Twinkle of Love - Part 10

43 34 33
                                    

"Mungkinkah, kau Sang Bintang tersebut ?"

- Fiani Adira -

°°°

Pagi ini, aku kembali bangun dari tidur nyenyakku semalam. Tak terasa sudah masuk hari ke-2 minggu, aku bekerja di FransCompany.

Aku senang akan hal itu, dan juga karena aku akan mendapatkan gaji pertamaku bekerja di sana. Ya, di tempatku bekerja semua karyawan bagian keuangan akan mendapatkan gaji setiap 2 minggu sekali. Aku sudah tak sabar untuk pergi ke kantor.

Segera aku mempercepat aktivitas siap-siapku. Tak lupa aku menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu bersama Mama dan Fian.
Setelah selesai, aku pun pamit ke Mama dan Fian yang juga sudah rapi dan cakep dengan seragam sekolahnya. Adikku sekarang sudah mulai mandiri sekali, setiap aku menawarinya untuk pergi bersama. Fian selalu menolak, dengan alasan dia ingin belajar lebih mandiri tidak mau merepotkan aku.

Segera aku menghampiri mobilku yang sudah ku keluarkan dari garasi.
Ketika aku baru akan menempatkan bokong indahku ke kursi jok mobil, tiba-tiba ada suara klakson motor yang cukup keras. Seperti sedang memberi peringatan.

Aku mendongak dan menatap ke depan, dan jelas yang kulihat adalah sosok laki-laki memakai helm.
Tapi tunggu dulu, sepertinya aku mengenal motor itu.

"Levin ?" kataku sambil mengucek mata sebelah kanan, untuk meyakini bahwa yang ku lihat adalah benar.

Laki-laki itu membuka helmnya, dan menampakkan sosok tampan dari seorang yang bernama Levin.

"Assalamu'alaikum, Fia." kata lelaki yang ada di depan mata Fia dengan melambaikan satu tangannya.

"Wa--wa'alaikumsalam. Levin! Kamu kok bisa ke rumahku ?"

"Tuh, kan. Tuan Putri pasti udah lupa. Waktu itu kan aku pernah anterin Fia pulang, ya walau sampe gerbang kompleks. Dan kenapa aku bisa sampai sini, itu berkat pak satpam yang jaga di depan yang ngasih tahu." jelasnya panjang lebar dengan senyum yang tercetak di bibir sexy-nya.

Ih, apaan sih Fia. Jangan ngawur, masih pagi nih.

"Kamu niat kesini, buat jemput Fia ?" jawabku yang masih berdiri melongo.

"Hah, nggak juga sih. Aku kesini mau jemput penumpang yang tadi order ke aku buat minta jemput." jawab Levin santai.

"Ahh, masa kamu ngojek sih. Pagi-pagi udah ngelucu aja deh, Levin. Ada-ada aja." kataku sambil memegangi perut, karena tertawa dengan ucapan konyol Levin.

"Aku serius Fi, aku rela ngojek buat antar Tuan Putri yang namanya Fiani Adira buat sampai di kantor."

Aku mengangkat alisku sebelah, dan semakin tertawa.

"Serius Fia!" kata Levin yang entah sejak kapan sudah turun dari motornya dan sekarang ada dihadapanku.

Aku langsung berhenti tertawa karena jarak Levin yang sangat dekat denganku. Sampai aku bisa merasakan wangi mint dari napas Levin.

"Percaya kan, kalau aku serius." kata Levin, sambil menatap mataku lembut dengan kedua tangannya yang memegang pipi chubby milikku.

Twinkle of Love (H i a t u s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang