Enem

5.3K 526 18
                                    


Lisa bergegas menuju lapangan basket bersama ke tiga temannya yang mengikutinya dari belakang. Suara penonton di pinggir lapangan menyuarakan suasana pertandingan saat itu. Terlihat Sunwoo sudah bersama Jungkook di tengah lapangan . Mau tak mau Lisa harus menghentikan mereka dan membatalkan pertandingan itu. Mengingat memang Jungkook tipe cowok yang mudah darah tinggi.

"Eh stop stop! Apaan lagi ini? Jungkook lo ngapain sih nantangin kak Sunwoo segala. Udahlah, nggak usah kek gini. Malu-maluin tau nggak." Lisa menarik tangan Jungkook untuk pergi dari lapangan.

Lisa membawa Jungkook ke belakang sekolah untuk membicarakan semua.

"Tadi itu apaan? Kenapa coba nantangin kak Sunwoo? Emang dia salah apaan?" Lisa mengintrogasi Jungkook saking kesalnya.

"Ya salah dia ngapain deket-deket lo? Sok-sokan minta ID Line lagi. Lo juga ngapain ngasih ID Line lo ke dia?"

"Deket-deket? Ketemu juga barusan. Gimana sama lo yang nempel terus sama cewek itu? Apa gue marah begitu liat lo jalan sama cewek itu sampe nggak inget sama gue? Gue pernah larang lo deket sama cewek? Pernah? Nggak kan? Tapi kenapa lo bisa semarah ini sama kak Sunwoo yang cuma ngobrol nggak ada sejam sama gue? Gue nggak ngerti lagi sama jalan pikiran lo, Kook. Gue capek." Lisa mengusap wajahnya.

Jungkook terdiam. jungkook tak bisa berkutik kali ini. Lisa sudah mengutarakan semua yang telah terpendam di unek-uneknya.

"Diem kan lo? Udahlah, gue nggak akan ganggu waktu lo sama itu cewek. Enjoy ya." Lisa menepuk pundak Jungkook pelan lalu pergi meninggalkan Jungkook di Taman itu.
Lisa mencoba untuk menahan air matanya karna dia tau beberapa siswa siswi sedang memperhatikan Lisa. Kesal? Ya bahkan Lisa harus seperti ini setiap hari jika dia masih ingin mempertahankan Jungkook. Lisa harus memakan hati setiap kali menerima kelakuan Jungkook yang agresif dan over protektif. Bukankah seharusnya Lisa dinobatkan sebagai cewek tersabar sepanjang tahun 2K17?

Lisa memutuskan untuk kembali ke kelas dan berhibernasi lagi. Sedikit meredakan emosinya, Lisa membaca buku-buku kimia, fisika, dan matematika. Memang kebiasaan Lisa jika sedang kesal, Lisa lebih memilih untuk mengerjakan soal-soal kimia, fisika, dan matematika.

Teman-temannya memandang Lisa heran. Dia mengerjakan soal-soal dengan kekesalan di wajahnya.

"Lo ngerjain semua soal itu? Nggak puyeng kepala lo? Soal kek gitu sih udah gue rebus trus gue jadiin bubur." Minggu tertawa dengan kerasnya namun hanya direspon dengan tatapan tajam oleh Lisa.

"Serius amat sih lo. Canda gue. Ngakak kek jan sepaneng gitu. Udah deh, Jungkook nggak usah dipikirin. Itu orang gitu amat ya sifatnya. Lo juga kenapa betah sih sama Jungkook? Heran gue."

"Diem deh!! Sono nggak usah ganggu!!"

"Yaelah galak banget. Iya iya nggak gue ganggu." Mingyu pergi ninggalin Lisa yang masih sibuk mengerjakan semua soal-soal mematikan itu.

Pulang sekolah tiba. Lisa bergegas pulang sebelum Jungkook mengajaknya pulang. Bahkan setelah kejadian tadi Jungkook enggan meminta maaf sama Lisa. Jungkook memang enggan meminta maaf dulu sama orang karna memang dia tipe cowok keras kepala.

"Lis, mau pulang bareng gue nggak?" Mingyu menghampiri Lisa yang tengah berdiri di pintu kelas.

"Eh nggak! Pulang bareng gue aja, Lis." Bambam menambahkan.

"Apaan sih lo curut! Lisa maunya sama gue." Yugyeom menatap Lisa dengan alisnya yang naik turun lagi senam.

"Curut-curut. Eh kampret! Lo benerin dulu noh muka lo." Bambam mengumpat kesal.

"Emang kenapa muka gue?"

"Mirip si Bobby." Bambam tertawa terbahak-bahak diikuti Mingyu.

"Si tukang boker di celana itu? Ogah gue disamain sama dia. Najis." Yugyeom menggedik ngeri.

Always You~ [LIZKOOK STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang