh biar Fia ga terlalu tegang, sewaktu berhadapan sama atasan," katanya dengan menekankan kata 'atasan'.

" Aku siap Milka," kata ku sambil menarik napas untuk menghilangkan rasa gugup.

" Tapi kenapa Milka kok tau sih Fia ada disini? " tanyaku heran karna dia tiba-tiba muncul begitu.

" Tadi aku ada di belakang mobil mu tauuu," jawab nya.

Dan aku hanya memberikan donat padanya, alias 'O' saja. Aku dan Milka pun berjalan beriringan memasuki kantor, Milka sebelum nya berjanji padaku akan mengantarkan aku hingga pintu depan calon atasan ku nanti.

Hmmm kedengerannya kayak bocah pertama kali masuk Paud, tapi peduli amatlah yang penting biar ga terlalu grogi kalau ada Milka. Modus sahabat zaman now.

Kita berdua pun masuk dan aku tak henti-henti nya melihat dekorasi dari perusahaan ini, yang boleh kubilang unik dan hommy banget.

Milka langsung berbicara dengan resepsionis, dan entah lah mereka bicara apa yang jelas aku hanya sedang menikmati pemandangan kantor ini. Milka mencolek ku tanda bahwa kita harus mengikuti resepsionis itu.

Kami pun naik lift untuk sampai ke lantai 12 dimana calon atasan ku sudah menunggu disana. Tak lama sampailah kami di lantai 12, resepsionis tadi langsung menunjukan bahwa itu ruangan 'pak Jean.'

Ouhhh jadi calon atasan ku itu nama nya bapak Jean. Aku langsung dituntun oleh Milka, yang sebelum nya sudah berterimakasih pada resepsionis itu.

" Tunggu dulu! Milka kok resepsionis tadi ga nganterin sampe ketuk pintu sih?? " tanyaku keheranan karna kan biasa nya seperti itu.

Milka langsung tertawa mendengar pertanyaan ku barusan. Anehh ni anak kenapa harus ketawa, tohh kan ga ada yang salah sama pertanyaan ku tadi.

" Ya ga usah lahh..Fii- kan yang lebih berhak aku," katanya sambil masih tertawa.

Hahh?? Milka yang lebih berhak, apa sih maksud nya. Aku menggeleng tanda tak mengerti, dia langsung menjawab

" Fiaa..kan aku Milka Veranda asisten dari pak Jean, tepatnya asisten untuk nya di gedung cabang Company ini " katanya yang langsung membuat aku hampir pingsan..ga deh jangan sampe.

" Hahh jadi selama ini Milka kerja disini jadi asisten atasan?? " jawabku masih tak percaya.

" Ya...Fiani Adira " jawab nya yang membuatku masih menganga.

Jadi selama ini, memang Milka ga pernah ngasih tau jabatan sebenarnya di FransCompany, terlebih kita jarang juga berkomunikasi kalau lagi sibuk masing-masing.

" Udah ahhh..masalah itu ntar aku jelasin sedalam mungkin deh, biar kamu ga nganga terus kayak gitu " katanya sambil membetulkan poni ku.

Dalam hati aku berkata 'pantas saja aku kok gampang banget diterima di Perusahaan sebesar ini, dan aku baru sadar kalau FransCompany memang perusahaan yang memang 'diperhitungkan.'

Aku dan Milka langsung mengetuk pintu, tepat nya Milka yang mengetuk aku masih diam tanpa kata.

Dan suara di dalam sana langsung menjawab 'Ya masuk', seketika aku langsung sadar kembali dari pikiran aneh ku tentang Milka tadi.

Hayohh...coba tebak, gimana sosok calon atasan Fia?? Apa bapak-bapak atau kakek yang udah punya rambut putih..atau malah bisa jadi, pria tampan yang masih muda??

TBC, yaa..nanti baru ketahuan kok.. Hihii

Twinkle of Love (H i a t u s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang