Milka melirik ke arahku tanda bahwa aku harus 'siap'. Pintu itu pun terbuka dan menampakan pria yang menurut ku sudah lumayan berumur, mungkin kepala empat.
" Selamat pagi pak Jean, ini orang yang saya akan kenal kan ke bapak ", kata Milka sambil membukukan sedikit badan nya tanda hormat.
Tak lupa bersamaan aku juga langsung memberi senyum terbaikku kepada Pak Jean untuk memberi kesan pertama yang baik.
" Siang Milka, dan namamu Fiani Adira Fraka ? " tanya calon atasan ku itu.
" Ya benar itu nama saya bapak Jean " kata ku sambil membukukan sedikit badan.
" Baiklah Milka bisa kau biarkan aku untuk bertanya banyak hal, pada sahabat mu ini? " pinta Pak Jean kepada sahabat ku Milka.
Wahh..bahkan beliau tau kalau aku dan Milka bersahabat, pasti Milka sudah sangat dekat dengan Pak Jean. Milka langsung berkata ya, dan menepuk pundak ku sambil menggerakan bibir yang membentuk kata semangattt pada ku. Baiklah sahabat ku, aku akan berusaha sebaik mungkin.
Milka pun telah menutup pintu itu kembali, dan aku langsung dipersilahkan duduk. Pak Jean pun banyak memberi ku pertanyaan, bukan soal pelajaran sewaktu aku kuliah dulu tapi seperti 'mengapa aku tertarik dan ingin bekerja di sini', 'apa saja keahlian yang sudah kudapat dibangku kuliah' dan masih banyak pertanyaan lainnya lagi. Aku merasa bahwa beliau juga cukup humoris, salah jika kalian menganggap bahwa semua atasan atau bos selalu 'menyeramkan'.
Setelah selesai interview atau aku bisa menyebutnya lebih pantas sebuah perbincangan hangat. Hangatt..teh kali yaa. Aku pun langsung diantar oleh Pak Jean ke tempat yang akan menjadi ruangan kerjaku dan kabar baiknya hari ini aku sudah mulai bekerja, senangnya hatiku pasti mama dan Fian juga senang. Tetapi sewaktu aku dan Pak Jean keluar dari ruangannya, aku tak melihat keberadaan Milka 'dia dimana ya?' kata hatiku.
Kami pun menggunakan lift untuk ke lantai 14, setelah sampai aku langsung melihat ruangan kerja yang rapih dan elegan. Aku lihat tempat nya cukup nyaman meja kantor nya diberi aksen pembatas seperti 'bilik warnet', hahaa masa kantor sebagus ini disamain sama warnet. Nuansa dinding dicat dengan warna biru langit tapi agak muda, dan aku juga langsung mendapat tatapan karyawan yang ada disini kearahku. Ada yang tersenyum ada juga yang sepertinya sedikit tidak suka. Ehh dan ternyata ada sahabat ku Milka,
" Siang pak, saya sedang membantu Levin dalam menyelesaikan keuangan bulan ini pak ", ucap Milka yang sedang berdiri di sebelah laki-laki yang bernama, siapa tadi?? Levin.
Laki-laki itu melirik ku sejenak, lalu tersenyum ke arah Pak Jean sambil berkata,
" Aku berusaha yang terbaik, paman ", hahh apa tadi katanya ?? Paman ?? apa dia tidak bisa memanggil Pak Jean dengan sebutan 'Bapak'." Ya..aku akan lihat perkembangan mu Levin ", jawab pria disebelahku ini.
Apa laki-laki ini saudaranya Pak Jean? Kalau benar, pasti mudah untuk nya karna tak usah mencari kerja dengan susah payah seperti ku. Hufftt, kenapa aku tiba-tiba sirik begini.
" Milka bimbing juga Fia untuk hari pertama nya dia bekerja di perusahaan ini ", pinta Pak Jean pada Milka selaku asisten nya.
" Baik pak, tentu saya akan membimbing nya dengan baik ", senyum manis diperlihatkan Milka pada atasan yang sudah sah untukku juga, kayak nikah aja yaa pake 'sah' segala.
" Kalau begitu saya tinggal dulu karna masih bayak urusan juga" sambil tertawa dan pergi meninggalkan kami.
Ketika keadaan sudah aman, aku dan Milka langsung berpelukan seperti teletubbies sambil memperlihatkan gigi kita yang rapih dan putih. Para karyawan yang sedang bekerja langsung melihat ke arah kita berdua, yang sedari tadi masih berpelukan seakan sudah beberapa tahun melepas rindu.
Aku dan Milka tak peduli, pasti mereka berpikir ' ya ampun kedua wanita itu sangat lucu', 'keduanya sangat manis'. Stop!! berpikir seperti itu yang ada aku mendengar jelas, seorang karyawan yang meja nya tak jauh dari kami bicara 'apa-apaan mereka seperti dua bocah yang idiot'. Euhhh aku geram mendengar nya, aku langsung saja melirik siapa sosok itu.
Hahh tertangkap basah dia rupanya, pria berkaca mata dan ada sedikit tahi lalat di dagunya," Hahhh..bilang saja sirik ", balas ku ketus menyindir pria aneh itu.
Milka langsung saja memencet hidung ku dengan pelan,
" Sttt..ihh ga boleh bilang gitu dong!! hehehe ", kata Milka segera meminta maaf pada karyawan yang ada di ruangan ini.
Milka kenapa juga harus minta maaf, pandangan ku pindah pada laki-laki yang dekat dengan kami berdua. Ya, dia Levin kan tadi nama nya? Ya benar. Dia terlihat menahan tawa sambil geleng-geleng, tapi tetap fokus dengan pekerjaan nya itu.
" Ouhh yaa aku lupa tidak mengenalkan nya padamu, Levin ini Fiani Adira sahabatku..jadi jangan anggap kita tadi aneh yaa, maklum kami senang karna ini pertama kalinya kita satu perusahaan ", jelas Milka panjang lebar.
Dia pun langsung berdiri dan memperkenalkan diri langsung melihat ke arah mata ku, "
" Levin Parsha, saya harap kita bisa saling membantu demi kemajuan FransCompany ", ucap nya sambil memberikan uluran tangan.
" Panggil saja aku Fia, ya tentu aku juga harap kita bisa saling bekerja sama ", jawab ku dengan yakin dan memberikan uluran tangan ku juga.
Aku merasakan tangan nya yang hangat. Padahal di ruangan ini suhu AC lumayan dingin, pasti dia merasakan tangan ku yang sedingin es. Aku bisa melihat dari ujung penglihatan ku, sekarang Milka tengah senyum-senyum melihat ku dengan laki-laki ini ? Entah apa maksud senyum nya itu.
Wahh..Levin Parsha udah muncul nihh, pasti kalian penasaran kan akan sosok Levin ?? Hahahh
Baca terus yaa kelanjutannya.. Ok!!Ouhh ya..author minta komen nya juga dong, biar tau perasaan kalian mengenai cerita ini :) Makasih
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Twinkle of Love (H i a t u s)
Romance[Penulisan cerita ini ditunda dulu] "Kehidupanku seperti diberikan sinar dalam kegelapan malam, bagai Sang Bintang yang tak malu menimbulkan kelap-kelip di setiap malamnya." - Fiani Adira Fraka - "Kehidupanku lebih berarti semenjak aku mengenalmu. K...